Dengan membawa gerobak, relawan menyusuri jalan menuju pemukiman warga yang sudah terdata untuk menyerahkan paket sembako.
Berkah diperoleh dari niat yang baik. Kekuatan didapat dari tekad yang kokoh.
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)
Libur akhir pekan dimanfaatkan 20 relawan dari PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) menuju Teluk Naga, Tangerang, Banten pada Sabtu (2/3/24). Dipimpin langsung Andrie Tjioe, Pembina Komunitas Relawan Tzu Chi IBS, relawan membagikan paket sembako yang terdiri dari beras 10 kg, minyak goreng 1 liter, biskuit, tepung, kecap, gula 1 kg, dan susu kental manis. Selain itu relawan juga menambahkan vitamin untuk anak dan dewasa dalam paket sembako yang diberikan.
Sejatinya bantuan sembako ini akan dibagikan dalam rangka Imlek, namun adanya pesta demokrasi, relawan memilih untuk menunda setelah Pemilu berlangsung. “Kita itu sebenarnya sudah ingin membagikan sembako ini sebelum Imlek atau dalam masa Imlek sampai dengan tanggal 15 atau Gap Go Meh. Tetapi karena waktunya terlalu mepet dan juga ada Pemilu akhirnya kita tunda sampai hari ini. Kenapa di tempat ini? Karena setelah tim relawan survei ternyata di sini banyak sekali saudara-saudara kita yang kekurangan. Jadi kita pilih tempat ini untuk membagikan berkat kepada mereka,” papar Andrie Tjioe, Pembina Komunitas Relawan Tzu Chi IBS.
Andrie melanjutkan jika bantuan ini juga sebagai bentuk kepedulian relawan di tengah harga kebutuhan pokok yang merangkak naik. “Jadi kita juga melihat banyak sekali di tv atau di media bahwa harga-harga sembako pada naik. Selain naik juga ternyata susah juga untuk memperoleh sembako. Oleh karena itu kita coba bagikan berkat ini sembako lebih kurang 200 paket untuk saudara-saudara di Teluk Naga.”
Andrie Tjioe dan Hilda Tjioe menyerahkan langsung sembako kepada warga Teluk Naga.
Raut bahagia salah satu warga yang menerima sembako dari relawan.
Pembagian sembako ini membawa kebahagiaan bagi Hilda Tjioe, istri Andrie Tjioe. Sehari sebelumnya ia sempat dirawat di rumah sakit karena kelelahan menyiapkan paket sembako yang akan dibagikan. Namun tekadnya ingin berbagi kebahagiaan bagi warga Teluk Naga, menguatkan hatinya untuk segera pulih. “Puji Tuhan kemarin saya memang sempat dirawat, tetapi niat ingin berbagi untuk warga di sini menguatkan hati saya untuk bisa segera sehat, pulih, sehingga hari ini bisa sama-sama relawan yang lain untuk menyerahkan langsung sembako kepada mereka,” ujarnya penuh semangat.
Semangat Hilda Tjioe dalam berbagi juga dirasakan Hendry Tjoa, Ketua Komunitas Relawan Tzu Chi IBS. Jauh-jauh hari ia bersama relawan yang lain turut menyiapkan pembagian sembako hari ini. Termasuk mengajak relawan mengantarkan langsung 20 paket sembako ke rumah warga. Tujuannya agar relawan memiliki gambaran umum kondisi tempat tinggal penerima bantuan. Dibantu relawan dari Sekolah Bodhisatta, relawan menuju ke rumah warga yang sudah terdata. Jalanan sempit dan sebagian tergenang air menemani langkah relawan. Satu per satu warga yang terdata disambangi.
“Kondisinya sangat memprihatinkan ya, di kondisi yang seperti ini masih ada daerah yang penuh dengan banjir genangan air kondisi rumah yang belum layak huni. Makanya kita bagi di sini karena kita lihat ini tanah yang subur untuk tumbuhkan benih kebajikan,” tutur Hendry Tjoa.
Susan, relawan Tzu Chi IBS bahagia bisa ikut menyerahkan sembako.
Hendry Tjoa berinteraksi dengan warga sambil membantu membawakan barang bantuan.
Selepas membagikan sembako di pemukiman warga, relawan kembali ke halaman Sekolah Bodhisatta. Di sini 180 paket sembako sudah ditata rapi. Warga yang sudah terdata tinggal mengikuti antrian mengambil sembako. Relawan juga sigap menyerahkan bantuan di masing-masing meja. Sistem seperti ini memungkinkan proses pembagian sembako berjalan lancar.
Kebahagiaan terpancar dari warga yang mengambil sembako. Salah satunya Sulis Winarti. Ibu 3 anak ini bersyukur atas bantuan dari relawan. “Senang bahagia. Terima kasih buat relawan semuanya semoga berkah buat semuanya semoga ke depannya tambah lagi. Tambah sukses agar bisa membantu banyak umat lagi,” ujarnya.
Bantuan sembako yang diberikan akan habis pada waktunya, namun cinta kasih yang terjalin antara relawan dan warga akan tetap terjalin.
Editor: Metta Wulandari