Berbagi Ilmu kepada Para Penyandang Tunanetra Melalui Kanal YouTube

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

“Ini adalah program pembaca layar yang biasa digunakan teman-teman tunanetra, khususnya untuk bernavigasi di laptop atau komputer. Untuk kalian yang mau tahu dan penasaran, bagaimana cara menginstall atau memasang NVDA portable versi 2021 tonton terus ya video ini sampai selesai.”

Dengan smiling voice atau suara dengan nada ceria dan intonasi yang jelas, Sofyan Sukmana merekam suaranya. Pagi itu ia kembali membuat konten terkait program komputer di kanal YouTube miliknya, Dunia Netra. Subscribernya telah mencapai 2.170 orang dan sudah termonetisasi sejak Januari 2021. Keren ya?

Sofyan saat membuat konten untuk kanal YouTube-nya. Para pembaca yang budiman, penulis dengan rendah hati mengajak untuk berkenan mampir ke kanal milik Sofyan, Dunia Netra. Dengan subscribe, berarti kita mendukung Sofyan berbagi ilmu kepada para penyandang tunanetra lainnya.

Menyandang disabilitas tunanetra akibat tumor mata saat remaja, tak membuat Sofyan (34) berhenti menggali potensi. Sofyan pernah bekerja di Bank CIMB Niaga sebagai teller sales marketing, pernah bekerja di PT. Pelni, mengajar privat, dan juga berbisnis.

Usai merampungkan S1-nya di Universitas Indraprasta (Unindra) PGRI Jakarta, jurusan Bimbingan Konseling, pada Februari 2018 Sofyan mendirikan Bimbel Lentera Inklusif di lingkungan Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Bimbel ini ia dirikan berdasarkan pengalamannya dahulu. Untuk bisa belajar komputer bagi tunanetra, dulu ia harus menempuh perjalanan dua jam dari Cengkareng Jakarta Barat ke Yayasan Mitra Netra, Lebak Bulus Jakarta Selatan.


“Ilmu yang saya pelajari itu penting untuk teman-teman tunanetra. Karena dengan ilmu komputer ini saya bisa bekerja, bisa kuliah. Jadi kenapa tidak saya buka wadah belajar agar teman-teman tunanetra di Cengkareng atau Jakarta Barat bisa dekat belajarnya,” kata Sofyan.

Untuk tunanetra, yang diajarkan antara lain program Microsoft Office, Word, Excel, Powerpoint, dan Internet. Atas permintaan warga sekitar, Bimbel miliknya pun akhirnya membuka juga program untuk umum bagi murid TK, SD, dan SMP. Pengajarnya adalah guru bantu termasuk sang istri, Februari Anawati.

Sofyan mengajar muridnya Faizin dari Pekalongan.

Asal Muasal Jadi YouTuber
Mulanya, Sofyan membuat kanal YouTube sebagai wadah menyimpan materi ajar yang ia berikan untuk murid-murid di Bimbel. Tak disangka, kanal YouTube tersebut direspon baik oleh para penyandang tunanetra lainnya karena sangat bermanfaat.

Dari proses menentukan materi, membuat step by step tutorial, merekam suara dan gambar, mengetik subtitle-nya sampai mengunggahnya ia lakukan sendiri.

“Kebetulan sudah accessible juga dengan screen reader atau pembaca layar. Saya lihat-lihat tutorial di google, di YouTube, akhirnya saya coba praktikkan di channel saya,” tambahnya.

Istri dan anak Sofyan, yang selalu mendukungnya.

Sofyan sendiri mulai benar-benar fokus di YouTube saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Ia yang sebelumnya memiliki 50 murid, sempat tersisa 5 murid saja.

“Itu kan benar-benar seperti terjun payung. Saya banyak waktu kosong. Saya mau berbuat apa, akhirnya dari situ,” terangnya.

Selama pandemi, Sofyan juga mendapat kesempatan mengajar komputer dan internet secara online melalui Bakti Kominfo, program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk siswa-siswa tunanetra di wilayah Indonesia Timur, Sumatera dan Bali.

Tak disangka, rupanya Sofyan sudah cukup dikenal berkat kanal YouTube-nya. “Oh ini Mas Sofyan yang Channel Dunia Netra ya?” begitu respon murid-muridnya yang diajarnya melalui Bakti Kominfo.


Pagi itu, Kamis 12 Agustus 2021, selain membuat konten YouTube, Sofyan juga mengajar secara online. Saat ini ada 10 murid online-nya. Faizin asal Pekalongan yang hari itu belajar membuat tabel mengaku sangat senang belajar dari Sofyan.

Alhamdulillah penjelasannya mudah dipahami dan belajarnya enjoy, asik, nggak jenuh bisa sambil bercanda juga. Pemilihan kata dari Mas Sofyan mudah dipahami,” kata Faizin.

Kunci Sukses
Melihat pencapaian Sofyan, tentu kita penasaran bagimana ia menjaga motivasinya hingga bisa terus maju.

“Sebenarnya kalau saya punya motto, jangan jadikan keterbatasan itu sebagai hambatan, justru jadikan keterbatasan itu sebagai jembatan menuju masa depan yang lebih baik,” kata Sofyan.

Hal yang juga sangat krusial adalah pentingnya menerima diri sendiri. Dengan itu barulah hidup dapat dijalani dengan perasaan damai.

Leo Kusno menyempatkan diri untuk mengunjungi Bimbel Lentera Inkulusif milik Sofyan.


Ketika berbincang dengan Sofyan tentang motto hidupnya siang itu, Leo Kusno, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1 datang berkunjung. Pada kunjungan kasih tersebut, Leo mengaku kagum dengan Sofyan.

“Sofyan ini hebat, kalau banyak generasi muda punya tekad untuk selalu maju seperti Sofyan, Indonesia pasti makin maju,” ujar Leo Kusno.

Kepada Leo, Sofyan mengungkapkan sampai kapan pun Sofyan tak akan mengkin melupakan kebaikan Tzu Chi dan Master Cheng Yen kepadanya dan keluarganya. Tzu Chi selalu mendukung apa yang Sofyan kerjakan, dari awal, terkait operasi mata dan hingga saat ini.

“Kata Almarhum ayah saya saat itu, ‘tekad Sofyan harus diperkuat, Sofyan banyak yang dukung, Sofyan harus menunjukkan bahwa Sofyan bisa maju’,” tuturnya.

Pengalaman bisa bertemu dengan Master Cheng Yen juga terpatri kuat dalam ingatan dan hatinya. “Pesan Master Cheng Yen yang sangat melekat di hati Sofyan itu, ‘walaupun mata kamu gelap tapi hati kamu harus tetap terang’,” kenangnya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

“Inilah Sofyan Apa Adanya”

“Inilah Sofyan Apa Adanya”

22 Agustus 2011
Anak itu bernama Sofyan Sukmana. Ia merupakan salah satu pasien bantuan pengobatan khusus Tzu Chi sejak sejak 7 tahun lalu. Saat itu ia di diagnosis menderita Fibrous dysplasia yang berarti tumbuh tumor di bagian belakang mata kanannya.
Berbagi Ilmu kepada Para Penyandang Tunanetra Melalui Kanal YouTube

Berbagi Ilmu kepada Para Penyandang Tunanetra Melalui Kanal YouTube

19 Agustus 2021

Masih ingat Sofyan Sukmana yang pernah dibantu Tzu Chi menjalani operasi pengangkatan tumor mata di Taiwan pada tahun 2004, 2006, 2008, dan 2015? Sofyan kini menjadi pengajar ilmu komputer dan internet bagi para penyandang tunanetra.

Welcome Home, Sofyan!

Welcome Home, Sofyan!

23 April 2008

April 2004, untuk pertama kalinya Sofyan berangkat ke Taiwan, dengan ditemani ayahnya. Di sana ia menjalani operasi selama 23 jam untuk mengangkat tumor dan mengembalikan bentuk wajahnya. Lima bulan kemudian ia kembali dengan jauh lebih sehat dan membawa sejumlah cerita tentang kehangatan para relawan Tzu Chi di Taiwan.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -