Berbakti adalah Membuat Orang Tua Tenang

Jurnalis : Mettayani (Relawan Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Chia Chai Chua, Hoon Tai Peng , John Andrew (Relawan Tzu Chi Pekanbaru)
 
 

foto
Sebelum kelas dimulai, balon dimasukkan ke dalam baju xiao phu sha. Sehingga dari awal acara hingga selesai, mereka harus merasakan penderitaan mama selama mengandung dan membesarkan mereka.

“Berbakti kepada orang tua adalah akar dari segala kebajikan”. Sebaris kalimat inilah yang sekiranya menjadi pedoman bagi tim pendidikan Tzu Chi Pekanbaru untuk mengawali materi di kelas Budi Pekerti Er Dong Jing Jin Ban tanggal 12 Agustus 2012 dengan tema “Berbakti Kepada Orang Tua” setelah pertemuan pertama memperkenalkan kisah Tzu Chi. Tema perkenalan tentang Kisah Tzu Chi harus disampaikan kepada setiap  xiao pu sa (Bodhisatwa cilik) yang mengikuti Kelas Budi Pekerti Tzu Chi karena seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang.

Xiao pu sa dapat benar-benar memahami hakikat berbakti kepada orangtua yang sesungguhnya adalah dikala mereka dapat merasakan dan mengalami perjuangan dan tantangan yang dihadapi orangtua, khususnya mama hingga mereka bisa tumbuh besar dan sehat seperti sekarang ini. Berapa banyak tenaga, pikiran dan air mata yang mama habiskan untuk anak tercinta. Satu per satu xiao pu sa yang telah sampai di Rumah Tzu Chi segera dimasukkan satu buah balon ke dalam baju yang mereka kenakan. Dengan segala kepolosan dan kelucuan, mereka menerima balon tersebut dengan penuh tanda tanya.

Tema permainan pertemuan kali ini, tidak banyak berbeda dengan yang telah diberikan tahun lalu. Tahun lalu, kami memasukkan balon hanya pada sesi permainan saja. Sedang tahun ini, dari awal hingga akhir kelas, bodhisatwa cilik akan terus menjaga balon tersebut layaknya menjaga barang kesayangan. Tidak boleh jatuh dan tidak boleh pecah. Balon tersebut ibaratnya adalah janin yang ada di perut mama saat mama mengandung mereka. Selain merasakan betapa susahnya mama menjaga kandungannya hingga sang anak dapat terlahir sehat dan sempurna, xiao pu sa juga diajak untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah dengan kondisi balon di dalam perut seperti mengepel, menyapu, mengasuh anak, dan lain-lain. Saat mengandung, mama juga tetap harus melakukan pekerjaan rumah tangga. Berbagai ekspresi muncul dikala xiao pu sa diminta mempraktikkan semua ini. Ketika diminta mengepel dengan susah payah mereka lakukan dan saat harus menggendong boneka besar sambil menyapu hampir semua menyatakan susah sekali. Nah inilah yang harus mama lakukan saat mengandung. Perjuangan dan budi mama sungguh sangat besar. Oleh sebab itu berbakti adalah wujud balas jasa kita atas budi dan jasa mama membesarkan kita. Dalam salah satu kata Perenungan Master dikatakan bahwa “Berbakti adalah Membuat orangtua Tenang”. Salah satu tindakan nyatanya adalah dapat menjaga diri sendiri, belajar tanpa disuruh, menyusun buku sendiri, dan lain-lain.

foto  foto

Keterangan :

  • Salah satu karya xiao phu sha yang bernama Eric Anglelo memiliki bakat menggambar dan daya nalar yang bagus. Setelah memahami arti dari jing she yu (kata perenungan) yang sudah dipelajari, jing she yu tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan dengan ekspresi gambar yang sesuai dengan arti dari masing-masing jing she yu (kiri).
  • Chia Chai Chua shibo menjelaskan secara ringan makna dari syair yang terkandung di dalam lagu “ Gui Yang Du “(kanan).

Bukan hanya xiao pu sa yang diminta untuk memasukkan balon didalam bajunya, papa dan dui fu papa (papa pendamping) pun diminta untuk merasakan bagaimana susahnya istri mengandung. Suasana menjadi begitu lucu dan menarik dengan penampilan “Mengandung massal”.

Lagu Gui Yang Tu (Lukisan Kambing Bersujud) dipilih untuk dikenalkan kepada xiao pu sa pada pertemuan kelas budi pekerti ini karena syair yang terkandung di dalam lagu ini mengandung makna yang sangat mendalam. Alam pun sudah menyerukan pentingnya mewujudkan rasa bakti. Pernahkan anda memperhatikan apa yang dilakukan anak kambing saat akan menyusu ke induknya? Kambing-kambing ini akan bersujud sambil menyusu ke induknya. Kambing pun secara alami dapat berterima kasih dikala akan menyusu. Xiao Pu Sa pasti bisa melakukan lebih banyak untuk mewujudkan rasa bakti kepada orangtua.

foto  foto

Keterangan :

  • Berbagai macam hal yang dilakukan oleh xiao phu sha. Mulai dari senam menggerak-gerakkan badan, menyapu, mengepel, menggendong boneka (kiri).
  • Sharing dari dua orang mama yang menanggung penderitaan berganda melahirkan anak kembar (kanan).

Ada satu hal yang menarik dari salah seorang bodhisatwa cilik. Ia bernama Eric Anglelo memiliki bakat menggambar dan daya nalar yang bagus sekali. Setelah memahami arti dari Jing Si Yu(kata perenungan) yang sudah dipelajari, Jing Si Yu tersebut dituangkan dalam bentuk tulisan dengan ekspresi gambar yang sesuai dengan arti dari masing-masing Jing Si Yu. Ini merupakan satu langkah awal yang cukup bagus untuk memperkenalkan kepada xiao pu sa bahwa makna dari semua Jing SI Yu yang disajikan, benar-benar ada di dalam kehidupan kita sehari-hari dan harus kita praktikkan dengan benar agar dapat menuntun kita ke jalan kebenaran dan membebaskan kita dari kegelapan batin.

Semoga pelajaran kali ini memberikan inspirasi dan makna khusus bagi xiao pu sa untuk bisa menjadi anak yang berbakti.

 

 
 

Artikel Terkait

Tzu Ching Medan Siap Melakukan Camp

Tzu Ching Medan Siap Melakukan Camp

28 Agustus 2019

Tzu Ching Medan kembali mengadakan Tzu Ching Camp yang ketiga. Untuk mempersiapkan kebutuhan, panitia yang telah dibentuk pada Juni 2019 melakukan tugas mereka masing-masing dengan tim masing-masing.

Kebersamaan TIMA Tzu Chi Bandung

Kebersamaan TIMA Tzu Chi Bandung

08 Desember 2016
Pada tanggal 4 Desember 2016, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan acara Ramah Tamah bagi anggota TIMA Bandung yang bertempat di Priangan Medical Center, Jl. Nana Rohana No. 37, Bandung.
Belajar dari Sekeliling Kita

Belajar dari Sekeliling Kita

26 November 2012 Acara pun dimulai tepat pukul 09.00Wib. Sebagai kelanjutan dari kegiatan dua minggu lalu, 21 Oktober 2012, dimana anak-anak mengunjungi Opa dan Oma di panti jompo. Kali ini anak-anak diminta untuk sharing mengenai pengalaman mereka setelah kesana secara bergantian.
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -