Berbagi Kasih dalam Pameran Jing Si

Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang, Erli Tan (He Qi Utara)
 
 

fotoRelawan Tzu Chi menampilkan sebuah peragaan isyarat tangan pada Festival Budaya Buddhis Indonesia.

“Kehidupan tidak akan berlalu sia-sia bila kita mengenggam dan memanfaatkan waktu dan ruang dengan baik, serta menghargai hubungan antarmanusia.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

Acara Festival Budaya Buddhis Indonesia yang diadakan di Pluit Village lantai 4 sejak 28 Oktober 2011 hingga 27 November 2011 ini berlangsung meriah. Banyak pihak yang bekerja sama dalam pameran ini seperti Yayasan Perantauan Tebing Tinggi Deli, Perhimpunan Perantauan Pematang Siantar, dan juga Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Acara pembukaan yang dilaksanakan di sekitar area danau Pluit Village ini mendapatkan sambutan positif dari para pengunjung. Relawan Tzu Chi juga mendapatkan kesempatan untuk menampilkan isyarat tangan (shou yu) “Tiga Tiada” kepada masyarakat umum yang hadir saat itu. Alunan lagu disertai gerakan tangan yang lembut dan indah membuat suasana sekitar area danau Pluit Village menjadi penuh kedamaian.

Sehari sebelumnya pada tanggal 27 Oktober 2011, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara bersama-sama mendekorasi ruang pameran yang telah disediakan. Mulai dari pemasangan poster, peletakan lampu hias, tanaman hias, menata meja sampai semua produk Jing Si tersusun dengan sangat rapi dan berbudaya humanis. Relawan Tzu Chi tak mudah lelah dan selalu semangat dalam melakukan setiap kegiatan. Like Hermansyah Shijie dan Livia Lie Shijie juga ikut memantau dan membantu relawan lainnya sehingga pada malam hari itu semua dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

foto    foto

Keterangan :

  • Sebelum pameran dimulai, relawan bersama-sama mempersiapkan dekorasi ruangan (kiri).
  • Livia Shijie menjelaskan kisah mengenai Tzu Chi kepada pengunjung festival ini(kanan).

Dari lorong menuju ruang pameran sudah terlihat poster “Napak Tilas Tzu Chi” yang menceritakan sejarah awal Tzu Chi seperti ketika Master Cheng Yen berada di sebuah pondok kayu kecil di belakang Kuil Pu Ming, Hualien, untuk melatih diri. Selain itu juga ada poster yang memperlihatkan kegiatan awal Tzu Chi. Kemudian juga ada poster-poster yang menjelaskan 4 misi utama Tzu Chi yaitu Misi Amal, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan, Misi Budaya Kemanusiaan, sampai Misi Pelestarian Lingkungan. Memasuki ruang pameran terdapat stan peralatan makan Huan Pao dan berbagai produk daur ulang seperti pakaian, selimut dan tas. Kumpulan CD lagu dan DVD yang menceritakan perjalanan dan kegiatan Tzu Chi serta kisah nyata drama DAAI TV yang menginspirasi kita semua. Di bagian tengah ruangan ada 3 Rupang Buddha Kristal yang menyala dengan terang menghiasi area pameran. Di ujung ruangan banyak sekali buku-buku Master Cheng Yen yang sudah menjadi best seller seperti Teladan Cinta Kasih, Lingkaran Kehidupan, Kata Perenungan dan Renungan Kalbu, serta buku 20 Kesulitan dalam Kehidupan.

foto  foto

Keterangan :

  • Pameran ini juga menjadi sarana bagi relawan untuk mensosialisasikan dan menjelaskan lebih dalam tentang Tzu Chi kepada para pengunjung (kiri).
  • Pameran yang berlangsung selama satu bulan di Mal Pluit Village ini mendapatkan sambutan yang baik dari para pengunjung(kanan).

Tri Kurniadi selaku Sekretaris Kotamadya (Sekko) Jakarta Utara menyempatkan diri bersama tim berkunjung ke stan pameran Jing Si pada hari pertama pembukaan. Livia Lie Shijie dan beberapa relawan mendampingi Tri Kurniadi sambil menjelaskan produk-produk Jing Si yang terdapat di setiap sudut ruangan. Dalam kesempatan itu, beliau juga memberikan kesan dan tanggapan yang positif terhadap kegiatan Tzu Chi seperti Festival Kali Angke dan Bedah Rumah yang sudah sering dilakukan. Tidak lama kemudian para pengunjung Pluit Village pun mulai berdatangan. Terlihat barisan seragam biru putih yang mengisi setiap sudut ruangan siap untuk melayani pengunjung yang hendak bertanya mengenai Tzu Chi dan produk-produk Jing Si. Ai Ru Shijie juga menampilkan budaya dalam penyajian teh kepada para pengunjung. Dengan hati yang damai dan tenang kami berharap dapat menciptakan suasana yang harmonis bagi para pengunjung dan memberikan semangat kepada semua orang untuk bersama-sama berpikiran baik, mengucapkan kata baik dan melakukan perbuatan baik.

 

 

 

  
 

Artikel Terkait

Menebar Benih di Cinara

Menebar Benih di Cinara

23 Maret 2010
Habib Saggaf membeli lahan pertanian berupa sawah seluas 16,5 hektare di Dusun Cinara dan 5,5 hektare di Kelurahan Batujaya untuk diolah menjadi persawahan dengan harapan dapat berfungsi sebagai lumbung padi bagi Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.
Suara Kasih: Sekolah Impian di Myanmar

Suara Kasih: Sekolah Impian di Myanmar

15 Maret 2010
Di Myanmar, kita membangun gedung sekolah bagi warga setempat. Beberapa hari yang lalu, kita mengadakan acara serah terima sekolah yang berada di Thingangyun ini. Kita mendirikan TK, SD, dan SMP bagi warga setempat. Mereka sangat gembira. Kita mendirikan 3 gedung sekolah di sana dan pembangunannya telah diselesaikan.
Tetap Memberi Perhatian di Masa Pandemi

Tetap Memberi Perhatian di Masa Pandemi

14 Juli 2020

Dimasa pandemi Covid-19, relawan Tzu Chi bersatu hati membuat prosedur pengiriman barang yang aman dan nyaman untuk dirinya sendiri dan penerima bantuan. Semua upaya dilakukan agar para penerima bantuan (Gan En Hu) terpenuhi kebutuhannya. 

Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -