Berbagi dengan Ketulusan
Jurnalis : Ivana, Fotografer : Feranika Husodo, Henry Tando (He Qi Utara) Para relawan Tzu Chi sungguh gembira menerima berkah berupa kunjungan dan sharing pengalaman dari relawan Tzu Chi Taiwan dan Singapura. |
| ||
Bersatu Hati Bersatu hati, salah satu tema materi ini disampaikan oleh Huang Qiu Lan Shixiong. Ia membagikan pandangan Master Cheng Yen bahwa, “Bersatu hati berarti menyatukan hati kita sendiri dengan orang lain, dan bukan sebaliknya meminta orang lain yang menyesuaikan dengan kita.” Sebagai organisasi yang mewadahi relawan yang sangat beragam, kesatuan hati menjadi sangat penting. Belakangan Huang Qiu Lan Shixiong menambahkan, “Visi yang hendak diwujudkan Tzu Chi sangat besar, membutuhkan uluran tangan dari banyak orang untuk mewujudkannya. Bila tanpa adanya kesatuan antara para relawan, tidak mungkin bisa berhasil.” Materi yang disampaikan dengan penuh kerendahan hati oleh Huang Shixiong ini mendapat perhatian penuh dari para relawan Tzu Chi Indonesia yang bertanggung jawab dalam struktur fungsional relawan komunitas 4 in 1 tersebut. Kedatangan tim “besar” dari Taiwan dan Singapura yang berjumlah 8 orang tersebut salah satunya didorong oleh harapan besar Tzu Chi Indonesia untuk memenuhi ikrarnya menggalang 200.000 anggota donatur sebagai usaha membangkitkan para Bodhisatwa dunia. Zen Mei Yi Shijie menguatkan materi yang disampaikan oleh Huang Shixiong dengan membagikan banyak sekali kisah tentang penggalangan hati. Ia mengatakan, “Bila hendak menggalang hati orang lain pertama-tama harus menggalang hati sendiri lebih dulu. ” Makna menggalang hati dalam Tzu Chi yang paling sederhana memang dimulai dari memberikan sumbangan dana, yang berarti seseorang telah membangkitkan cinta kasih dan kepedulian untuk meringankan penderitaan sesama. Setelah itu dilanjutkan dengan memberi sumbangan tenaga, pemikiran, dan waktu dengan bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi.
Keterangan :
“Dengan berbicara pada setiap orang tentang Tzu Chi, maka kita dengan mudah dapat menggalang hati,” kata Zen Mei Yi. Ia mencontohkan pengalamannya sendiri yang memulai dengan mengajak suami dan kakak-kakaknya menjadi donatur bahkan relawan komite Tzu Chi. Kemudian ia juga memotivasi anak-anaknya untuk bergabung. Seorang anak laki-lakinya bahkan sangat meresapi jiwa dan semangat Tzu Chi. Ketika anak laki-lakinya akan melanjutkan kuliah ke Jerman dan berpamitan dengan Master Cheng Yen, Master berkata, “Mengapa harus melanjutkan sekolah di tempat yang begitu jauh?” Anak laki-lakinya justru menjawab dengan ikrar akan menyebarkan semangat Tzu Chi di manapun ia berada. Ikrar tersebut dipenuhi dengan baik oleh anak laki-lakinya yang mengadakan sosialisasi dan menggalang relawan Tzu Chi di Jerman. Menggenggam Jodoh dengan Tzu Chi Mei Zi Shijie menjelaskan, “Kesediaan bertanggung jawab adalah benih bagi tumbuhnya kebijaksanaan.” Sebab menurutnya dengan memiliki tanggung jawab, kita akan mencoba untuk lebih membuka hati. Dalam ulasan serta cuplikan video yang ditayangkan olehnya, Mei Zi Shijie mengingatkan bahwa kesempatan untuk dapat berkumpul dalam organisasi kemanusiaan yang berlandaskan welas asih dan memberi lingkungan yang baik bagi para relawan menyucikan hati mereka adalah sangat berharga. Karenanya jalinan jodoh ini harus digenggam baik dengan mengikuti jejak langkah Master Cheng Yen sebaik mungkin. Penjelasan dari Mei Zi Shijie ini ternyata mendorong Hanny Pangestu Shijie (52 tahun) untuk lebih giat dalam kegiatan Tzu Chi. “Saya merasa memang benar kita tak memiliki banyak waktu lagi, apalagi dengan melihat kondisi dunia yang semakin sering terjadi bencana,” katanya. Begitu pula yang dirasakan oleh Chaidir Shixiong yang secara khusus datang dari Padang. Ia mengungkapkan, “Saya berpikir untuk memulai dari menyucikan hati saya sendiri lebih dulu.” Selain dari kantor penghubung Padang, relawan dari kantor penghubung Pekanbaru, Batam, dan Surabaya juga hadir.
Keterangan :
Sejak tahun 2009, Tzu Chi Indonesia tengah menyiapkan rumah barunya, yaitu Jing Si Tang di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Bangunan yang dibangun di atas lahan seluas 5 hektar ini diharap-harapkan sebagai pusat kegiatan dan berkembangnya Tzu Chi Indonesia. Sarana dan prasarana yang telah disiapkan ini tengah menanti sentuhan dari lebih banyak lagi relawan Tzu Chi untuk memanfaatkannya. Luo Mei Zhu Shijie dari San Cong, Taiwan membagikan pengalaman berharganya tentang proses pembangunan hingga penggunaan Jing Si Tang di San Cong. Sharingnya yang diwarnai lelucon ringan sangat menghidupkan suasana. Luo Mei Zhu Shijie berharap Jing Si Tang Pantai Indah Kapuk nantinya dapat benar-benar menjadi rumah bagi semua relawan Tzu Chi Indonesia. Tersentuh Ketulusan | |||