Berbakti pada Orang Tua adalah Akar dari Segala Kebajikan

Jurnalis : Kartini, Merry Sudilan (Tzu Chi Medan), Fotografer : Rita, Djuang, Irwanto (Tzu Chi Medan)


Claryce Annebelle Yu sedang berbagi kisah dan materi tentang cara menghindari Wabah Covid-19

Setiap Tahun di Minggu kedua pada bulan Mei Yayasan Buddha Tzu Chi merayakan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Karena tahun ini terjadi pandemi virus Corona, para relawan pun memanfaatkan jaringan internet untuk merayakan tiga hari besar ini.

Murid-murid Kelas Bimbingan Budi Pekerti di Tzu Chi Medan juga merayakan Hari Ibu Internasional secara online, pada Minggu 10 Mei 2020. Jumlah Xiao Pu Sa di Tzu Chi Medan cukup banyak, terdapat 66 keluarga yang mengikuti acara ini dan dibagi dalam tiga sesi masing-masing berdurasi 60 menit. Sesi pertama dimulai pukul 9-10 pagi, sesi kedua pukul 10.30-11.30 siang dan yang terakhir di pukul 13.00-14.00.

Semua yang hadir secara online ini tampak senang, mengobati kerinduan setelah berbulan-bulan tidak bertemu dengan Shigu-Shi bo-nya. Sejak pandemi Covid-19, aktivitas Kelas Bimbingan Budi Pekerti ditiadakan sementara sejak awal Maret 2020 lalu. Xiao Pu Sa pun belajar dan berkegiatan di rumah saja.


Murid-murid Kelas Bimbingan Budi Pekerti merayakan Hari Ibu Bersama Shigu, Shibo dan Papa Mama di rumah masing-masing via aplikasi Zoom.

Peringatan Hari Ibu Internasional ini diawali dengan menyanyi bersama lagu “Tangan Ibunda”, Bodhisatwa cilik dipandu untuk menyanyi bersama dan menggandeng erat tangan Papa Mama.

Lalu sebuah kisah dibagikan, dari Master Bercerita tentang kakek Li Tsung Chi yang sangat berbakti pada ibunya. Sejak usia 7 tahun, ayahnya telah tiada, Kakek Li hidup bersama ibu dan adiknya dalam kondisi serba kekurangan, tidak mampu mengecap pendidikan. Walaupun begitu ibunya membawanya untuk belajar keterampilan.

Kehidupan masa kecilnya dilalui dengan bekerja keras dan jujur. Setelah dewasa, dia mampu mewujudkan impiannya, dia sukses dan mampu membeli kapal besar yang diberi nama sesuai nama ibunya. Dia benar benar sangat sayang dan berbakti pada ibunya. Menurutnya, ibu adalah orang yang paling berbudi baginya, Ibu yang dengan susah payah membesarkannya.


Candy Fanggawa dan Oscar Fanggawa menyuguhkan teh ke kedua orang tuanya dengan tulus. 

Sesi selanjutnya, Bodhisatwa cilik dan guru isyarat tangan menampilkan isyarat tangan berjudul “Mama”.  Mama bagai sebatang pohon besar dan kami sebagai anak-anaknya selalu makan dedaunan dan Mama tidak pernah mengeluh sedikitpun. Begitulah isi lagunya

Acara puncak, Bodhisatwa Cilik telah siap dengan secangkir teh hangat. Mereka dengan hati yang tulus berlutut dan menyuguhkan secangkir teh untuk Mama, mengucapkan terima kasih dan minta maaf  untuk kesalahan yang telah diperbuat. Kemudian mereka memeluk erat Mama dan mengatakan Ma, saya mencintaimu.

Semua ibu tampak larut, terharu dalam momen ini. Moderator mengingatkan anak-anak untuk membasuh tangan dan kaki ibu dengan tulus dan sepenuh hati setelah kelas online ini selesai karena keterbatasan waktu.

Dalam acara sharing, Bodhisatwa cilik Claryce Annabelle Yu bercerita tentang kegiatannya di rumah selama masa pandemi. Ia juga mengingatkan untuk memakai masker, selalu cuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak bila sangat penting untuk keluar rumah.


Evelyn aat membasuh kaki ibunda tercinta.

Di sini moderator menambahkan, pandemi ini memberi pelajaran besar bagi umat manusia, yakni hendaknya kita bisa bervegetaris, dan lebih menghargai kehidupan mahkluk lain. Sebuah gambar seorang ibu yang begitu mencintai anaknya, sama halnya dengan ibu kambing yang begitu mencintai anak kambing, mereka punya kehidupan, dan memiliki hak hidup.

“Dengan bervegetaris, kita menjaga kesehatan batin dan jasmani kita, juga memupuk rasa welas asih,” ujar moderator.

Sepatah kata dari Koordinator Acara Paulien ShiGu mengatakan, ia sangat senang dan berterima kasih kepada para Rrelawan, Da Ai Mama dan orang tua Bodhisatwa cilik yang sudah mendukung dan mengikuti acara ini meski malalui aplikasi Zoom.

“Dan kepada semua Bodhisatwa cilik agar bisa berlaku baik di rumah, tetap menjalankan  kewajiban sebagai siswa dengan sepenuh hati,” pesannya.


Kallista Mavella Natan memijat kaki ibunya.

Acara ditutup dengan doa bersama agar semoga Pandemi Covid 19 ini cepat berakhir, manusia semakin suci hatinya, masyarakat aman dan damai, dunia bebas dari bencana.

Budi seorang ibu tidak hanya diingat di Minggu kedua bulan Mei saja, tapi setiap hari adalah Hari Ibu, hari berbakti pada orang tua. Master Cheng Yen selalu mengatakan, Berbakti adalah tidak membuat Orang Tua kita khawatir, dan hendaknya dilakukan terus menerus dalam  kehidupan sehari hari.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Berbakti pada Orang Tua adalah Akar dari Segala Kebajikan

Berbakti pada Orang Tua adalah Akar dari Segala Kebajikan

14 Mei 2020

Murid-murid Kelas Bimbingan Budi Pekerti di Tzu Chi Medan memperingati dan merayakan Hari Ibu Internasional melalui aplikasi Zoom, Minggu, 10 Mei 2020.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -