Berbagi Kehangatan Kasih Sayang

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Bali), Fotografer : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Bali)
 

foto
Ekspresi kebahagiaan terpancar saat seorang Oda yang telah dikeramas rambutnya sedang bercermin.


“Dipotong sedikit ya, Oda (Nenek). Uda panjang-panjang nih kukunya,” bujuk relawan kepada salah satu penghuni Panti Sosial Tresna Werdha dengan menunjukkan kuku-kukunya yang panjang dan hitam. Memang terasa agak sulit pada awalnya bagaimana agar para Pekak (Kakek) dan Oda dapat menerima ajakan dari setiap relawan untuk dipotong rambutnya maupun kukunya.

Hal ini sekiranya dapat dimengerti oleh setiap relawan Tzu Chi Bali karena ini merupakan kali pertama relawan Tzu Chi berkunjung ke Panti Sosial Tresna Werdha yang berlokasi di Denpasar. Kegiatan ini sendiri diadakan pada hari Minggu, 12 Januari 2014 yang merupakan kegiatan yang akan menjadi kegiatan tetap setiap bulan di minggu kedua.

Sebagian besar relawan yang bergabung pada kunjungan kasih ini adalah relawan baru yang belum pernah berkunjung ke Panti Werdha. Kisah-kisah yang menyentuh pun banyak dirasakan oleh mereka. “Ini adalah pertama kali saya memotong kuku orang lain yang mana adalah seorang yang baru saya kenal,” ujar salah satu relawan baru yang merasakan bahwa betapa pentingnya berbakti kepada orang tua sehingga dirinya melayani setiap kakek dan nenek di panti werdha dengan sepenuh hati.

Sewaktu membersihkan kuku Oda dan Pekak, relawan membantu membersihkan kamarnya yang mana sudah terlebih dahulu mendapat izin dari mereka. “Oda, ini masih dipakai?” sesekali relawan menunjukkan sesuatu kepada Oda dan Pekak. Untuk beberapa pakaian yang kotor, relawan pun tidak sungkan-sungkan untuk mencucinya. Dan relawan harus menjelaskan kepada pemilik pakaian di mana mereka menjemurnya. Ini adalah wujud dari rasa hormat dan menghargai.

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan baru pertama kali mempraktikkan perhatian pada para Oda dan Pekak dan mengambil hikmah di balik perbuatan mulia ini (kiri).
  • Canda dan tawa menjadi sebuah obat batin yang diberikan oleh semua insan Tzu Chi kepada kakek dan nenek Panti Werdha (kanan).

Sebagaimana adatnya di Bali, lesehan (duduk di lantai) adalah yang disukai oleh para orang tua sehingga kebanyakan kegiatan membesihkan kuku dilakukan sambil duduk di lantai. Kesan kekeluargaan sangat terasa kental dimana relawan pun duduk bersama dan bersenda gurau. Canda tawa seakan-akan menjadi obat batin yang sangat dibutuhkan oleh setiap penghuni panti yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

“Lihat, Da! Udah cantik kan?” tanya relawan kepada salah satu Oda setelah dikeramas rambutnya sembari memegang cermin. Oda pun tersipu malu dan membuat relawan tertawa. Meski kendala bahasa sering dirasakan oleh relawan pada saat berkegiatan karena hampir rata-rata Oda dan Pekak tidak dapat berbahasa Indonesia, setiap relawan berusaha untuk dapat mengerti apa yang hendak disampaikan. Relawan yang dapat berbahasa Bali adalah relawan yang paling penuh berkah karena sering dipanggil ke sana kemari untuk menerjemahkan apa yang disampaikan dan mengartikan kembali apa yang dikatakan oleh relawan. Dengan ketulusan hati dari setiap relawan maka kendala tersebut dapat diatasi.

foto  foto

Keterangan :

  • Di dunia ini masih ada yang bersedia memberikan perhatian itulah yang dirasakan oleh salah satu Pekak (Kakek) yang tinggal di Panti Tresna Werdha (kiri).
  • Salah satu wujud kesungguhan hati dalam memberikan perhatian dari relawan adalah dengan membersihkan kamar Oda dan Pekak (kanan).

Master Cheng Yen membimbing kita dengan mengatakan bahwa kasih orang tua kepada anak bagaikan air yang mengalir sedangkan kasih anak kepada orang tua tidak pernah dapat menandingi aliran arus air tersebut. Orang tua adalah laksana Buddha hidup di dalam rumah kita, sudah selayaknya kita hormati dan mewujudkan bakti dengan menjaga mereka. Betapa pun banyaknya kita melakukan kebajikan tetapi tidak berbakti kepada orang tua, kita masih belum dapat dikatakan sebagai orang yang bajik.

Dengan melakukan kunjungan kasih ke Panti Werdha, kita dapat merasakan dan meresapi apa yang sering diwejangkan oleh Master Cheng Yen. Beliau berharap bahwa tempat yang layak untuk merawat orang tua adalah di rumah kita sendiri. Dengan demikian, kita semua dapat menjaga dan merawat orang tua kita dengan baik dan dapat menjalankan tugas kita sebagai anak sehingga orang tua dapat merasakan kebahagiaan. Dengan berbakti kepada orang tua maka keharmonisan di dalam masyarakat dapat terwujud dan hati kita semua dapat tersucikan.

  
 

Artikel Terkait

Cinta Kasih Orang Tua Seluas Dunia

Cinta Kasih Orang Tua Seluas Dunia

04 September 2019

Acara Bulan Tujuh Penuh Berkah di relawan komunitas He Qi Barat 2 diperingati pada Minggu 25 Agustus 2019 di Guo Yi Ting lantai 3 Aula Jing Si, Tzu Chi Center. Dihadiri 283 orang, baik relawan maupun masyarakat umum, dimana sebanyak 46 pasang keluarga mengikuti prosesi membasuh kaki orang tua yang melambangkan bakti anak terhadap orang tua.

Bersinergi dengan Kodim 0203/Langkat dalam Penyaluran Paket Sembako

Bersinergi dengan Kodim 0203/Langkat dalam Penyaluran Paket Sembako

11 Mei 2020
Relawan Tzu Chi Medan di komunitas Hu Ai Binjai mengikuti pelepasan bantuan paket sembako bagi warga terdampak Covid-19, di Makodim 0203/Langkat, Binjai, Jumat 8 Mei 2020. Dalam penyaluran paket sembako kali ini Tzu Chi bekerjasama dengan Kodim 0203/ Langkat.
Tidak Larut dalam Sedih

Tidak Larut dalam Sedih

12 November 2014

Kebakaran yang melanda RT 14/06, Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara pada Sabtu malam (8/11) memaksa 121 kepala keluarga mengungsi akibat rumahnya hangus dilalap si jago merah. Selain kerugian materil, kebakaran ini juga memakan korban jiwa.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -