Berbagi Rasa Suka dan Duka
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana Santy Rabu, 7 September 2011, relawan Tzu Chi memberikan paket bantuan kebakaran kepada warga Tambora, Jakarta Barat. |
| ||
Kamis, 1 September 2011, musibah kebakaran melanda beberapa RT yang ada di wilayah tersebut, yaitu RT 01, 02, 03, 04, 05, 06 serta RT 13. Berdasarkan keterangan yang didapat dari Ketua RW 07 Nanang Husein, rumah yang hangus terbakar mencapai 320 rumah, dan sedikitnya terdapat 350 keluarga dan 1.400 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. Kebakaran terjadi pada siang hari, dimana saat itu setiap warga berusaha untuk memadamkan api. Namun malangnya, saat yang bersamaan juga air PAM di daerah tersebut juga sedang padam sehingga warga tak dapat mematikan api dengan air. Ditambah lagi hembusan angin yang kencang membuat api dengan cepat melahap rumah-rumah. Musibah ini lantas mengetuk simpati dari banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Turut merasakan penderitaan yang dialami oleh warga kebakaran, Rabu, 7 September 2011 lalu, relawan Tzu Chi pun datang untuk memberikan bantuan paket kebakaran kepada warga. Pembagian paket bantuan ini dimulai pada pukul 14.00 WIB, namun sebelumnya sekitar lebih dari 50 orang relawan telah berkumpul untuk membagikan kupon dan menyiapkan paket yang akan dibagikan di posko darurat yang didirikan oleh relawan.
Keterangan :
Bertemu Kembali dengan Relawan Tzu Chi Saat kebakaran terjadi, Nenek Siti sedang tidur di rumahnya. Tiba-tiba anaknya memanggil-manggil dan mengatakan jika ada asap. Ia pun keluar rumah untuk melihat dan ia segera kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil surat-surat yang dimilikinya. Ia tak mampu menyelamatkan apa-apa lagi selain surat-surat berharga seperti surat tanah. Meskipun begitu ia bersyukur karena seluruh keluarganya selamat dari kobaran api.
Keterangan :
Sudah sejak tahun 1968 Nenek Siti dan keluarganya tinggal di sana. Ia membangun rumah tersebut dengan cara mencicil sedikit demi sedikit, “Setahun beli ini (bahan bangunan - Red), setahun beli itu. Sekarang uda bagus, tapi terbakar,” ucapnya lirih. Walaupun tempat tinggalnya sudah hangus dilalap api, namun ia tetap ingin tinggal di sana karena ia sudah lama menempati wilayah tersebut dan tidak rela meninggalkannya. Kini untuk sementara Nenek Siti dan keluarganya tinggal di tenda darurat besama dengan warga lainnya. “Walaupun ibu sudah nggak punya apa-apa, tapi kan ggak ibu sendiri. Ibu mikir ke situ jadi nggak terlalu sedih. Kalau ibu pulang ke rumah pasti ngerenung. Tapi kalau di sini (tenda darurat) masih mending, bisa terbawa suasana (terhibur) dengan tetangga,” ucapnya. Mendapat bantuan dan perhatian lagi dari insan Tzu Chi, ia pun merasa senang dan terhibur. Saat itu ia bercerita tentang sosok yang sering dilihatnya di DAAI TV . Sosok tersebut adalah Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi. “Itu (Master Cheng Yen - red) kalau ke sini mah sama ibu mau dipeluk, ibu mau terima kasih. (Kalau nggak dari Tzu Chi) boro-boro ibu bisa operasi, uang pun dari mana, ibu kan nggak kerja,” ceritanya dengan raut wajah yang tersirat rasa haru. Kini melalui operasi yang diikutinya beberapa bulan lalu, ia pun sudah dapat melihat dengan jelas lagi. Membuka Hati Kebahagiaan dapat dengan mudah berubah menjadi kesedihan karena berbagai bencana, namun kesedihan pun dapat berubah menjadi kebahagiaan kembali saat setiap orang mau menerima dengan lapang dada dan memiliki hati yang senantiasa bersyukur. Keadaan pun akan semakin indah apabila setiap orang yang berbahagia mau ikut berbagi rasa bahagia mereka dengan membantu orang lain yang tengah tertimpa musibah. | |||
Artikel Terkait
Suara Kasih: Dokter Teladan
19 Oktober 2011 Ini semua berkat bantuan seluruh tim medis. Mereka sungguh menyelamatkan kehidupan dan menjaga kesehatan dengan penuh cinta kasih. Mereka bersumbangsih dengan cinta kasih universal tanpa pamrih serta mencurahkan perhatian dalam jangka panjang.Siap Mendukung Karya Anak Bangsa
14 Agustus 2017Tzu Chi Medan menyumbangkan bibit sebagai bentuk penghijauan dan pelestarian lingkungan di Rumah Pinsil. Selain bibit tanaman, Tzu Chi Medan juga menyumbangkan buku-buku karya Master Cheng Yen untuk diletakkan di galeri seni Rumah Pinsil.