Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei mendampingi Ting Yu Yen Deputy Director General Education Department dan peserta dari tim pendidikan dari lima kota di Taiwan melihat fasilitas-fasilitas Tzu Chi School salah satunya lapangan olahraga.
Relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyambut hangat kedatangan 21 orang dari Pemerintah Kabupaten Chiayi dan tim pendidikan dari lima kota di Taiwan pada Senin, 15 Juli 2024. Kedatangan rombongan ini ingin berbagi pengalaman tentang pendidikan pelestarian lingkungan dan penanggulangan bencana di Indonesia.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia Joe Riadi, dan relawan lainnya juga mendampingi serta mengajak rombongan melihat langsung ke ruang Humanitarian culture Exibition Hall sebagai tempat pencatat sejarah Tzu Chi Indonesia dalam menjalankan misi-misinya. Selain itu, para rombongan juga diajak berkunjung ke ruang penyajian teh, ruang merangkai bunga, dan gedung Tzu Chi School untuk melihat fasilitas-fasilitas seperti ruang kelas laboratorium, ruang olahraga, perpustakaan, kantin dan fasilitas lainnya yang ada di sekolah tersebut.
Liu Su Mei menjelaskan kunjungan tim pendidikan dari lima kota di Taiwan ini untuk saling berbagi pengalaman dengan Tzu Chi Indonesia begitu juga sebaliknya. Perwakilan dari lima sekolah ini juga mempunyai jalinan jodoh yang baik dengan Tzu Chi Taiwan khususnya dalam bidang pelestarian lingkungan atau pendidikan penanggulangan bencana. “Mereka bekerja sama baik dengan Tzu Chi dan mereka juga bergabung di Asosiasi Guru Tzu Chi di Taiwan,”ucap Liu Su Mei.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei menerima sertifikat ucapan terima kasih dari kelompok panduan pendidikan pencegahan bencana Chiayi, Taiwan.
Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Indonesia Joe Riadi sedang berdiskusi dengan anggota tim pendidikan dari lima kota di Taiwan terkait bantuan bencana yang diberikan oleh Tzu Chi Indonesia.
Liu Su Mei dalam sharing-nya menjelaskan bahwa Indonesia masih mempunyai ruang untuk belajar dalam hal pelestarian lingkungan dan simulasi kebencanaan. Dalam hal ini, Taiwan mempunyai pengalaman yang sangat baik yang bisa dipelajari. “Yang perlu kita pelajari dari mereka adalah bagaimana Taiwan sudah sangat matang dalam menerapkan pendidikan pelestarian lingkungan dan penanggulangan bencana,” jelas Liu Su Mei.
Di ruang penyajian teh gedung Tzu Chi School, para rombongan di jamu dengan teh hangat dan makanan ringan oleh tim relawan pelayanan. Sambil menikmati teh hangat rombongan diputarkan tayangan video 30 tahun Tzu Chi di Indonesia. Dari tayangan video ini mereka melihat Tzu Chi Indonesia telah melakukan banyak bantuan bencana.
Lewat tayangan video tersebut, Pemerintah Kabupaten Chiayi dan tim pendidikan dari lima kota di Taiwan tahu bagaimana Tzu Chi bisa segera bergerak untuk menyalurkan bantuan ketika terjadi bencana besar di Indonesia. “Termasuk ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh. Waktu itu banyak sekali cinta kasih dari dari insan Tzu Chi seluruh dunia yang membantu kita untuk menyukseskan pembangunan Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi di Aceh. Oleh karena itu Tzu Chi adalah organisasi global yang bagaikan satu keluarga,” jelas Liu Su Mei.
Chen Liang Mey relawan yang juga mengajar kelas merangkai bunga sedang menjelaskan metode kelas merangkai bunga yang diterapkan kepada siswa-siswi Tzu Chi School.
Relawan tim konsumsi menjamu para tamu dengan menyajikan teh hangat dan penganan di sela-sela tur rombongan dari Pemerintah Kabupaten Chiayi dan tim pendidikan dari lima kota di Taiwan ke Tzu Chi Center, PIK.
Ting Yu Yen (Deputy Director General Education Department) menjelaskan kunjungan rombongan dari Pemerintah Kabupaten Chiayi dan tim pendidikan ini intinya ingin berbagi pengalaman dalam hal pendidikan penanggulangan bencana. Dalam sharing-nya, Ting Yu Yen menjelaskan bahwa penangulangan bencana terdiri dari tiga tahap, antisipasi, penanganan aktif, dan perencanaan.
“Ketika bencana sudah terjadi, kita bisa melakukan penanganan dengan aktif, seperti yang dilakukan Tzu Chi, begitu bencana terjadi, Tzu Chi menangani dengan baik. Setelah itu, dilakukanlah perencanaan-perencanaan setelah bencana terjadi. Kami melihat Empat Misi Tzu Chi di Indonesia sudah terlaksana dengan utuh, jadi kami sangat senang bisa belajar di sini,” ujar Ting Yu Yen.
Selain itu, Ting Yu Yen menjelaskan di Kota Chiayi, Taiwan ada rumah sakit Tzu Chi Dalin, ada gedung sekolah SMP yang merupakan bantuan juga dari Tzu Chi. Mereka juga berkolaborasi dengan PAGAMO untuk menyosialisasikan informasi penanggulangan bencana melalui game. “Kita berharap dengan cara seperti ini, informasi terkait penanggulangan bencana bisa tersebarkan melalui internet di berbagai daerah,” jelas Ting Yu Yen yang sangat antusias melihat kegiatan-kegiatan Tzu Chi di Indonesia.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Liu Su Mei, Ketua Tim Tanggap Darurat Tzu Chi Joe Riadi dan tim konsumsi menerima souvenir dari dari Pemerintah Kabupaten Chiayi.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bersama relawan lainnya berfoto bersama dengan rombongan Pemerintah Kabupaten Chiayi dan tim pendidikan dari lima kota di Taiwan di lobby Tzu Chi School.
Ketika Ting Yu Yen dan rombongan berkeliling ke gedung Tzu Chi School mereka merasakan gedung SD, SMP, SMA Tzu Chi School ini ada kemiripan dengan di Taiwan. “Kita berharap melalui pendidikan, bisa mengajak anak-anak lebih memperhatikan setiap hal yang terjadi di masyarakat, baik hal-hal sosial maupun tentang perubahan iklim. Biar siswa-siswi berpikir kedepannya bagaimana manusia bisa melindungi bumi ini,” ujar Ting Yu Yen.
Ketika keliling Aula Jing Si, di ruang Humanitarian Culture Exibition Hall para rombongan melihat poster-poster dan cuplikan video kegiatan relawan Tzu Chi. “Kami sangat terharu melihat Shixiong dan Shijie Tzu Chi selalu hadir di lokasi bencana pada waktu bencana terjadi, hal ini yang perlu kami belajar dari Tzu Chi Indonesia,” kata Ting Yu Yen.
Selain itu Ting Yu Yen juga sangat terkesan dengan Misi Pendidikan Tzu Chi yang sangat memperhatikan tentang budaya humanis, cinta kasih antar manusia. “Kedepannya, kami juga akan berusaha untuk mengembangkan budaya humanis,” ucap Ting Yu Yen sambil tersenyum.
Editor: Arimami Suryo A.