Beras Cinta Kasih Untuk Warga Rusun Cinta Kasih
Jurnalis : Indri Hendarmin(He Qi Utara), Fotografer : Erli, Feranika Husodo (Tzu Chi Utara), Wati (He Qi Pusat) |
| ||
Pelaksanaan pembagian beras ini dilaksanakan di Aula Rusun yang terletak persis di depan dan tengah-tengah rusun sehingga sangat memudahkan warga karena mereka tidak perlu menggunakan sarana transportasi untuk dapat mengambil beras. Begitu mereka hadir, kami mempersilakan mereka duduk dengan rapi ditempat yang telah disediakan untuk mereka. Acara pagi itu dimulai dengan memperkenalkan Yayasan Buddha Tzu Chi kepada warga, dilanjutkan dengan memperkenalkan program SMAT (Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi). Kepada semua warga kami bagikan celengan bambu, kami ingin warga setempat juga menciptakan berkah dengan berbuat kebajikan melalui celengan bambu. “Jangan lupa ya Bapak-bapak, Ibu-Ibu. Tiga bulan lagi kita akan bersama-sama membuka celengannya,” ujar Vivi shijie yang tampil sebagai pembawa acara saat itu. Pejabat setempat juga turut mendukung program SMAT. Saat memberikan sambutan, pejabat setempat mengajak warga untuk bersama-sama berbuat kebajikan dengan menunjukkan bahwa ia juga menerima celengan bambu. Kemudian mengajak warga bersama mengangkat celengan sebagai simbol untuk bersama-sama berbuat kebajikan. Yang pasti tak akan pernah tertinggal adalah selalu adanya penampilan isyarat tangan sebagai ciri khas Tzu Chi yaitu lagu Satu Keluarga. Keterangan :
Semangat Bersumbangsih Selain relawan dari He Qi Utara komunitas Hu Ai PIK, hadir juga empat guru dari Tzu Chi School PIK yang turut membantu kegiatan ini. Salah satunya adalah Chen Ya Ru Shijie yang berasal dari Taiwan. Saat di Taiwan ia masih berstatus Tzu Ching. Mereka atas inisiatif sendiri datang membantu di kegiatan beras ini. Mereka sangat senang dan biasanya suka turut hadir membantu di baksos-baksos. Menurut Chen Ya Ru Shijie, jumlah guru yang hadir biasanya bisa lebih dari sepuluh orang, tapi karena di saat yang sama juga ada pembagian beras di lokasi lain sehingga mereka terbagi di dua lokasi. “Sangat senang dapat membantu hari ini. Di Indonesia saya melihat kondisi yang berbeda dari Taiwan, saya melihat kondisi rumah warga yang kurang bagus jauh berbeda dengan Taiwan. Mengikuti baksos-baksos seperti ini, kami banyak melihat dan belajar, dan merasa mengikuti kegiatan seperti ini sangat pantas kami lakukan dan sangat bermanfaat,” kata Chen Ya Ru Shijie kepada kami. Sebelum prosesi pembagian beras dimulai, Adenan Shixiongsebagai perwakilan dari Tzu Chi menyampaikan pesan cinta kasih dari Master Cheng Yenyang berisi bahwa beras cinta kasih yang dibagikan akan habis tetapi cinta kasih yang ada di dalam beras tersebut tidak akan habis. Kemudian tibalah acara prosesi pembagian beras. Pembagian beras berlangsung dengan sangat lancar dan tertib. Semua warga dengan sabar menanti giliran. Mereka tidak berdesak-desakan saat antri, karena relawan sudah menghimbau mereka untuk tertib karena beras yang dibagikan sudah sesuai dengan data sehingga setiap karung beras akan sampai ke tangan mereka masing-masing sehingga tidak perlu khawatir tidak mendapatkan. Warga juga bersama-sama membantu kami merapikan bangku di aula yang mereka pakai untuk duduk sehingga tak terasa acara berakhir dengan cepat, sekitar jam sepuluh prosesi pembagian beras telah usai. Gan en. | |||
Artikel Terkait
Berbagi Kebahagiaan Tahun Baru Imlek
18 Maret 2015 Bodhisatwa cilik, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan berkesempatan untuk berbagi kegembiraan di Panti Jompo Taman Bodhi Asri Binjai dalam rangka tahun baru Imlek.
Mempraktikkan “5 Râ€
16 September 2011 Ada suasana yang berbeda pada minggu ini, alunan lagu-lagu Tzu Chi berkumandang indah menemani para relawan selama melakukan kegiatan. Hal yang baru ini mengundang banyak komentar positif dari para relawan daur ulang, salah satunya Amel Shijie yang beberapa waktu lalu pulang ke kampung halaman batin insan Tzu Chi di Hualien, Taiwan.
Bantuan Bencana di Taiwan Tenggara Setelah Topan Nepartak
19 Juli 2016Lebih dari 100 relawan Tzu Chi telah memulai pekerjaan bantuan di Tenggara Taiwan yang hancur karena topan. Topan Nepartak melanda Taiwan pada 7 Juli 2016 malam disertai angin kencang dan hujan lebat. Hal ini menyebabkan evakuasi lebih dari 150.000 orang dan pembatalan layanan udara dan kereta api.