Berbagi Kasih di Bulan Ramadan Penuh Berkah
Jurnalis : Felicite Angela Maria (高俪菁) (He Qi Timur), Fotografer : Stefanus Prasetyo (TQ), Bagya Persada (TQ), Giok Chin Lie, Felicite Angela Maria (He Qi Timur)Anak-anak dari sanggar Pedongkelan turun dari Bus Yayasan Buddha Tzu Chi menuju Depo Pelestarian Lingkungan, Kelapa Gading di jalan Pegangsaan dua, Jakarta Timur. Minggu, (19/06/16)
-“Meski sebutir tetes air itu tidak berarti, lamban laut akan memenuhi tempat penampungan yang besar, dapat membentuk sebuah sungai, kumpulan butiran beras dapat memenuhi lumbung, lakukanlah perbuatan baik meskipun kecil, sertakan saya dalam perbuatan baik”- Kata Perenungan Master Cheng Yen
Depo pelestarian lingkungan komunitas He Qi Timur – Kelapa Gading di wilayah Pegangsaan Dua, yang biasanya hanya terdapat beberapa relawan, Minggu sore, 19 Juni 2016 mendadak ramai. Relawan tenggelam dalam berbagai kesibukan. Ada yang memasak di dapur umum, ada yang membawa berbagai alat sajian makan. Ada pula muda mudi Tzu Ching yang menyapu, merapikan susunan bangku, dan mempersiapkan sound system.
Kesibukan relawan tersebut ternyata dalam rangka mempersiapkan acara buka puasa bersama muda mudi Tzu Ching dan anak-anak sanggar Pedongkelan. Penanggung jawab acara, Alisia mengatakan acara ini disiapkan selama dua pekan. Awalnya ide ini berasal dari seorang relawan komunitas He Qi Timur, Kelapa Gading, Vivi Tan. Ia mendatangi Pembina Sanggar Ria Rio Pedongkelan, Ramadan Julianto untuk mengajak berbuka puasa bersama Tzu Ching dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Kegiatan ini diharapkan bisa menghibur anak-anak.
Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur bersama Tzu Ching menyambut kedatangan anak-anak dari sanggar Pedongkelan di depan Depo PL, Kelapa Gading.
”Maksud dan tujuan diadakannya acara buka puasa bersama ini sendiri adalah untuk memberikan hiburan dan kesenangan kepada mereka, anak-anak sanggar Pedongkelan,” kata Penanggung jawab acara buka puasa bersama, Alisia.
Sanggar Pedongkelan sendiri berdiri pada tahun 2005. Para peserta didik sanggar berasal dari anak-anak di lingkungan sekitar kawasan Pedongkelan. Adapun jam belajar di sanggar ini mulai pukul 13.00-15.00 WIB. Di samping Pelajaran formal, Sanggar Pedongkelan juga sangat menekankan nilai-nilai kebersamaan, kerjasama, gotong Royong, KeBhinekaan. Siswa didik yang terdaftar di sekolah non-formal ini sekitar 150 siswa didik dari jenjang TK – SMP. Pembelajaran mengacu kepada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sementara itu latar belakang orang tua anak didik di sini rata rata buruh harian-lepas dan buruh cuci.
Sore itu, kedatangan anak-anak sanggar di pelataran depo disambut hangat para relawan. Anak-anak terlihat sangat gembira. Setiba di aula depo, relawan mengajak anak sanggar bernyanyi, bermain dan menari bersama. Muda mudi Tzu Ching menampilkan lagu bahasa isyarat tangan Laskar Pelangi dan juga Ayah Menarik Gerobak. Dua lagu ceria ini rupanya mampu menarik antusias anak-anak sanggar. Mereka pun mengikuti gerakan tanpa canggung dan berbaur dengan para muda mudi Tzu Ching serta relawan.
Muda mudi Tzu Ching dan anak-anak sanggar Pedongkelan bernyanyi dan menari bersama.
Anak-anak sanggar juga diajak mengikuti permainan berkelompok seperti menyusun potongan puzzle bergambar yang didalamnya terdapat pesan-pesan kebajikan. Misalnya tentang bervegetarian, hemat air, hemat listrik, dan mendaur ulang sampah. Anak-anak tak henti tertawa apalagi saat bermain pesan berantai. Permainan yang edukatif ini benar-benar membuat anak-anak aktif semangat untuk belajar. Ketua muda mudi Tzu Ching komunitas He Qi Timur - Kelapa Gading, Putri Ayunda juga memberikan penyuluhan singkat bagaimana cara sikat gigi dan mencuci tangan yang benar.
Jelang Adzan Maghrib, anak-anak sanggar berbaris rapi menuju tempat cuci tangan yang terletak di bagian belakang depo. Mereka mengambil air wudhu dan bersiap untuk Sholat Maghrib dan berbuka puasa. Sementara itu para relawan pun mulai membagikan takjil berupa es buah kepada anak-anak sanggar. Dilanjutkan dengan doa bersama, dan kemudian adzan pun berkumandang. Es buah di depan mereka benar-benar menggugah selera. Meski begitu anak-anak tak langsung menyantap makanan utama, namun terlebih dulu mengikuti sholat berjamaah.
Usai sholat, mereka pun mulai menikmati sajian berbuka puasa yang sudah disiapkan sepenuh hati oleh relawan tim konsumsi dan tim pelayanan. Seperti Tekwan Vegetarian, Ketupat Sayur Vegetarian, Sagu Rangi, dan Pudding Coklat yang lezat.
Keceriaan anak-anak sanggar Pedongkelan bernyanyi bersama para relawan dan muda mudi Tzu Para relawan menyiapkan hidangan berbuka puasa. Ada Tekwan Vegetarian, Ketupat Sayur Vegetarian, Sagu Rangi, dan Pudding Coklat yang lezat.
Pembina Sanggar Pedongkelan, Ramadan Julianto mengapresiasi kebaikan hati para relawan dan muda mudi Tzu Ching. ”Masih ada anak-anak muda yang mau peduli kepada orang lain, khususnya anak-anak sanggar. Yang biasanya anak-anak muda itu identik dengan hura-hura atau tawuran, tapi di sini kita bisa melihat keberagaman diperlihatkan oleh teman-teman Tzu Ching di acara buka puasa bersama ini, “ kata Ramadan Julianto.
Revana Lil Ilmi, salah satu anak sanggar yang juga duduk di bangku kelas 4 SD ini mengatakan dirinya sangat senang dengan semua acara dalam acara buka puasa bersama ini.”Rasanya senang, ikut nyanyi, terus nari, pasang-pasang puzzle menyusun gambar vegetarian, vegetarian itu sayur-sayuran, artinya kita tidak boleh terlalu banyak makan daging harus lebihin makan sayur-sayuran, karena makan banyak sayur-sayuran itu mengandung banyak vitamin”.
Relawan komunitas He Qi Timur, Vivi Tan sedang menggendong salah satu anak dari sanggar Pedongkelan.
Sebagai penutup acara, relawan dan muda mudi Tzu Ching membagikan kepada setiap anak sebuah cinderamata. Cinderamata itu berupa gantungan kata perenungan, buku komik anak bertemakan budi pekerti, serta tas berisi keperluan mandi sehari-hari. Tak lupa untuk mengabadikan kebersamaan yang sudah terbina, anak-anak sanggar Ria Rio Pedongkelan, Muda-mudi Tzu Ching dan relawan komunitas berfoto bersam.
Anak-anak sanggar kemudian berpamitan menuju ke bus yang mengantarkan mereka kembali ke tempat tujuan mereka. Suka cita dan kesan yang begitu mendalam akan selalu ada di hati anak-anak sanggar.
Artikel Terkait
Disability, Bukanlah Penghalang Berbuat Kebajikan
09 Februari 2015 Mempunyai fisik yang tidak sempurna, tidak membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk berbuat kebajikan. Hal inilah yang tercermin dari kegiatan SMAT yang dilaksanakan oleh Tzu Chi Medan bersama 25 orang berkebutuhan khusus.Wujud Kasih Tzu Chi di Majalaya
16 November 2016Minggu, 13 November 2016, Tzu Chi Bandung yang bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Komando Garnisun Tetap II/Bandung (KOGARTAP) mengadakan kegiatan bakti sosial (baksos) pelayanan kesehatan dalam rangka HUT KOGARTAP II/Bandung ke-44. Kegiatan baksos ini berupa pelayanan kesehatan penyakit umum dan gigi.
Menebar Kebahagiaan Bagi Anak-Anak
31 Oktober 2016Sabtu, 2 Oktober 2016, muda mudi UKM Tzu Ching Universitas Buddhi Dharma berkumpul untuk melakukan kegiatan kunjungan kasih ke Yayasan Bhakti Luhur Pamulang, Tangerang Selatan.