Berbagi Cinta Kasih di Tengah Bencana Gempa Malang dan Lumajang

Jurnalis : Eka S., Sheila N.T (Tzu Chi Surabaya) , Fotografer : Dok. Tzu Chi Surabaya

Tim TTD Tzu Chi Surabaya melakukan seremonial bantuan kemanusiaan dengan Mayor Arh Djoko Istianto, Kepala Staff Kodim 0818 Malang.

Gempa bumi 6,1 magnitudo yang mengguncang wilayah Malang dan sekitarnya pada Sabtu (10/4) siang mengakibatkan setidaknya delapan orang meninggal dunia, beberapa orang lainnya juga mengalami luka-luka. Gempa yang tergolong besar tersebut juga berdampak di sektor pemukiman di 15 kabupaten dan kota di wilayah Jawa Timur.  

Mendengar berita tersebut Tzu Chi Surabaya segera berkoordinasi dengan Kodam V Brawijaya dan melakukan survey pada Rabu (16/4). Relawan bersama dengan Aster Kodam V Brawijaya beserta Asops dan rombongan meninjau titik yang mengalami kerusakan berat, yakni Malang dan Lumajang. Pada Sabtu, relawan Tzu Chi Surabaya (17/04) telah melakukan misi tanggap darurat di Lumajang, disusul pada Jumat (23/04) lalu di area Malang.

Sebanyak 1.250 paket bantuan untuk warga terdampak di Lumajang, relawan turut menyerahkan bantuan ke rumah-rumah warga yang terdampak.

Perjalanan yang panjang dan medan yang berat ketika mengunjungi lokasi gempa tidak menyurutkan semangat para relawan untuk mempraktikkan ajaran Master Cheng Yen, yakni berbagi cinta kasih di tengah bencana.

Pagi buta pada pukul 05.00 WIB semua relawan sudah berkumpul di Kantor Tzu Chi Surabaya dan bersiap melakukan perjalanan selama 5 jam menuju Malang untuk melakukan Bakti Sosial Bencana Kemanusiaan. Sebelum membagikan bantuan, relawan terlebih dahulu menuju Kodim 0818, Tim TTD melakukan seremonial Bantuan Kemanusiaan dengan Mayor Arh Djoko Istianto, Kepala Staff Kodim 0818, Malang.

Perjalanan yang panjang dan medan yang berat ketika mengunjungi lokasi gempa tidak menyurutkan semangat para relawan berbagi cinta kasih di tengah bencana.

Setelah itu, relawan membagi 3 kelompok untuk pembagian bantuan tersebut, Lokasinya adalah di Kecamatan Dampit, Tirtoyudo dan Ampelgading. Salah satu lokasi terdampak yang paling parah adalah Desa Wirotaman dan Tirtomarto, Kec. Ampelgading, Kabupaten Malang. Menurut Gunali, sekretaris Kelurahan Ampel Gading, ada 13 desa yang mengalami kerusakan parah akibat gempa ini, namun tiap desa tidak semuanya yang terdampak melainkan desa yang berada di dataran tinggi saja.

“Ada 13 desa yang mengalami kerusakan, yang paling banyak itu desa yang ada di atas gunung, itu yang pasti rusaknya. Tapi kalau desa yang paling parah ya di desa Wirotaman,” ujarnya.

Setibanya di Posko bantuan, dengan sigap relawan membantu anggota TNI untuk menurunkan semua logistik bantuan agar bisa dikemas ke dalam timba. Secara estafet seluruh relawan bahu-membahu menurunkan semua barang dari 5 truk besar TNI.

Salah satu relawan melihat keadaan rumah warga yang terdampak gempa di Ampelgading, Kec. Malang.

Seluruh relawan bekerjasama dengan baik dalam Bakti Sosial ini. Selain relawan Tzu Chi Surabaya, di antaranya juga ada relawan Tzu Chi Sinar Mas sebanyak 13 orang, Inti Bangun Sejahtera (IBS) Malang sebanyak 3 orang, dan Ekamas Malang sebanyak 5 orang.

Bentuk cinta kasih dari para donatur sebanyak 3.000 paket ini telah dibagikan kepada korban terdampak gempa Malang dan Lumajang. Sebanyak 1.250 untuk warga terdampak di Lumajang, dan 1.750 dibagikan untuk wilayah Kabupaten Malang.

Isi paket bantuan TTD yang dibagikan, masing-masing adalah Air mineral 6 L, Tikar, Beras 10 Kg, Mie Instan, Masker medis, Sikat gigi, Pasta gigi, Shampo, Sabun mandi, Kopi Instan dan Timba Uk. 15 L.

Semua barang bantuan dimasukkan ke dalam timba, untuk membantu meringankan tugas anggota TNI mendistribusikan bantuan.

Bencana gempa ini sungguh mendatangkan pelajaran bagi kita semua, kita harusnya lebih sadar dan bersyukur. Saat terjadi bencana di sekitar kita hendaknya kita bercermin dan memetik hikmah. Setiap orang hendaklah berkaca dan tersadarkan karena ini merupakan peringatan.

Supini, salah satu relawan yang ikut memberikan bantuan di Kecamatan Ampelgading merasa terenyuh dengan kondisi korban bencana gempa. Hal ini sekaligus menjadi berkah tersendiri bagi Supini agar lebih bersyukur dengan kehidupannya saat ini.

“Rumah mereka benar-benar hancur ya, saya melihat mereka (korban) rasanya pilu hati saya. Dari sini saya sangat bersyukur karena diberikan lindungan dan kehidupan yang layak,” ucapnya.

Gunawarti warga desa Wonoagung, kec. Tirtoyudo salah satu penerima bantuan tanggap darurat.

Banyak kerusakan yang dialami oleh korban, rumah dan harta benda yang porak poranda. Salah satu penerima bantuan adalah Gunawarti (34) warga desa Wonoagung, kec. Tirtoyudo, Malang adalah seorang janda yang tinggal sendiri. Pada saat gempa itu terjadi, dia sedang berada di luar kota dan beruntungnya rumahnya kosong. Meskipun rumahnya hancur, ia bersyukur mendapatkan paket bantuan dan perhatian dari Yayasan Tzu Chi.

“Waktu itu saya ada di luar kota dan diberitahu tetangga bahwa rumah sudah hancur karena gempa. Saya bersyukur mendapatkan bantuan dari Tzu Chi. Saya berharap mendapat bantuan untuk membangun rumah sehingga saya tidak perlu lagi tinggal di rumah tetangga,” katanya.

Anak-anak korban dari gempa juga tidak luput dari perhatian para relawan.

Sebelumnya relawan membuat poster penggalangan dana Tanggap Darurat Gempa Malang dan Lumajang dengan banyak antusias dari donatur. Becky mengatakan kepada penerima bantuan bahwa paket bantuan ini memang tidak lama akan habis, namun semua ini adalah bentuk cinta kasih dari berbagai golongan.

“Pak, Bu bantuan ini memang 2-3 hari akan habis tapi ini bentuk cinta kasih dari banyak orang. Jangan dilihat besar kecilnya ya, semua ini adalah bentuk cinta kasih dari berbagai golongan,” pungkasnya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Bantuan ke-3 untuk Warga Bhaktapur

Bantuan ke-3 untuk Warga Bhaktapur

19 Mei 2015

Untuk menyukseskan acara kali itu, relawan Tzu Chi juga mengajak sebanyak 400 relawan lokal turut membantu relawan Tzu Chi dalam mengatur alur pembagian dan membungkus barang bantuan. Pembagian bantuan pada hari itu berhasil disalurkan kepada 2.119  kepala keluarga.

Gempa Palu dan Lombok: Bantuan Bagi Korban Gempa di Palu dan Lombok

Gempa Palu dan Lombok: Bantuan Bagi Korban Gempa di Palu dan Lombok

05 Oktober 2018

Mendengar kabar duka gempa berkekuatan 7,4 skala Richter diikuti tsunami yang melanda Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat petang (28 September 2018), keesokan harinya relawan Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi segera berkoordinasi untuk bergerak memberikan bantuan. Proses pemberian bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia kepada para korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala terus dilakukan sejak keberangkatan relawan kloter pertama (1 Oktober 2018) yang memberikan bantuan di Makassar, Sulawesi Selatan maupun relawan kloter kedua (2 Oktober 2018) di Palu, Sulawesi Tengah.

Tiga bulan sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 6,4 SR juga mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 29 Juli 2018 dan menimbulkan korban jiwa, dan ratusan orang luka-luka, serta merusak ribuan rumah di wilayah Lombok Timur dan Lombok Utara. Atas kejadian tersebut, Tzu Chi Indonesia memberikan bantuan langsung kepada para korban luka berat gempa Lombok berupa santunan biaya hidup.

 

RTV Salurkan Bantuan Gempa Cianjur Melalui Tzu Chi

RTV Salurkan Bantuan Gempa Cianjur Melalui Tzu Chi

20 Desember 2022

Rajawali TV (RTV), salah satu stasiun televisi nasional mempercayakan bantuan kemanusiaannya untuk korban gempa bumi di Cianjur melalui Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. 

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -