Beras Cinta Kasih Tiba di Indonesia

Jurnalis : Anand, Fotografer : Anand
 
 

fotoRelawan Tzu Chi melepas keberangkatan truk-truk kontainer yang membawa beras cinta kasih untuk didistribusikan ke Kota Singkawang dan Makasar melalui Pelabuhan Sunda Kelapa. .

Sebanyak 5 orang relawan Tzu Chi sedang menunggu di pintu keluar Jakarta International Countainer Priuk Jakarta Utara. Truk-truk kontainer besar itu mengangkut berbagai barang yang datang dari luar negeri. Salah satunya beras Cinta Kasih Tzu Chi yang dikirim dari kampung halaman Yayasan Buddha Tzu Chi Taiwan.

 

 

 

Alwin, relawan yang mendapat berkah menjadi koordinator kepengurusan administrasi kedatangan beras Cinta Kasih ini tengah sibuk berbincang dengan petugas pelabuhan. Sementara itu Adi Prasetio, Le Sarpin, dan beberapa relawan lainnya tengah menyiapkan spanduk besar untuk dipasang di badan kontainer yang berjumlah 8 buah.

Alwin mengatakan pembagian beras ini serentak diberikan pada tanggal 6 dan 7 Agustus 2011, sedangkan pembagian kupon beras diberikan pada tanggal 30 dan 31 Juli 2011. Selanjutnya tahap kedua beras akan datang pada bulan September, Oktober, dan November 2011. Masing-masing setiap bulannya datang 1.000 ton.

 

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan tengah memasang spanduk di setiap badan kontainer yang membawa beras-beras Cinta Kasih Tzu Chi yang akan di bagikan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. (kiri)
  • Para relawan Tzu Chi bersiap untuk mengawal perjalanan beras dari pelabuhan Tanjung Priuk ke gudang Bina Sinar Amity (BSA) di Cilincing. (kanan)

“Ini adalah kedatangan beras Cinta Kasih Tzu Chi tahap pertama di tahun 2011, semuanya sebanyak 2.000 ton dari 5.000  ton yang dikirim dari Taiwan,” ungkap Alwin. Rencananya beras sebanyak 1.000 ton ini akan didistribusikan di wilayah Jakarta dan sekitarnya, seperti daerah Cilincing, Penggilingan, Cengkareng Timur, Kapuk Muara, Pejagalan, Pademangan, Tangerang, Pesantren Nurul Iman Parung, dan sebanyak 80 ton langsung dikirim ke Kota Singkawang, Kalimantan Barat dan 40 ton ke Kota Makassar melalui Pelabuhan Sunda Kelapa.          

Adi Prasetio mengatakan pembagian beras di Singkawang ini tujuannya untuk meringankan beban masyarakat kurang mampu di kota Singkawang. Ini adalah pembagian beras yang ketiga kalinya sejak tahun 2002 yang lalu di Indonesia. Dalam pembagian beras ini relawan Tzu Chi berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, dan data-data keluarga yang kurang mampu diperoleh dari lurah masing-masing wilayah.

foto  foto

Keterangan :

  • Kontainer beras dipindahkan ke gudang BSA dengan menggunakan alat berat untuk selanjutnya didistribusikan ke 10 titik wilayah Jakarta dan sekitarnya. (kiri)
  • Tumpukan-tumpukan kontainer beras yang datang dari Taiwan ini berjumlah 2.000 ton yang akan didistribusikan kepada warga kurang mampu di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. (kanan)

Selanjutnya data keluarga miskin yang tidak mampu ini akan disurvei langsung oleh relawan Tzu Chi saat membagikan kupon dari rumah ke rumah. Ketika relawan datang ke rumah-rumah itulah akan terlihat apakah keluarga tersebut layak untuk dibagikan beras atau justru ada yang perlu dibantu lagi selain beras.

Pembagian beras cinta kasih ini dilakukan Tzu Chi untuk menyebarkan Cinta Kasih terhadap sesama. Beras yang dibagikan akan habis dalam beberapa hari, namun cinta kasih dan perhatian relawan Tzu Chi saat pembagian beras itu yang akan dikenang selalu oleh penerima beras. Budaya humanis Tzu Chi akan dijalankan dalam pembagian beras ini. Beras cinta kasih ini dibagikan dengan penuh rasa hormat dan penuh cinta kasih dari para relawan.

  
 
 

Artikel Terkait

Semangat Menyambut Kenaikan Kelas

Semangat Menyambut Kenaikan Kelas

17 Juli 2017

Pertemuan bulanan anak asuh kali ini bertema Menyelenggarakan Kenaikan Kelas Bersama. Anak asuh mendapatkan beragam materi yang diharapkan dapat menambah semangat mereka dalam menyambut kenaikan kelas.  

Mengubah Rasa Bersyukur Menjadi Berkah

Mengubah Rasa Bersyukur Menjadi Berkah

07 Juli 2022

Sebanyak 60 penerima bantuan hadir dalam Gathering Gan En Hu yang diadakan oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Barat 1, Minggu 3 Juli 2022.

Lim Lay Nio (Bagian 1)

Lim Lay Nio (Bagian 1)

30 Juli 2009 Jakarta pada tahun 60-an masihlah lengang. Rumah-rumah masih terlihat berjauhan, lebih-lebih jalanannya sepi oleh lalu-lalang kendaraan. Transportasi yang paling banyak waktu itu adalah becak. Becak menjadi transportasi andalan masyarakat Jakarta kala itu. Daerah Glodok sampai Jembatan Dua juga belum terlalu ramai.
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -