Pipiet Aribowo dan Rudi Ginting berjalan mambawa bantuan dengan wajah senang dan tersenyum.
”Mari bersatu hati demi kebajikan dan bersumbangsih dengan rasa kebersamaan serta saling mengasihi dan saling memuji dalam mengulurkan tangan untuk saling membantu.”
-Kata Perenungan Master Cheng Yen-
Hari masih pagi tetapi matahari sudah bersinar sangat terik. Hari Minggu adalah hari yang biasa digunakan untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga. Beberapa hari lagi Lebaran tiba. Sebagian relawan Tzu Chi di Xie Li Indragiri sudah mulai melakukan perjalanan ke kampung halaman masing-masing.
Beberapa relawan masih ada yang tinggal di rumah dinas kebun mengisi waktunya dengan melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Puri Husada kota Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau. Meski tengah menjalankan ibadah puasa tetapi tidak menyurutkan langkah para relawan untuk berkunjung dan berbagi kasih dengan anak anak di panti asuhan yang harus ditempuh 1 jam 20 menit ini.
“Sudah lama sekali saya tidak mengunjungi panti asuhan ini semenjak pandemi covid yang lalu. Mumpung hari minggu, saya mengajak anak saya yang selalu senang apabila diajak ke panti asuhan karena dapat bertemu dengan anak-anak sebayanya juga dapat mengajarkan untuk berbagi dengan sesama,” ujar Pipiet Aribowo salah satu relawan yang hampir setiap tahun selalu mengunjungi panti asuhan ini.
Cicih Kurneasih, Elly Damanik dan Darmawati Sembiring sedang menyusun barang barang yang akan diberikan.
Sesampainya di lokasi, para relawan kemudian berjalan teratur dengan membawa bantuan di tangan masing-masing. Terlihat anak-anak dan pengelola panti sudah berada di halaman depan, menunggu kedatangan para relawan. Setelah bersalaman serta saling menyapa, perwakilan dari relawan menyerahkan bantuan kepada anak-anak dan pengelola panti.
Pada kesempatan kali ini relawan menyerahkan bantuan berupa paket sembako seperti beras kemasan 10 kg 5 sak, minyak goreng 1 dus, mi instan 1 dus, gula pasir 1 kg dan telur 1 papan. Sementara perlengkapan mandi terdiri sabun mandi 1 dus, sampo 1 dus dan pasta gigi 1 dus. Perlengkapan rumah tangga terdiri sabun cuci baju 1 dus, sabun cuci piring 1 dus, pembersih lantai 1 dus, pembersih kamar mandi 1 dus dan pembalut wanita) serta perlengkapan sekolah seperti buku tulis, buku gambar, pulpen, pensil 2B dan pensil warna.
Foto bersama antara relawan, anak anak dan pengelola Panti Asuhan Puri Kasiih Tembilahan.
Wajah senang dan bahagia terpancar dari anak-anak dan pengelola panti pada saat menerima bantuan yang sangat lengkap untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah serah terima bantuan, para relawan, anak-anak dan pengelola panti saling beramah tamah.
“Kami semua relawan dari Tzu Chi Sinar Mas merasa bahagia sekali dapat berbagi kasih dengan anak-anak di panti asuhan ini yang rutin kami lakukan setiap tahun. Apalagi kali ini bertepatan dengan bulan Ramadan jadi terasa semakin berkesan. Di sini kita tidak memandang suku atau agama, semuanya dapat berbagi cinta kasih dengan sesama. Semoga bantuan yang telah diberikan dapat bermanfaat dan membantu kebutuhan anak-anak di panti ini,” ujar Rudi Ginting dalam sambutannya mewakili relawan.
“Kegiatan ini sangat luar biasa, artinya perhatian yang diberikan oleh Yayasan Tzu Chi memiliki manfaat yang luar biasa dalam membantu kebutuhan anak-anak di sini. Sudah enam tahun lamanya kami rutin menerima bantuan dari Yayasan Tzu Chi, tidak pernah terputus. Oleh karena itu kami sangat senang dan berterima kasih atas perhatian dari pihak Yayasan. Semoga Yayasan Tzu Chi semakin maju, sukses, dan terus melakukan kebaikan dan semoga para relawannya selalu diberikan Kesehatan,” ungkap Muhammad Saiful Anwar, Ketua Panti Puri Kasih Tembilahan. Saiful baru 5 tahun menjadi pengelola panti tetapi sudah mengetahui bahwa Panti Asuhan Puri Kasih mendapatkan bantuan dari Tzu Chi Sinar Mas yang diceritakan oleh ketua sebelumnya.
Penyerahan bantuan oleh Rudi Ginting kepada Muhammad Saiful Anwar yang merupakan ketua Panti Puri Kasih Tembilahan.
Alzira Salfa Nuraini (berjilbab biru) sedang memperkenalkan diri kepada para relawan didampingi oleh kakaknya Adenia Ramadhani (10, berjilbab abu-abu).
Relawan Dharma Wanita membuka kardus yang berisikan buku dan alat-alat tulis. Terlihat empat anak duduk dekat relawan kemudian mendekat untuk melihat dan relawan pun mengajak mereka membuka bersama. Betapa senangnya anak anak melihat banyak buku tulis, buku gambar, pulpen, pensil, dan pensil warna.
“Wah ada pensil warna, cantiknyaaaa. . . “celetuk Alzira Salfa Nuraini (7) sembari memegang 1 box pensil warna.
”Iya ada buku gambarnya juga nii dek. . . “sambung Adenia Ramadhani (10) yang juga terlihat senang saat memegang buku gambar.
Ade dan Zia adalah kakak beradik berasal dari Teluk Bantayan, Indragiri Hilir, Riau yang baru 5 bulan tinggal di panti ini. Sekitar pertengahan tahun lalu ibunya telah meninggal dunia dan bapaknya bekerja hanya sebagai buruh pengangkut barang. Kondisi ekonomi keluarga Ade dan Zira sangatlah minim sehingga membuat keduanya tidak mampu bersekolah. Ditambah lagi dengan kehilangan sosok seorang ibu membuat keduanya semakin tidak terurus. Hal inilah yang membuat ayahnya menitipkan mereka di Panti Asuhan Puri Kasih.
“Ade betah tinggal disini ya?” tanya Darmawati Sembiring salah seorang relawan.
”Betah soalnya banyak kawan dan ibu pantinya baik,” jawab Ade dengan wajah polosnya.
“Alhamdulillah sekarang Ade dan Zira sudah masuk sekolah bu, Ade masuk kelas 2 SD dan adiknya Zira kelas 1 SD. Mereka bersekolah ditempat yang sama, setiap hari ada dari kakak kakak disini yang mengantar dan menjemput mereka sekolah,” jelas Ninik Mustari yang sudah 15 tahun menjadi ibu panti.
Oka Cita Sesa (berbaju oranye) dan Monasela (berbaju hitam) sedang memperkenal diri kepada para relawan.
Panti Asuhan Puri Kasih sendiri telah berdiri dari tahun 1985. Panti yang khusus menampung anak perempuan ini hingga sekarang menampung 23 anak. Semua anak bersekolah, mulai kelas 1 SD hingga kelas 3 SMA.
Berbeda cerita dengan Oka Cita Sesa (16) dan Monasela (15) yang berasal dari Batu Ampar, Kemuning, Indragiri Hilir, Riau. Mereka kakak beradik. Ayahnya sudah meninggal. Sementara ibunya tidak memiliki pekerjaan tetap. Hal ini memaksa ibunya untuk menitipkan keduanya di panti asuhan. Jika dihitung, Oka sudah 9 tahun dan adiknya sudah 8 tahun tinggal di panti. Sekarang Oka sudah duduk di kelas 1 SMK dan Mona duduk di kelas 3 SMP. Kehidupan mereka menjadi lebih baik dengan tinggal di panti ini. Semua ini berkat para donator, salah satunya bantuan rutin yang diberikan relawan Tzu Chi Sinar Mas.
”Senang sekali mendapat bantuan dari Tzu Chi Sinar Mas apalagi kunjungannya setiap tahun itu pasti ada. Dari awal kami masuk sampai sekarang, Alhamdulliah selalu membantu kami, bisa menambah motivasi kami untuk lebih giat belajar. Terima kasih dan semoga semua relawan semakin maju,” ujar Oka dengan wajah senang saat mengetahui ada buku dan perlengkapan alat tulis.
”Tidak ada yang mau menjadi yatim atau piatu dan tidak ada juga yang mau di-yatim piatu kan saat kecil, ini juga bukan pilihan mereka tapi memang sudah takdir dari Allah SWT. Besryukurlah kita yang masih mempunyai orang tua dan hendaknya terus berbakti pada kedua orang tua kita,” ujar Cicih Kurneasih dengan wajah haru saat melihat wajah bahagia anak-anak mendapatkan perlengkapan sekolah.
Relawan Dharmawanita sedang membuka bantuan yang berupa buku tulis, buku gambar dan alat alat tulis, terlihat wajah antusias dari relawan dan anak anak panti.
Lapar dan dahaga tidak dirasakan lagi oleh para relawan setelah melihat wajah ceria anak-anak panti saat mendapatkan bantuan juga karena niat hati yang tulus ingin berbuat kebaikan bagi sesama. Perasaan yang sangat luar biasa ketika menjelang hari lebaran relawan masih dapat berbagi kasih dengan anak-anak yang membutuhkan bantuan. Kita tidak dapat menggantikan peran ayah atau ibu seutuhnya bagi anak-anak di panti ini, tapi ada setitik harapan bahwa bantuan yang kita berikan akan membawa keceriaan dan kebahagiaan tersendiri bagi anak anak ini. Indahnya berbagi kasih menjelang hari Lebaran. Kebahagiaan anak anak menjadi kebahagiaan juga bagi para relawan.
Sesuai dengan Kata Perenungan Master Cheng Yen “Bisa merasakan kebahagian orang lain seperti kebahagiaan diri sendiri, adalah kehidupan yang paling kaya dan memuaskan.”
Editor: Khusnul Khotimah