Berbagi Semangat di Tzu Chi

Jurnalis : Nertivia (Tzu Shao Tg.Batu), Fotografer : Dwi.H (Tzu Shao Tg.Batu)

doc tzu chi

Relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan gathering bersama relawan Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur, Minggu 23 April 2017.

Minggu, 23 April 2017, 19 relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan gathering bersama relawan Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur. Kegitan ini diadakan untuk mempererat hubungan antar relawan dan berbagi pengalaman. Walaupun pertemuan tersebut dilakukan di Rumah Duka Tanjung Batu Kundur, semangat relawan tetap tinggi untuk berbagi bersama. Sebelumnya relawan telah menjadwalkan untuk mengadakan gathering di Wihara Dharma Shanti, namun karena berbenturan dengan kegiatan lain relawan akhirnya memutuskan untuk berpindah lokasi.

Kehadiran relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dinilai mampu memberikan semangat dan motivasi kepada relawan Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur melalui mater-materi yang mudah dipahami. Materi yang di sampaikan oleh Dwi misalnya. Ia menjelaskan tentang bagaimana ajaran Buddha (Dharma) merupakan suatu teori dan pemahaman. “Dan Tzu Chi lah yang menjadi wadah untuk praktiknya. Jadi setelah kita belajar teori-teori ajaran Buddha, kita harus mempraktikkan. Salah satu caranya yaitu menjadi relawan Tzu Chi,” ujarnya.

Dwi melanjutkan, “Dengan menjadi relawan Tzu Chi, tanpa kita sadari kita sedang melatih diri kita sendiri dengan membantu orang lain dengan penuh cinta kasih.” Relawan Tanjung Balai Karimun yang ia jadikan contoh adalah Ruxin dan Kartono yang juga membagi pengalamannya di hadapan relawan Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur. Pengalaman dari kedua relawan tersebut pun tentu memberikan motivasi kepada Relawan Tanjung Batu Kundur untuk terus semangat dalam Tzu Chi untuk menyelamatkan semua makhluk dari penderitaan dunia.

doc tzu chi

Siswa kelas budi pekerti Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur bersama-sama memeragakan isyarat tangan.

doc tzu chi

Walaupun dengan kondisi yang terbatas semangat relawan tetap tinggi untuk berbagi kebahagiaan bersama.

Ketua Tzu Chi Tanjung Batu Kundur, Agustini berharap, “Dengan adanya kegiatan ini relawan yang ada di sini bisa lebih kompak dan saling pengertian. Di karenakan dalam satu komunitas pasti ada banyak orang dan juga pendapat yang berbeda. Semoga relawan bisa bersatu dan juga saling pengertian sesama relawan-relawan lainnya.”

Harapan lain juga terucap dari Yacob yang menginginkan suatu saat nanti relawan dapat menggantungkan papan nama Tzu Chi di Tanjung Batu Kundur. Begitu pun Marijana yang ingin benar-benar mempraktikkan Dharma melalui Tzu Chi.

Walaupun dengan kondisi yang terbatas, namun seperti apa yang Master Cheng Yen katakan, “Apabila ada niat, pasti ada kesempatan. Asalkan ada tekad pasti ada kekuatan.” Yang paling utama adalah niat dan tekad. Dua hal tersebutlah yang dimiliki oleh para relawan Tzu Chi untuk terus bersumbangsih bagi masyarakat.


Artikel Terkait

Menabung Berkah, Memperkaya Batin

Menabung Berkah, Memperkaya Batin

05 November 2014 Pendidikan di Tzu Chi mengajarkan para generasi muda untuk menabung dengan tujuan memiliki kekayaan batin. Bahwa menabung bukan hanya bisa berguna untuk diri sendiri, namun juga bisa bermanfaat bagi orang lain.
Menggapai Masa Depan yang Cemerlang

Menggapai Masa Depan yang Cemerlang

29 November 2016
Kelas budi pekerti Tzu Chi kembali menyelenggarakan Kamp Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi yang kali ini diperuntukkan bagi remaja berusia 13-16 tahun atau biasa disebut Tzu Shao. Kegiatan Tzu Shao Ban Angkatan VIII ini merupakan kegiatan penutupan kelas budi pekerti untuk tahun 2016 yang diikuti oleh 150 siswa kelas budi pekerti Tzu Shao.
Penutupan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan

Penutupan Kelas Budi Pekerti Tzu Shao Medan

24 November 2017
Saat anak-anak Tzu Shao di Tzu Chi Medan menyuapi orang tua mereka, air mata pun mulai menetes baik orang tua maupun anak. Sang MC pun mengarahkan anak-anak untuk memeluk orang tua mereka dan mengatakan “Saya sayang mama papa, maafkan kesalahan yang saya perbuat selama ini”.
Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -