Berbagi Keceriaan dan Kebahagiaan
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi Pranoto![]() * Sekitar 30 relawan Tzu Chi membagikan 675 paket bantuan berupa alat tulis, susu, biskuit, buah, dan snack kepada siswa-siswi SDN Pantai Hurip 01, 02, dan 04, serta Pantai Harapan Jaya 04 Bekasi. | Ada yang berubah di halaman SDN Pantai Hurip 04, Babelan, Bekasi, Jawa Barat.. Suasana sekolah yang biasanya hening dan sepi, siang itu tampak ramai dan ceria. Dari tiap-tiap kelas juga terdengar suara nyanyian, tepuk tangan, dan tawa ceria anak-anak. Ternyata murid-murid itu bukan sedang belajar bernyanyi ataupun kegiatan ekstrakurikuler, dan bahkan yang membimbing mereka di depan kelas pun bukanlah guru mereka, melainkan para relawan Tzu Chi. |
Selasa, 8 April 2008, sebanyak 30 relawan Tzu Chi mengunjungi sekolah-sekolah dasar di daerah Babelan, Bekasi. Kedatangan para relawan ini dalam rangka memberi bantuan berupa alat tulis, susu, biskuit, jeruk, dan snack. Ada 4 sekolah yang dikunjungi siang itu secara berurutan, yakni: SDN Pantai Hurip 04, SDN Pantai Hurip 01 dan 02, serta SDN Pantai Harapan Jaya 04. Total bantuan yang diberikan sejumlah 675 paket. Di lokasi terakhir, Pantai Harapan Jaya, relawan Tzu Chi juga membagikan paket berisi sandal dan baju untuk 465 warga di empat RT wilayah ini. “Di Pantai Harapan Jaya, banjirnya kemarin paling parah. Banyak anak-anak yang baju, sepatu, dan sandalnya kebasahan atau rusak,” kata Sui Hua, koordinator kegiatan ini. Menurut Sui Hua, latar belakang pemberian bantuan ini dkarenakan kondisi daerah Babelan yang terendam banjir parah bulan Maret lalu. “Waktu kita bagi beras, terlihat daerah ini masih tergenang banjir. Terus, kondisi siswa-siswi di sini sangat memprihatinkan. Mereka banyak yang tidak memakai sepatu ke sekolah,” terang Sui Hua. Tidak hanya memberi bantuan, relawan Tzu Chi juga memberi kebahagiaan bagi siswa-siswi di 4 sekolah ini dengan mengajaknya bernyanyi, bercerita, dan bahkan belajar bahasa Inggris. Manfaat yang Sangat Besar “Siapa lagi yang mau nyanyi?” tanya Amir, relawan Tzu Chi. Setelah saling menunjuk dan mengelak, akhirnya para murid ini memilih untuk bernyanyi bersama-sama. “Senang, habis jarang dapat beginian,” terang Ahmad seusai acara sambil menggenggam kantung plastik putih berlogo Tzu Chi. Bukan hanya karena mendapat alat tulis, susu dan makanan ringan, tapi siswa yang bercita-cita menjadi tentara ini juga gembira karena diajak bernyanyi dan bergembira bersama para relawan. ![]() ![]() Ket : - Sui Hua, relawan Tzu Chi, mengajarkan siswa-siswi SDN Pantai Hurip 02 bahasa isyarat tangan 'Satu Sama dengan Ahmad, Seltiana, siswa kelas 2 SDN Pantai Hurip 02 juga mengaku bahagia. “Senang, girang dah diajak nyanyi.” Senada dengan teman sekelasnya, Robi juga senang atas kedatangan relawan Tzu Chi. “Senang, dah dibagi dan diajak nyanyi,” ujarnya sambil tersenyum. Tinggal cukup jauh dari sekolah, sehari-hari Robi berjalan kaki dari rumahnya. Meski kedua orangtuanya bekerja —ayahnya pedagang ayam dan ibunya membuka warung— tidak membuatnya malas belajar. Usahanya tak sia-sia, mengingat dia menempati peringkat 2 di kelasnya. “Mau jadi ABRI kalau dah besar,” kata Robi mantap. Bagi Suparjo, Kepala SDN Pantai Hurip 04, apa yang diberikan relawan Tzu Chi sangat bermanfaat bagi siswa-siswinya. “Saya melihat hari ini, anak-anak sangat gembira sekali,” ujarnya. Suparjo yang sudah bertugas di sekolah ini sejak tahun 1977, merasakan manfaat bantuan ini sangat besar, mengingat kondisi orangtua murid yang memang rata-rata berkemampuan ekonomi rendah. “Terima kasih kepada Tzu Chi yang telah memberi perhatian kepada siswa-siswi sekolah kami. Ini adalah bantuan yang kedua, setelah sebelumnya murid-murid kami menerima sepatu dari Tzu Chi,” kata Suparjo tulus. ![]() ![]() Ket : - Tawa, keceriaan dan kebahagiaan siswa-siswi SDN Pantai Hurip 04 ini jarang sekali mereka dapatkan. Sementara Sugiono, Kepala SDN Pantai Hurip 02 mengatakan bahwa bantuan ini sangat tepat. “Sangat baik untuk menambah gizi anak-anak, apalagi ada buah dan susu,” katanya. Sugiono paham sekali jika kebutuhan gizi siswa-siswinya belum banyak yang mencapai taraf maksimal. “Rata-rata baru 3 sehat aja, buah-buahan dan susu masih jarang yang mengonsumsi,” aku Sugiono. Penilaian ini diperolehnya dari pengalamannya mengajar dan bertanya langsung kepada siswa tentang menu “4 Sehat 5 Sempurna” di keluarga murid-muridnya. Anak-anak adalah harapan sebuah bangsa. Baik-buruknya bangsa Indonesia ke depan, semua tergantung di pundak mereka. Sudah semestinya perhatian, bantuan, dan kebahagiaan diberikan kepada mereka yang kurang beruntung agar anak-anak bisa tumbuh sehat, cerdas, dan berbudi pekerti baik. Apa yang dilakukan insan Tzu Chi mungkin baru setitik air di tengah lautan permasalahan pendidikan, tapi setidaknya ini adalah sebuah langkah awal untuk menciptakan dunia yang lebih baik. | |
Artikel Terkait

Guru Sekolah Cinta Kasih Ikuti Lomba Mengajar Kreatif
22 Januari 2021Empat guru SD Cinta Kasih Tzu Chi masuk dalam tujuh besar di Lomba Mengajar yang Kreatif dan Menyenangkan Bersama Menjadi Indonesia yang diadakan oleh Mentari Group. Dalam lomba tersebut, para guru membuat sebuah video pengajaran yang sesuai dengan tema. Video dari para guru yang terpilih kemudian diunggah di akun YouTube Mentari Group untuk akhirnya dilakukan polling. Penutupan pollingnya dilakukan akhir pekan ini.

Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi 2019: Menyongsong Tahun 2020 yang Penuh Harapan
13 Januari 2020Bagi Liu Su Mei, tahun 2020 adalah tahun yang sangat penting bagi Tzu Chi Indonesia. Yang mana di tahun 2020 ini Misi-misi Tzu Chi di Indonesia makin paripurna dengan beroperasinya Tzu Chi Hospital Indonesia pada November 2020 mendatang.
.jpg)
Merangkul Masyarakat untuk Peduli Lingkungan
23 Maret 2021Setiap 2 bulan sekali, komunitas Hu Ai 1 Batam akan menyelengkarangan kegiatan daur ulang di Posko Tzu Chi Batam. Kegiatan Daur Ulang tidak hanya dapat mengurangsi polusi lingkungan, tapi juga sebuah kesempatan merangkul lebih banyak Bodhisatwa Pelestarian Lingkungan.