Berbagi Kasih Melalui Beras Cinta Kasih
Jurnalis : Bambang Mulyantono(Tzu Chi Singkawang), Fotografer : Wenny Goldy (Tzu Chi Singkawang) Relawan Tzu Chi membantu dengan tulus dan penuh sukacita. Mereka membantu penerima bantuan yang tidak kuat untuk mengangkat beras dan mengantarkan beras sampai ke rumah penerima bantuan. |
| ||
Pada saat acara pembagian beras akan dilakukan Hasan Karman, Walikota Singkawang memberikan sebuah kata sambutan disertai dengan ucapan terima kasih atas nama warga Singkawang kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah memberi perhatian sungguh-sungguh terhadap masyarakat tidak mampu. “Aktivitas sosial Yayasan Buddha Tzu Chi di Singkawang ini tidak hanya memberi bantuan beras, tapi pengobatan gratis, operasi katarak, bibir sumbing, hernia, biaya pendidikan, bedah rumah, dan lain sebagainya. Bantuan diberikan kepada siapapun yang membutuhkan uluran tangan, tidak membedakan suku, ras, maupun agama,”ujar Hasan. “Sehubungan dengan itu, kepada warga Singkawang berkecukupan mari kita tingkatkan rasa welas asih kita kepada sesama dengan menyisihkan sebagian rezekinya untuk berderma. Berderma kalau dilakukan secara sendiri-sendiri biasanya terbatas pada daerah tertentu, tetapi kalau disalurkan kepada lembaga atau yayasan, seperti Yayasan Buddha Tzu Chi ini, maka jangkauan yang bisa dibantu akan menjadi lebih banyak dan luas. Satu lagi inspirasi dari Yayasan Buddha Tzu Chi adalah prinsip ‘Dana Kecil Amal Besar’ dengan mengumpulkan uang kecil dalam tabungan lalu menyetorkan setelah penuh maka kita bisa melakukan amal besar,” ungkap Hasan karman. Pelaksanaan pembagian beras dimulai pada pukul 08.00 di aula Pekong Batu Sak Ku Tai Bong untuk warga Kelurahan Sijangkung. Acara diawali dengan seremoni singkat pembacaan Pidato Master Cheng Yen, sambutan Walikota Singkawang, penandatanganan berita acara serah-terima beras, dilanjutkan pembagian beras secara simbolis. Proses pembagian beras satu persatu kepada warga pemegang kupon berjalan secara tertib dan lancar, pada titik ini beras yang terbagi sebanyak 1.160 karung. Sekitar pukul 11.00 pelaksanaan pembagian beras di Sak Ku Tai Bong yang berjarak ± 7 km dari pusat kota, sudah selesai. Setelah itu, rombongan relawan yang berjumlah 131 orang mulai bergerak ke kantor Kelurahan Sagatani yang berjarak ± 25 km dari pusat kota ke arah selatan. Di sana akan dilaksanakan pembagian beras di aula kantor Kelurahan Sagatani yang dimulai pukul 13.00, namun sejak pukul 12.00 calon penerima beras yang berjumlah 461 orang sudah berdatangan. Para Warga yang datang lebih awal akan diberikan informasi mengenai profil Yayasan Buddha Tzu Chi. Pertama-tama diputarkan video tentang Yayasan Buddha Tzu Chi yang diproduksi oleh Discovery Channel, setelah itu Adi Prasetyo Shixiong mempresentasikan perkembangan dan kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Untuk menghibur para warga yang menunggu ditampilkan juga gerakan isyarat tangan beberapa kali sehingga tercipta suasana akrab dan ceria antara relawan dengan calon penerima beras. Pada pembagian beras di Kelurahan Sagatani ini juga dihadiri Walikota Singkawang beserta istri. Titik pembagian beras berikutnya pada sore hari itu adalah SD Negeri 14, Balai Pertemuan Warga SP1, dan SD Negeri 17 untuk warga SP2. Ketiga titik ini berada di wilayah Kelurahan Pangmilang. “Satu kelurahan dipecah menjadi tiga titik dikarenakan jarak yang terlalu jauh bagi warga apabila dikumpulkan pada suatu tempat, kasihan mereka yang mengambil beras. SP 1 dan SP 2 adalah lokasi transmigrasi dari Jawa, lokasinya dipisahkan satu bukit. Total beras yang terbagi di Kelurahan Pangmilang ada 800 karung dengan rincian; titik bagi SD Negeri 14 sebanyak 430 karung, SP 1 berjumlah 161 karung, dan SP 2 tercatat 209 karung. “ ungkap Tetiono, Ketua Tzu Chi Kantor Penghubung Singkawang.
Keterangan :
“Jadi total beras yang terbagi pada Kelurahan Sijangkung, Sagatani dan Pangmilang berjumlah 2.421 karung. Namun pada hari Senin tanggal 12 Desember 2011 ada warga penerima kupon yang mengambil beras di kantor sebanyak 3 orang, tanggal 14 Desember juga ada 3 orang, dan tanggal 15 ada 1 orang. Jadi beras yang terbagi sebanyak 2.428 karung,” papar Ha Tjit Chiong, Koordinator Lapangan pembagian beras Tzu Chi Singkawang. Jalinan jodoh di RT 08. Menurut pengakuan Mina gangguan penglihatan sudah ia rasakan sejak lahir, dirinya tidak bisa melihat apa-apa, kalau pun ada cahaya atau saat siang hari mata terasa silau dan sakit. Orang tuanya telah meninggal setahun lalu, Mina yang kini berusia 36 tahun tidak lagi tinggal bersama saudara-saudaranya, ia memilih hidup mandiri dengan menjual jasa mencuci baju. Penghasilan dari mencuci baju sendiri berkisar Rp 20.000 sampai Rp 30.000 tergantung sedikit-banyaknya cucian. Ketika ditanya apakah bisa mencuci dengan bersih dan bagaimana mengetahui kalau cuciannya sudah bersih? Mina menjelaskan dengan memperagakan proses merendam dengan sabun deterjen kemudian mengucek-ucek dan membilasnya beberapa kali. “Belajar dari mencuci baju sendiri. Kalau cucian saya tidak bersih, mana mau mereka menyuruh saya untuk mencucikan baju mereka,” jawab Mina. “Hasil mencuci untuk kebutuhan sehari-hari. Masak makanan pakai kompor, harga minyak tanah sekarang sudah Rp 7.000 per liter, beras juga sudah Rp 7.500 – Rp 8.000. Saya sangat berterima kasih dengan pemberian beras ini, 20 kilo bisa jadi sampai 4 bulan, karena sehari saya hanya memasak (beras) segelas kecil ini.” tutur Mina. | |||