Beramal Tiada Putus Melalui Dana Abadi
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta WulandariPara pemegang polis Program Dana Abadi, Program and Product Development Prudential, dan staf Departemen Sekretariat Yayasan Buddha Tzu Chi bersama Liu Su Mei (tengah) usai menandatangai Polis Dana Abadi Donatur Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
“Saya sama sekali tidak merasa rugi karena apabila saya sudah tiada (meninggal -red), saya masih bisa berdonasi untuk Tzu Chi. Bahkan kebaikannya bisa berlipat karena Program Dana Abadi ini,” kata Hok Lay, relawan Tzu Chi yang mengikuti Program Dana Abadi.
Salah satu perusahaan asuransi di Indonesia, Prudential membuat satu program bernama Program Dana Abadi. Juli Ranti, Head Program and Product Development menjelaskan bahwa program ini pada dasarnya adalah program penggalanggan dana untuk jangka waktu yang lama. Yang mana pemegang polis akan menanggungkan sejumlah dana dan nanti ketika telah meninggal dana itu akan didonasikan kepada Tzu Chi. “Perbulan kita setor dan akan ada waktunya uang yang dipertanggungkan itu akan didonasikan ke Tzu Chi, yakni ketika pemegang polis ini sudah tiada,” jelas Juli, “jumlah uang yang dipertanggungkan itu beribu kali lipat sehingga bisa membantu lebih banyak orang.”
Tzu Chi menjadi yayasan yang dipilih oleh Prudential karena menurut mereka Tzu Chi merupakan yayasan yang kredibel dan terpercaya, membantu tanpa memandang SARA (Suku, Agama, Ras) dan tanpa membedakan. “Jadi di program ini, para pemegang polis bisa memilih kemana donasi mereka akan diberikan di Tzu Chi, misi amal, pendidikan, pembangunan, atau sustainability yayasan,” tambah Cenni, Program and Product Development.
Dimulai sejak Desember 2017, Program Dana Abadi ini telah masuk dalam batch ke-3 kemarin, 8 Juli 2019. Penandatanganan polisnya dilakukan di ruang meeting lantai 6, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara. Dari keseluruhan 3 batch, sudah ada 13 orang yang ikut dalam Program Dana Abadi. Satu di antara mereka adalah Lo Hok lay. Walaupun asuransi biasa digunakan untuk memproteksi diri, menjamin biaya pendidikan, atau lainnya secara pribadi, mengikuti Dana Abadi ini Hok Lay mengaku tidak merugi. Pasalnya ia telah belajar banyak dari Tzu Chi.
Meidiana, relawan Tzu Chi yang ikut dalam program ini yakin jika Dana Abadi akan memberikan manfaat yang besar bagi Tzu Chi maupun penerima bantuan.
“Hal pertama yang Master Cheng Yen ajarkan kepada kita adalah berdana. Berdana itu bisa banyak hal yang kita rasakan: melepas, berbagi cinta kasih, welas asih. Dari satu perbuatan berdana kita bisa mengalami berbagai perasaan yang mendatangkan kebahagiaan dalam artian bahwa saya bermanfaat,” kata Hok Lay yang telah bergabung dalam batch 2, September 2018 lalu.
Bagi Hok Lay, membuat sesuatu yang berarti bukan hanya bisa dilakukan ketika hidup, namun pada saat manusia menghadapi kematian mereka juga masih bisa meninggalkan manfaat. “Seperti Silent Mentor di Taiwan yang menyumbangkan tubuh mereka untuk penelitian dalam bidang kedokteran. Di Indonesia belum ada seperti itu, jadi saya lebih dulu ikut Program Dana Abadi ini,” paparnya.
Meidiana, relawan Tzu Chi yang ikut dalam batch 3 program ini pun yakin bahwa Dana Abadi akan memberikan manfaat yang besar bagi Tzu Chi maupun penerima bantuan. “Kalau untuk keluarga, saya yakin pasti sudah membawa berkah masing-masing. Mendapat kesempatan seperti ini, ya selagi saya bisa menyumbangkan sedikit rezeki untuk orang lain, kenapa enggak,” ucapnya pasti.
Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng juga beralasan serupa. Dalam Program Dana Abadi, ia mengalokasikan 50 : 50 untuk misi amal dan pendidikan. “Sebenarnya pertama kali saya mendapat penjelasan ini, belum ada alokasi untuk misi pendidikan. Kebetulan saya ada di misi pendidikan dan saya mengetahui misi pendidikan butuh dana yang cukup banyak. Saya akhirnya minta untuk ada alokasi di misi pendidikan,” jelasnya.
Freddy Ong, Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng menandatangani polis dana abadi. Ia mengalokasikan 50 : 50 dana abadinya untuk misi amal dan pendidikan.
Baik Hok Lay, Meidiana, dan Freddy tentu mempunyai harapan yang sama untuk berbagi dan memberikan manfaat kepada lebih banyak orang.
Sementara itu, Suriadi Huang, Kepala Sekertariat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia berterima kasih dan mengapresiasi para donatur yang dengan niat tulusnya turut ikut dalam Program Dana Abadi. “Atas nama pimpinan yayasan, kami mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas dukungan dan kepercayaan kepada Tzu Chi. Tentu diharapkan Tzu Chi hadir bukan hanya saat ini tapi berkat dukungan dari teman-teman, Shixiong-Shijie semua kita bisa terus berkontribusi bagi masyarakat,” ungkapnya.
Juli dan Cenni pun turut bersukacita karena antusias dari orang umum dan relawan yang ikut dalam Program Dana Abadi. “Mereka bisa melihat peluang yang besar dalam membantu sesama,” kata Juli. Ia mencontohkan apabila seorang pemegang polis berdonasi di misi pendidikan dan dialokasikan ke sekolah maka amalannya sangat panjang dan lama sekali. Dari satu sekolah, begitu sekolah dibangun ilmu tiada putus. Atau rumah sakit, pasti kesehatan tiada putus.
“Ada beberapa amal yang tidak putus pahalanya. Itu membuka mindset kita semua untuk bisa kontribusi dengan sumbangsih kecil,” kata Cenni.
Editor: Hadi Pranoto