Pembacaan pesan cinta kasih oleh Junaedy Sulaiman, didampingi oleh relawan lainnya.
Menyambut Hari Raya Natal, Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung menyalurkan sembako bagi warga kurang mampu yang merayakan Natal, Jumat 23 Desember 2022. Adapun lokasi pembagian yakni Gereja GPDI El-Shaddai Natar di Lampung Selatan, lalu Masyarakat kristen Kampung Baruna Jaya, Gereja Pondok Daud Ministry Panjang, Gereja Mawar Saron Teluk Betung dan Gereja Kristus Bakung.
Paket sembako ini berisikan beras 5kg, minyak goreng 1 liter, gula putih 1kg dan juga Mi kuning 1pcs. Pembagian sembako memang rutin dilakukan khususnya setiap hari raya. Seperti Hari Raya Idhul Fitri, Natal, dan juga Imlek.
Junaedy Sulaiman menyerahkan bantuan untuk salah satu penerima bantuan dari Natar. Keduanya juga bercakap-cakap, saling berterima kasih dan saling mendoakan.
Junaedy Sulaiman, mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung menyampaikan pesan Cinta kasih dari Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi. “Dengan hati yang tulus, kami sangat bersyukur dapat berada bersama-sama dengan saudara-saudara pada hari ini. Walau kita berasal dari keluarga yang berbeda, namun perasaan saling memberi perhatian, tidak dapat dihalangi oleh perbedaan tersebut.”Kata Junaedy dalam sambutannya.
Warga desa Purwosari, Kecamatan Natar juga datang membawa satu rombongan. Salah satunya Elizabeth. “Saya ini kan kasian sama ibu-ibu yang lain, kami kan jauh, jadi ya sudah saya angkut saja pakai mobil saya,” ungkap Elizabeth.
Meskipun dengan duduk di mobil terbuka dengan alas tikar, mereka semangat untuk mengambil bantuan. “Ibu-ibu yang saya ajak ini, rata-rata dari keluarga tidak mampu, banyak yang rumahnya masih geribik. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah memilih kami untuk menerima bantuan sembako ini,” imbuh Elizabeth.
Calon penerima bantuan yang mengambil paket sembako di Kantor Tzu Chi sedang menunggu antrean.
Selain Elizabeth, ada juga Suprapto (86) yang menarik perhatian relawan. Ia merupakan salah satu warga yang berkesempatan menerima bantuan sembako. Ia datang dengan jalan yang terbata-bata, hanya tongkat kayu sederhana yang membantu menopang badannya. Ia hanya tinggal berdua dengan anak laki-lakinya, yang mengalami sedikit cacat pada tangan kirinya, yakni tangannya tidak bisa diluruskan. Sehari-hari, anak suprapto ini hanya bekerja mencari rongsokan untuk menghidupi dirinya dan sang ayah.
“Saya hanya tinggal dengan anak saya, laki-laki. Tapi dia tidak menikah, karna ia cacat tangannya. Tiap hari dia bekerja mencari rongsokan untuk makan kami sehari-hari (dengan mata sedikit berkaca-kaca)” ungkap Suprapto sedih.
Barlianto Chan sedang memberikan paket sembako kepada Suprapto, salah satu penerima bantuan dari Kecamatan Panjang.
Relawan juga turut merasakan kesedihannya, melihat ia hanya berjalan menggunakan celana pendek yang sudah sobek dan dijahit ulang, baju yang lusuh, dan masker yang sudah tidak layak pakai. Sehingga salah satu relawan berinisiatif mengganti maskernya.
Melihat fenomena ini, tentu saja mengajarkan banyak rasa syukur untuk para relawan yang bertemu dengannya, betapa sangat luar biasa Tuhan memberikan kehidupan saat ini. Karena ternyata di luar sana, banyak sekali orang-orang yang hidupnya kekurangan.
Editor: Khusnul Khotimah