Berawal dari Menghargai Waktu

Jurnalis : Arimami Suryo A, Fotografer : Arimami Suryo A
Nelly Kosasih saat mengajar kelas Budi Pekerti Budaya Humanis di SMA Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.

You value time, you value life,” begitu ucapan Nelly Kosasih saat menceritakan salah satu tema kelas budi pekerti di SMA Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Menghargai Waktu merupakan tema kelas budi pekerti budaya humanis pada bulan September-Oktober 2016. Dalam penerapannya, orang-orang sering tidak menghargai betapa berharganya waktu dalam kehidupan. Apalagi dengan kondisi remaja pada saat ini, Nelly Kosasih melihat dengan semakin berkembangnya jaman dan teknologi, menghargai waktu sudah mulai terkikis dengan membuang waktu sia-sia.

Menerjemahkan konsep menghargai waktu bisa diterapkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan bentuk visual gambar yang dipadukan dengan quotes (kata-kata bijak). Seperti konsep yang dibuat oleh Nelly Kosasih saat mengisi kelas budi pekerti budaya humanis kelas 11 dan 12 SMA Cinta kasih Tzu Chi, Cengkareng. Awalnya, Nelly Kosasih menayangkan rekaman ceramah Master Cheng Yen dengan tema Time Management.  

Salah satu siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi sedang menempelkan salah satu karya visual berupa gambar yang dipadukan denga kata-kata bijak di ruang Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi (SCKTC).

Konsep yang diajarkan oleh Nelly Kosasih adalah membuat karya visual berupa gambar yang dipadukan dengan kata-kata bijak tentang menghargai waktu. Freddy sebagai Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sangat mengapresiasi konsep dan ide saat berdiskusi dengan Nelly Kosasih mengenai karya visual yang dipadukan dengan quotes (kata-kata bijak) dalam kelas budi pekerti.

Dalam proses pengerjaan karya-karya tersebut, tidak semua siswa yang mengikuti kelas budi pekerti tentang Menghargai Waktu benar-benar memahami betapa berharganya waktu. Ada yang mengerjakan karya tersebut dengan sungguh-sungguh, adapula yang sekedarnya, bahkan ada siswa yang mengerjakan karya visual tersebut menjelang pengumpulannya. “Dengan project pembuatan gambar yang disertai kata-kata bijak ini, kita ingin melihat bagaimana pemahaman siswa dalam menghargai waktu,” ungkap Nelly.

Tanpa diduga sebelumnya, ternyata dari puluhan karya yang diserahkan terdapat 30 siswa dengan karya terbaik. Bukan hanya pemilihan kata-kata bijak yang menarik, tetapi secara visual gambar-gambar yang dibuat juga tidak kalah menarik untuk dikaji secara seni. Karya-karya mereka pun diapresiasikan dengan dipasang di beberapa koridor dan ruangan-ruangan yang terdapat di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng. “Jadi sebelum lulus dari sekolah, mereka harus meninggalkan jejak cinta kasih untuk adik-adiknya,” ungkap Nelly saat menceritakan karya-karya siswa yang di pasang di lingkungan Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi (SCKTC).

Nelly Kosasih beserta Shinta, salah satu relawan Tzu Chi, memeriksa salah satu karya visual berupa Kata Perenungan Master Cheng Yen yang dipadukan dengan gambar dari murid SMA Cinta Kasih yang akan diikutsertakan dalam Pekan Amal Tzu Chi 2016.

Proses penilaian karya visual yang dipadukan dengan kata-kata bijak tersebut juga melibatkan guru dan staf Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. Karya-karya para siswa dinilai dengan beberapa kriteria yang sejalan dengan prinsip-prinsip Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi. “Sistem penilaian karya-karya mereka juga kami perhatikan seperti kata-katanya bijak atau tidak, designnya humanis atau tidak, dan beberapa hal lainnya,” ungkap Freddy.

Sebagai Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Freddy juga menilai kegiatan yang dilakukan di kelas budi pekerti khususnya pembuatan karya visual yang disertai kata-kata bijak ini sangat bagus sekali. Menurutnya, para siswa diajak untuk berkompetisi dalam menghargai waktu. “Dengan banyaknya tugas di sekolah, mereka diajak untuk berkompetisi tentang bagaimana mereka mengatur dan menghargai waktu,” tandas Freddy.

Berpartisipasi Dalam Pekan Amal Tzu Chi 2016

Berkat pembelajaran pada kelas budi pekerti budaya humanis tentang menghargai waktu, 30 siswa SMA Cinta Kasih Tzu Chi kembali membuat karya visual dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen. Dalam kesempatan ini, para siswa dibebaskan untuk membuat kreativitas semenarik mungkin dengan mengambil yang berkaitan langsung dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Sylvia Khudinata (kiri) sedang berdiskusi bersama dua orang temannya membahas tentang karyanya yang akan diikutsertakan dalam Pekan Amal Tzu Chi 2016.

Berangkat dari kesederhanaan dan niat yang tulus untuk ikut bersumbangsih, siswa-siswa tersebut secara berkala saling berdiskusi dan bertemu dengan Nelly Kosasih untuk membahas tentang karya lanjutan yang nantinya akan diikutsertakan dalam Pekan Amal Tzu Chi yang berlangsung pada tanggal 10-11 Desember 2016 di Kantor Pusat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. “Setelah berdiskusi dengan pihak sekolah, siswa-siswa yang terpilih karyanya kami kembangkan lagi untuk membuat karya yang akan diikutsertakan dalam Pekan Amal di Tzu Chi Center,” ungkap Nelly. Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya kegiatan ini para murid diajak untuk bersumbangsih dan melakukan kebajikan dengan mengeluarkan ide untuk membuat karya visual dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen.

Salah satu siswa yang ikut berpartisipasi adalah siswi SMA Cinta Kasih kelas XI IPS 1, Sylvia Khudinata. Ia bersama 29 siswa lainnya membuat karya visual yang dipadukan dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen. Sylvia, memilih menggunakan Bahasa Mandarin dalam karyanya supaya lebih bermakna filosofinya dan kegunaannya. “Saya memilih salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang bermakna bagi diri sendiri dan orang lain, kemudian dikaitkan dengan visual yang akan menjadi gambaran dari kata perenungan Master tersebut,” ungkapnya setelah mengikuti kelas budi pekerti. 


Artikel Terkait

Jejak Bodhisatwa Menebar Cinta Kasih

Jejak Bodhisatwa Menebar Cinta Kasih

21 Oktober 2014 Pelatihan Zhen Shan Mei ke-8 kembali diadakan dan diikuti oleh puluhan relawan Tzu Chi pada 18 Oktober 2014 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk.
Waisak 2016 : Mewujudkan Keharmonisan dan Ketentraman

Waisak 2016 : Mewujudkan Keharmonisan dan Ketentraman

23 Mei 2016

Pada tanggal 15 Mei 2016, insan Tzu Chi Kantor Penghubung Padang menyelenggarakan peringatan Waisak di Hotel Mercure Padang. Jumlah peserta yang hadir mencapai 300 orang yang terdiri dari 50 relawan Tzu Chi, tokoh-tokoh agama, dan masyarakat umum yang ada di kota Padang.

Belajar Budaya Humanis di Sekolah

Belajar Budaya Humanis di Sekolah

22 Agustus 2016

Kamis, 18 Agustus 2016, Yayasan Pendidikan Murni Padang mengadakan kunjungan ke Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Kunjungan ini dalam rangka pengenalan dan pembelajaran tentang pengajaran dan budaya humanis di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng.

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -