Beras Cinta Kasih untuk Pekanbaru

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Elvana, Adi, Hansen (Tzu Chi Pekanbaru)

fotoRelawan memperlakukan penerima beras cinta kasih dengan penuh kehangatan seperti keluarga sendiri.

Pagi telah menjelang petang, awan yang masih terang sekejap berubah menjadi gelap. Tidak lama, air di langit pun jatuh memberkahi Bumi Lancang Kuning. Namun, selalu ada keajaiban kecil di dunia Tzu Chi. Alam seolah sangat bersahabat saat insan akan menapakkan kakinya di rumah Tzu Chi, hujan pun berhenti. Satu demi satu Bodhisatwa tiba di rumah Tzu Chi dan langsung disambut oleh Herman Shixiong.

Para Bodhisatwa terus berdatangan, ibarat hujan yang memberkahi bumi, tangan-tangan mereka diturunkan untuk memberkahi kegiatan Tzu Chi.

Mereka datang lebih awal untuk mendapatkan pemahaman mengenai kisah Tzu Chi dan pengarahan  tentang tata cara pembagian beras cinta kasih. Karena hampir semua yang hadir adalah Bodhisatwa baru yang belum pernah ataupun baru sekali-sekali turut berkontribusi dalam kegiatan Tzu Chi. Dengan adanya wajah-wajah baru, semakin meningkatkan semangat baru bagi relawan yang senior. "Beras adalah sarana bagi kita untuk bisa bersentuhan langsung dengan saudara kita yang kurang beruntung dan dengan melihat kehidupan mereka akan membuat kita belajar bersyukur akan kehidupan yang kita miliki. Semoga langkah kaki pertama ini dapat menjadi langkah awal dan tentu saja akan diikuti dengan langkah berikutnya bagi Shixiong-Shijie untuk dapat bersama sama dengan insan Tzu Chi lainnya berbagi kasih dengan prinsip cinta kasih universal kepada semua lapisan masyarakat, “ ucap TiShe Shijie di saat memaparkan kisah Tzu Chi.

Malam telah berganti hari, setelah melalui beberapa proses antara lain survei, pembagian kupon, pengurusan pengiriman beras hingga tiba di Pekanbaru, dan juga penempatan beras cinta kasih pada titik-titik yang telah ditentukan, akhirnya tibalah saat yang berbahagia. Saat matahari terbit di sekitar pukul 7 minggu pagi, Bodhisatwa-Bodhisatwa mulai berdatangan kembali di rumah Tzu Chi. Terpancar wajah pagi yang segar untuk memulai hari dengan melakukan kebajikan. Para Bodhisatwa ini dibagi dalam 4 titik besar sesuai yang telah direncanakan. Titik pertama berada di Jalan Nelayan SD 0034 untuk 633 keluarga. Titik kedua di Jalan Tirtonadi di kediaman RW06 untuk 578 Kepala Keluarga. Titik ketiga pada area Kelurahan Sri Meranti-Rumbai untuk 574 keluarga, dan yang terakhir adalah titik keempat yang berada di Okura Kelurahan Tebing Tinggi untuk 373 keluarga, sehingga untuk hari ini jumlah beras cinta kasih yang akan disebarkan sebanyak 2.158 keluarga. Setelah pembagian kelompok selesai, para Bodhisatwa siap sedia untuk segera meluncur ke lokasi pembagian beras cinta kasih.

Aku berada di titik ketiga, Kelurahan Sri Meranti, Rumbai. Tampaknya pembagian beras cinta kasih tahun ini selalu ditemani oleh berkah air dari langit. Mulai dari saat pembagian kupon, dan juga hari ini. Walaupun masih pagi, namun cuaca sudah tampak mendung. Dengan adanya gotong royong dari warga setempat, acara pembagian beras siap dilakukan. Namun, sembari menunggu cucuran air berhenti, warga yang telah tiba dihibur dengan peragaan isyarat tangan yang ditampilkan oleh Huo Ban Men (anak- anak Kelas Budi Pekerti) dan Xiao Phu Sha (Bodhisatwa Cilik). Walaupun hujan, saudara-saudara kita tampak tenang dan senang menikmati penampilan dari Bodhisatwa-Bodhisatwa cilik Tzu Chi.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum pembagian beras berlangsung, relawan melakukan briefing agar pembagian dapat berlangsung lancar.(kiri)
  • Sebanyak 291 relawan dibagi ke dalam 4 kelompok besar untuk membagikan beras di 4 wilayah yang sudah ditentukan.(kanan)

Pembagian Beras Cinta Kasih
Haji Amison selaku tokoh masyarakat yang telah pensiun, memilih melewati hari-hari dengan berbuat banyak kebaikan untuk daerahnya. Beliau baru beberapa bulan mengenal Tzu Chi dari rekan sekerjanya. Ia sangat mendukung kegiatan Tzu Chi di daerah ini, dimana sebagian besar masyarakat berada dalam kondisi kurang mampu. Beliau juga sangat menyetujui cara kerja Tzu Chi yang selalu melakukan survei terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan. Hal ini tentu menjadikan bantuan yang diberikan tepat pada sasarannya. Ia pun selalu siap sedia untuk berkontribusi bagi Tzu Chi walaupun kegiatannya bukan untuk kepentingan daerah setempat. “Jika kita percaya kepada Tuhan, kita harus percaya bahwa manusia diciptakan berbeda-beda. Perbedaan bukan untuk ditentang, tetapi untuk dirangkul. Perbedaan adalah suatu rahmat jika kita dapat mengayominya dengan baik. Kami memang berasal dari keluarga kurang mampu. Oleh sebab itu bantuan ini dirasakan sungguh bermanfaat,“ ungkap Haji Amison dalam sambutannya.

Pada pembagian beras cinta kasih ini, Ketua Tzu Chi Pekanbaru Hong Thay Shixiong memohon izin kepada saudara-saudari penerima beras cinta kasih untuk bersama-sama membacakan surat dari Master Cheng Yen yang juga tercetak di halaman belakang kertas kupon, karena setiap saat, setiap detik harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sambil menunggu hujan reda, kesempatan ini dipergunakan untuk sharing dan berbagi infomasi kepada masyarakat tentang sejarah Tzu Chi beserta visi misinya. Tuhan seperti mendengar doa umatnya, hujan pun reda pada saatnya sehingga kegiatan pembagian beras cinta kasih dapat dilaksanakan.

Beras kemudian dibagikan secara teratur dan terarah. Para relawan serta penerima beras cinta kasih  sama-sama menunggu gilirannya. Penerima bantuan menunggu giliran menerima beras cinta kasih dan para relawan menunggu giliran untuk bersiap siaga membimbing dan membantu warga membawakan beras tersebut.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap relawan bahu-membahu dan saling bekerja sama untuk mempersiapkan pembagian beras.(kiri)
  • Beras ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa.(kanan)

Membuat diri sendiri bermanfaat bagi orang lain merupakan suatu kebahagiaan bagi semua relawan. Hal inilah yang dirasakan oleh Hansen, ia baru pertama kalinya mengikuti kegiatan Tzu Chi saat liburan kuliahnya di Inggris bersama temannya Calvin dan Hendra untuk mengisi waktu senggang dengan hal yang lebih berarti. Tekad baik tidak hanya melalui ucapan saja, namun juga dibuktikan dengan tindakan nyata, begitu pula dengan Andri Handoko Shixiong, selain membantu pengangkutan beras dari Medan ke Pekanbaru secara cuma-cuma, ia juga terjun langsung ke lapangan untuk bersentuhan langsung dengan warga penerima bantuan.

Awan nan baik juga memberikan berkahnya di titik Tirtonadi dan Jalan Nelayan SD 0034. Beras cinta kasih sudah mulai dibagikan hingga hujan pun mulai turun. Namun, hal ini tidak menyurutkan tekad  semua relawan. Mereka tetap membagikan beras di tengah-tengah padang hujan. “Pada kesempatan ini, kita pun sungguh berterima kasih kepada relawan baru yang telah berkontribusi cukup besar melakukan pekerjaannya masing-masing seperti libero-libero yang begitu bersemangat menemani para penerima dan membantu menggangkat sampai sedekat mungkin di rumah mereka.“ Inilah perasaan yang diungkapkan oleh Benny Halim Shixiong (Wakil Koordinator kegiatan pembagian beras cinta kasih).

Sementara itu, di Daerah Okura Kelurahan Tebing Tinggi yang letaknya cukup jauh dari Kota Pekanbaru. Pembagian beras cinta kasih diambil alih oleh tim relawan yang dibilang cukup handal. Mereka adalah tim yang keanggotaannya berlatar belakang olahragawan dan relawan senior. Salah satunya Harry Suwandi Shixiong yang bersama pendamping hidupnya Kho Wie Fen Shijie. Gelora kebajikan mereka sudah sangat terlihat ketika pembagian kupon beras. Sebagai salah satu anggota club olahraga heze (mendaki dengan berjalan kaki-red), mereka juga mengajak anggota club yang lain. Bukanlah mengajak melalui sambungan telepon, namun mereka langsung mendatangi teman-teman tersebut satu per satu.

Ketika pembagian kupon beras, mereka menikmati aktivitas yang mereka lakukan, hingga aktivitas pembagian kupon beras tersebut dilaksanakan hingga pukul 10 malam. Begitu juga pada hari  pembagian beras cinta kasih, koordinasi dan kerjasama mereka sungguh mengagumkan. Harry Suwandi Shixiong beserta istrinya merasakan kebahagiaan yang luar biasa ketika berkontribusi dalam kegiatan ini. “Ketika survei, kami sudah merasa sangat bersyukur. Ketika kami membandingkan keadaan kami dengan mereka, rasanya kami sungguh beruntung. Ke depannya, kami ingin membagi waktu untuk berkontribusi lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Hampir 60 persen kita bekerja mencari nafkah. Jadi apa salahnya jika kita memanfaatkan hidup yang sudah tidak lagi muda ini untuk berbuat sosial,“ ungkap Harry. Ada seorang penerima beras yang berlinang air mata ketika menerima beras cinta kasih. Hal ini memunculkan rasa keterharuan di dalam hati Harry Shixiong.

Seperti harapan Master Cheng Yen, beras cinta kasih ini telah diterima dengan baik oleh mereka yang membutuhkan. Para relawan bersatu hati, dengan keramahtamahan, saling bergotong royong dan bahu- membahu untuk menunaikan amanat dengan baik. Pancaran welas asih-Mu dan cinta kasih relawan Tzu Chi telah menjadi pelita batin di setiap sudut yang gelap. Beras ini akan habis pada saatnya, namun cinta kasih dan rasa syukur yang terkandung di dalamnya akan berlangsung sepanjang masa. Semoga Tzu Chi Pekanbaru dapat terus saling memberi perhatian, menghilangkan penderitaan di antara sesama, dan menjalin jodoh baik yang lebih luas lagi, hingga tercipta dunia yang aman dan tentram, serta dunia yang dipenuhi dengan cinta kasih dan harapan.


Artikel Terkait

PAT 2019: Mengakar di Jalan Bodhisatwa

PAT 2019: Mengakar di Jalan Bodhisatwa

21 Januari 2020

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019, sesi 2 di Kota Batam dihadiri oleh sebanyak 1.004 peserta terdiri dari orang tua murid Kelas Budi Pekerti dan penerima bantuan Tzu Chi. Selain menyaksikan kilas balik Tzu Chi dan petunjukan yang dibawakan oleh relawan, pemberkahan kali ini juga mengundang penerima bantuan untuk berbagi kisah mereka.

Mendalami Makna di balik Sebuah Poster

Mendalami Makna di balik Sebuah Poster

02 Mei 2013 Exibition Hall adalah ruangan dimana 4 misi dan 8 jejak yang telah dilakukan oleh relawan Tzu Chi Indonesia dan di dokumentasikan oleh relawan Zhen San Mei (3 in 1) yang kemudian dibuat menjadi poster.
Keharmonisan Antar Agama

Keharmonisan Antar Agama

05 April 2013 Para santri dari pondok pesantren juga turut bersumbangsih dalam kegiatan yang dilakukan Tzu Chi, seperti bakti sosial kesehatan maupun kegiatan lainnya. Selain sharing dengan para relawan, siswa-siswi Pesantren juga bersama-sama memperagakan bahasa isyarat tangan lagu-lagu Tzu Chi setelah mereka selesai makan siang.
Tanamkan rasa syukur pada anak-anak sejak kecil, setelah dewasa ia akan tahu bersumbangsih bagi masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -