Berbagi Kasih di Bulan Penuh Berkah

Jurnalis : Fithria Calliandra (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Dokumentasi Xie Li Indragiri

Fithria dan Dini sedang memilih susu yang akan diberikan kepada Semi dan Hani.

“Bisa merasakan kebahagian orang lain seperti kebahagiaan diri sendiri, adalah kehidupan yang paling kaya dan memuaskan”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-

Matahari sore terlihat bersinar sangat terang. Waktu menunjukkan pukul 16.10 WIB, dua jam lagi menuju waktu berbuka puasa. Jika yang lain sudah mulai berburu menu buka puasa, dua relawan di Xie Li Indragiri justru bergegas menuju sebuah toko yang menjual berbagai perlengkapan kebutuhan sehari-hari. Di toko ini, relawan membeli beras, susu, sirup, biskuit kaleng, dan popok sekali pakai. Bingkisan ini akan diberikan untuk keluarga Wati yang tinggal di di Desa Rukun Damai, Bagan Jaya, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.

Sejak bulan Oktober 2022 keluarga Wati didampingi relawan. Keluarga ini mendapat perhatian relawan karena tiga anak Wati mengalami lumpuh layu. Anak kedua sudah meninggal Desember 2022 lalu. Relawan rutin mengirimkan bantuan juga pendampingan hingga hari ini.  

Kebahagiaan Wati semakin bertambah saat mengetahui bahwa di bulan Ramadan tahun ini Tzu Chi Cabang Sinar Mas juga memberikan bingkisan lebaran.     

Dini menggendong dan berbicara dengan Hani sementara Wati menggendong Semi.

“Saya mengajak Shijie Dini untuk berbelanja, kebetulan juga bantuan sembako untuk bulan Maret belum diberikan jadi kami sekaligus akan membelinya,” ujar Fithria Calliandra S yang merupakan relawan pemerhati keluarga Wati.

“Setelah beras, apalagi yang kurang Shijie, sini saya bantu menyiapkannya,” sahut Dini Sri Anggita dengan wajah senang sembari membawa beras 10 kg.

Setelah membeli paket sembako dan bingkisan lebaran, relawan bergegas menuju rumah keluarga Wati. Lapar dan dahaga tidak dirasakan lagi oleh para relawan karena niat hati yang tulus ingin berbuat kebaikan bagi sesama.

Di depan rumah keluarga Wati terlihat Suhariadi sedang duduk di teras rumahnya untuk menunggu kedatangan para relawan. Tanpa berlama-lama relawan pun masuk ke dalam rumah. Terlihat Wati sedang meminumkan susu botol kepada Semi sedangkan Hani terbaring disampingnya. Setelah beramah tamah, Dini langsung menggendong dan mengajak Hani berbicara. Ada kedekatan tersendiri yang dirasakan dengan Hani. Maklumlah Dini merupakan salah satu relawan yang mendampingi Hani pada saat berobat ke RSUD.

Penyerahan bingkisan Lebaran oleh Fithria kepada keluarga Wati.

Sementara itu Fithria bersama M. Sastro Wibowo dan Fitriadi menyusun barang-barang yang akan diberikan. Terlihat wajah heran dari Wati dan Suhariadi melihat begitu banyaknya barang-barang yang akan diberikan. Pada kesempatan kali ini, hadir juga Agung Tri Purwantoro (Manajer Unit Bumi Palma Estate) yang menyempatkan datang khusus untuk bertemu dengan keluarga Wati dan menyaksikan penyerahan bantuan dari Tzu Chi. Ia ingin sekali bertemu dengan keluarga Wati karena sudah lama tidak berkunjung. Dalam kunjungan kali ini juga dimanfaatkan Agung Tri Purwantoro untuk berpamitan dengan keluarga Wati karena sudah memasuki masa pensiun. Ia turut mendoakan yang terbaik bagi Wati dan keluarga.

Relawan pun segera menyerahkan bantuan dan bingkisan lebaran. Pemberian bantuan pertama berupa paket sembako yang terdiri dari susu 4 kotak, telur 1 papan, gula pasir 1 kg, minyak goreng 2 liter dan popok sekali pakai 1 ball. Sedangkan untuk bingkisan lebaran berupa beras 10 kg, minyak goreng 2 liter, gula pasir 1 kg, mie instan 1 dus, sirup dan biskuit kaleng.  

“Tentu saja saya merasa senang sekali atas perhatian Yayasan Tzu Chi kepada keluarga Bu Wati dan kedua anaknya. Bantuan ini memang sangat bermanfaat bagi keluarga Bu Wati karena akan lebih tepat apabila kita memberikan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan dan menjadi bermanfaat bagi penerimanya,” kata Agung Tri Purwantoro yang sengaja datang untuk mendampingi para relawan.

Wati sangat terharu atas bantuan dan bingkisan yang diberikan, membuat suasana menjadi penuh haru.

Wati sangat terharu, senang dan merasa bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh relawan. “Terima kasih banyak Pak, Bu, saya senang sekali mendapatkan bantuan sebanyak ini. Belum pernah ada yang kasih keluarga saya bantuan sebanyak ini, hanya Allah yang dapat membalas kebaikan bapak dan ibu semua, semoga selalu diberikan kesehatan dan panjang umur,” ujar Wati dengan linangan air mata.

Suasana pun berubah menjadi penuh keharuan. “Semua ini adalah jalan rezeki yang telah Allah berikan untuk keluarga Mbak Wati melalui perantara dari Yayasan Tzu Chi. Kesabaran Mbak Wati dalam mengurus anak-anak telah mengetuk banyak hati. Semoga semua bantuan yang diberikan dapat meringankan beban hidup Mbak Wati,” tutur Fithria seraya mendekati Wati dan memegang bahunya.

Wati pun bertambah terisak karena teringat dengan mendiang anak keduanya yang mana kali pertamanya bulan Ramadan tanpa kehadiran Soleha. “Saya merasa terharu sekaligus bahagia melihat Bu Wati serta keluarganya. Haus dan lapar tidak saya rasakan lagi karena senang bisa ikut membantu keluarga Bu Wati terutama pada saat bulan Ramadan seperti sekarang ini,” sambung Dini sebelum berpamitan untuk pulang.

Relawan berbincang-bincang dengan keluarga Wati.

Bulan Ramadan merupakan bulan suci di mana setiap amalan ibadah yang kita lakukan akan dilipatgandakan pahalanya. Semoga kegiatan ini dapat menjadikan salah satu amalan ibadah bagi relawan. Perasaan yang sangat luar biasa ketika melihat wajah bahagia terpancar dari Wati dan Suhar pada saat menerima bantuan dan bingkisan yang menjadi berkah tersendiri bagi keluarga ini.

Bulan Suci Ramadhan kali ini terasa lain dari tahun-tahun sebelumnya karena baru kali ini relawan Xie Li Indragiri bisa berbagi dengan keluarga yang benar-benar membutuhkan bantuan. Ada kepuasan batin tersendiri, ketenangan jiwa sebagai bentuk rasa syukur mencari berkah dan ridho dari Sang Pencipta. Kebahagiaan dari Wati dan Suhar menjadi kebahagiaan juga bagi para relawan.

Sesuai dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen “Bisa merasakan kebahagian orang lain seperti kebahagiaan diri sendiri, adalah kehidupan yang paling kaya dan memuaskan.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Berharap yang Terbaik

Berharap yang Terbaik

03 Juni 2015 Aldi menderita kelainan Hidrosefalus atau lebih dikenal dengan nama Kepala Air. Kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan aliran cairan di otak. Menurut Noviani, kondisi Aldi ini terjadi sejak Aldi berusia satu setengah tahun.
Tergerak Menjadi Relawan Tzu Chi

Tergerak Menjadi Relawan Tzu Chi

10 Mei 2022

Suci Anggraeni tergerak menjadi relawan setelah Tzu Chi membantu biaya implant koklea untuk anak semata wayangnya Radit (9). Bagi Suci, ini merupakan cara ia memperluas lingkaran kebajikan dengan membantu orang lain melalui kegiatan amal Tzu Chi.

Pelajaran Hidup dari Kunjungan Kasih Relawan ke Penerima Bantuan

Pelajaran Hidup dari Kunjungan Kasih Relawan ke Penerima Bantuan

30 April 2021

Sikap empati juga selalu ditunjukkan relawan Tzu Chi saat melakukan kunjungan kasih. Seperti yang terlihat saat para relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Barat 1 mengunjungi Tan Liem Lie, seorang Gan En Hu atau penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi, pada Kamis 29 April 2021.

Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -