Berbakti Sebagai Balas Jasa
Jurnalis : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly Clara, Abdul Rahim, Mie Li, Purwanto, Wais Al Kharny (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia pada Minggu, 12 Mei 2019.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya memiliki perilaku dan budi
pekerti yang baik, sehingga pola asuh orang tua terhadap anak menjadi salah satu faktor utama yang
mempengaruhi arah dan jalan berpikir anak tersebut. Selain pola asuh orang tua, faktor lingkungan juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak. Jika kita
lihat anak-anak zaman sekarang yang akrab disebut generasi milenial banyak yang
tidak menyadari kerja keras orang tua saat merawatnya, utamanya seorang
ibu. Sehingga tidak sedikit yang tidak menghormati mereka.
Terlihat seorang anak gadis belia dengan tulus sedang melakukan sungkeman mencium kaki sang ibu.
Salah satu relawan terlihat sangat terharu saat memeluk buah hatinya dalam perayaan Hari Ibu yang diadakan Tzu Chi Karimun ini.
Surga berada di telapak kaki Ibu. Pepatah inilah yang menggambarkan sosok seorang ibu bagi semua orang. Ibu merupakan orang yang sangat berjasa untuk kita. selama 9 bulan lamanya ibu merawat dan menahan rasa sakit ketika mengandung kita, hingga puncaknya ketika melahirkan kita. Maka sudah semestinya kita sebagai anak menunaikan kewajiban kita terhadap orang tua. Menyayangi, menghormati, dan merawatnya.
Untuk mengingat
dedikasi dan jasa para ibu-ibu diseluruh dunia, maka ditetapkanlah Hari Ibu. Begitu
juga dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung
Balai Karimun yang pada
hari Minggu, 12 Mei 2019, telah memperingati Tiga hari besar: Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang serentak dirayakan diseluruh dunia.
Salah satu relawan meneteskan air matanya saat memeluk relawan lain yang dianggapnya Mama. Air mata yang diteteskannya adalah rasa rindunya terhadap ibunya yang sudah tiada.
Kegiatan Hari Ibu di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun pun diawali dengan berdoa bersama dan menyanyikan lagu Hari Ibu. Rasa haru dan sukacita mengiringi Perayaan Hari Ibu ini. Banyak orang tua beserta anaknya yang hadir dalam kegiatan rutin tahunan ini, bahkan jika dilihat, kian tahun tamu undangan yang datang semakin banyak. Sebanyak 53 peserta yang daftar dalam kegiatan basuh kaki. Hal ini menandakan bahwa antusiasme anak dan orang tua sangat besar untuk mendukung kegiatan ini.
Seperti yang
dirasakan oleh salah satu orang tua yang baru bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Surtina (38) merasa sangat bersyukur dan bahagia semenjak
anaknya bergabung di Kelas Budi Pekerti Tzu Chi, karena anaknya mengalami
banyak perubahan dari sikap, perilaku maupun tata kramanya.
Surtina (38) salah relawan merasa sangat bersyukur dan bahagia bisa memasukan anaknya di Kelas Budi Pekerti. Ia merasakan anaknya mengalami banyak perubahan mulai dari sikap, perilaku dan tata krama.
"Perubahannya banyak, waktu dia sebelum masuk Kelas Budi Pekerti, dia anak yang sangat bandel. dia suka melawan dan pukul orang. Hari pertama mengikuti Kelas Budi Pekerti sudah banyak perubahan. Dia langsung menerapkan apa yang diajarkan, ia tidak buang sampah sembarangan, terus ada sampah dikutip, disimpan dalam kocek. Itu perubahan pertama. Di Kelas Budi Pekerti ada Papa dan Mama yang mengajarkannya, dia semakin hari semakin baik," ungkapnya tentang perubahaan anaknya.
Anak Surtina yang bernama Nelson (11) pada kesempatan
ini ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada mamanya yang telah
memberikannya semua yang terbaik untuknya sehingga ia bisa berubah menjadi
lebih baik.
Kebahagiaan dan senyuman yang terpancar dari raut wajah para orang tua saat mengikuti perayaan Hari Ibu yang diadakan oleh Tzu Chi Karimun. Nelson (kiri) anak dari Surtina sangat berterima kasih kepada mama yang telah memasukannya ke Kelas Budi Pekerti.
"Terima kasih mami telah memasukkan saya di Tzu Chi, telah menjaga saya sampai besar, sampai saya sekarang berubah jadi baik, dulu saya sangat jahat. Terima kasih mami sudah mencucikan baju sampai sekarang. Semoga mami panjang umur, bahagia selalu," ucapnya untuk mama.
Dwi Hariyanto (35) selaku pembawa acara Hari
Ibu berharap anak-anak tidak hanya sekedar meneteskan air mata pada perayaan
Hari Ibu tetapi harus dilakukan secara tindakan nyata dalam kesehariannya. “Air mata bukanlah
cara untuk bisa membalas jasa orang tua, tetapi rasa hormat dan baktilah
sebagai cara yang tepat untuk mambalas jasa,” ujarnya.
Tidak sedikit para ibu beserta anaknya yang berlinang air mata. Karena dalam kegiatan ini juga dilakukan basuh kaki, menyajikan teh, bersujud, memeluk ibu sebagai ungkapan rasa sayang mereka. Walaupun banyak yang terharu, tetapi sebenarnya inti dari peringatan ini adalah kita diingatkan kembali bagaimana seorang ibu bersusah payah merawat dan membesarkan kita. Seberapa banyak pengorbanan yang telah ibu berikan untuk hidup kita, bahkan nyawanya sendiri dipertaruhkan demi anaknya.
Karena tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya hidup susah, mereka hanya ingin membuat anaknya hidup bahagia. Maka dari itu selagi ibu masih ada, janganlah menunda-nunda yang akhirnya kita akan menyesalinya seumur hidup, sebelum terlambat tunjukkan bahwa kita mampu berbakti kepada ibu. Seperti yang terdapat dalam kata perenungan Master Cheng Yen, “Ada dua hal yang tidak dapat ditunda dalam kehidupan, berbakti pada orang tua dan melakukan kebajikan.”
Editor: Yuliati
Artikel Terkait
Berterima Kasih dalam Bentuk yang Nyata
23 Mei 2018Peringatan Hari Ibu di Xie Li Kubar yang Penuh Haru
29 Desember 2023Perayaan Hari Ibu di Xie Li Kutai Barat (Kubar) Kalimantan Timur berlangsung sederhana namun dipenuhi tangis haru, baik dari anak-anak maupun para ibu. Peringatan Hari Ibu ini juga menambah semangat para shijie dalam mengemban tugas sebagai ibu, menjadi ibu yang lebih baik.