Berbakti Sebelum Terlambat
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung) Drama musikal ”Sutra Bakti Seorang Anak” yang dipersembahkan oleh Tzu Chi ini berhasil memukau sekitar 700 penonton yang hadir. |
| ||
Peran orang tua dalam kehidupan kita sangatlah penting, selain menjadi “payung” dari derasnya arus globalisasi, perjuangan orang tua saat menjaga dan memberikan perhatian dan cinta kasih, tidak daoat dibeli dengan materi. Namun sayang, saat ini tanpa disadari banyak anak yang mengabaikan kewajiban mereka kepada orang tua demi mengejar karir atau kepuasan pribadi. Untuk mengingatkan sekaligus menyadarkan akan bakti anak kepada orang tua, Yayasan Buddha Tzu Chi meyelenggarakan acara Drama Musikal Isyarat Tangan Sutra Bakti Seorang Anak yang pernah digelar di Jakarta pada tanggal 29-30 September 2007. Dan pada kesempatan ini Tzu Chi Bandung menggelar acara serupa pada tanggal 19 Desember 2010, disertai dengan bazar yang menjual produk-produk Tzu Chi seperti buku, CD, serta tempat makan dan minum yang bertempat di Gedung Paguyuban Marga Lie. Jl. Mekar Cemerlang No. 1, Komp. Mekar Wangi, Soekarno Hatta, Bandung. Pengorbanan Orangtua Sejak kecil, orang tua selalu mengasihi dan menjaga anaknya, di saat beranjak dewasa pun kasih sayang orang tua tak pernah mati. Namun setelah beranjak dewasa dan mengenal dunia yang sesungguhnya, mulailah si anak membantah serta menetang orang tua dan tidak mendengarkan nasehat orang tua. Acara ini bertujuan untuk mengingat kembali jasa-jasa besar orang tua yang telah membesarkan dan mendidik kita (sebagai anak), agar menjadi orang yang berguna, seperti ajaran dari Master Cheng Yen yaitu berbakti kepada orang tua dan berbuat kebajikan.
Keterangan :
Drama musikal ini berdurasi 50 menit dan terdiri dari 8 babak, yaitu: pembuka, jalinan jodoh, masa kehamilan, sepuluh budi luhur, cinta kasih orang tua, kesalahan anak, membalas budi orang tua, dan penutup. Acara ini melibatkan 189 Relawan Tzu Chi dari Bandung dan Jakarta. Dan yang memerankan drama musikal Sutra Bakti Seorang Anak adalah 75 muda-mudi Tzu Ching dari Jakarta. Dengan penuh penghayatan para Tzu Ching memainkan perannya di hadapan 700 penonton. Mereka pun mampu menghipnotis para penonton yang menyaksikan drama musikal tersebut. Terlihat para penonton sangat menikmati pertujukan yang disajikan, dan rasa haru pun menyelimuti semua yang berada di gedung tersebut. Bagaimana tidak, cerita tersebut sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, sehingga penonton dapat mudah menangkap inti ceritanya. Sesekali para penonton memberikan tepuk tangan di setiap jeda pertunjukan, seolah menyatakan bahwa drama musikal yang dipersembahkan oleh Tzu Chi ini benar-benar menyentuh hati para penonton. Indra Wijaya (24 tahun) selaku Ketua Tzu Ching Jakarta menuturkan bahwa anak-anak muda zaman sekarang banyak yang salah pergaulan, dan sering membantah perintah orang tua. “Pemikiran anak muda sekarang kan orangtua dinomorduakan. Adanya pementasan Sutra Bakti Seorang Anak ini mengharapkan supaya anak-anak muda yang jauh dari orang tua bisa sadar. Ini juga kan pertama kalinya kita ngadain acara Sutra Bakti Seorang Anak di Bandung, dan kami berharap dapat menarik mahasiswa dan mahasiswi Bandung supaya lebih banyak terbuka pikirannya dan bisa bergabung dengan Tzu Ching,” ujarnya Dalam pementasan ini Indra berperan sebagai orang tua. Dengan penuh penghayatan Indra melakukan setiap gerakan tangan dan bahasa tubuh dengan maksimal, sehingga membuat suasana menjadi lebih dramatis. ”Beban sih pasti ada, cuman dari hasil ini kan terbayar semuanya. Tadi saya lihat ada beberapa penonton yang nangisterharu. Mudah-mudahan dari pementasan ini ada hasilnya bagi semua yang hadir di sini,” harapnya.
Keterangan :
Para penonton pun larut dalam pertunjukan drama musikal tersebut, salah satunya adalah Kenty (40) yang datang bersama kedua temannya. "Tadi ada satu hal yang sangat berkesan, berdoa yang tulus untuk orang tua, untuk bumi, dan makhluk hidup yang lain. Saya setuju bahwa ketika kita berdoa untuk seluruh alam, maka semesta akan mendengar kita dan akan mendukung apa yang ada di pikiran kita," ujarnya Kenty pun tergugah hatinya setelah menyaksikan drama musikal tersebut, dan ia berharap bahwa pertunjukan ini bisa diadakan satu tahun dua kali. "Berusaha untuk melupakan apa yang telah terjadi, karena setiap hubungan antara orang tua dan anak itu selalu dibumbui. Istilahnya konflik tuh pasti ada, tapi saya akan berusaha untuk lebih ikhlas lagi untuk menghadapi orang tua saya,” lengkapnya. Setelah pertunjukan drama usai, acara dilanjutkan dengan sesi sharing. Dessy, salah seorang Tzu Ching dari Jakarta menceritakan pengalamannya ketika kedua orang tuanya masih ada. Ia mempunyai pengalaman buruk selama 20 tahun, namun ketika ayahnya meninggal dunia, ia mendapakan penyesalan yang sangat dalam. Hampir semua penonton meneteskan air matanya ketika mendengarkan sharing tersebut. Dengan merenungkan kembali jasa-jasa besar orang tua kita, sudah sepantasnya kita sebagai anak membalas budi mereka dengan kasih sayang dan cinta kasih yang tulus. Dimulai dengan kata maaf dan rasa terima kasih kita terhadap orang tua, adalah awal dari hati yang sempurna untuk mencintai orang tua dan merawat mereka. Karena berbakti kepada orang tua adalah dasar dari segala perbuatan yang baik. | |||
Artikel Terkait
“Wo Ciao Radiansyahâ€
30 Juni 2011Abid Si Anak Hebat yang Semangat untuk Sembuh dari Kanker Mata
21 Juni 2021Bulan Tujuh Penuh Berkah: Membawa Kesejukan dan Sukacita
05 September 2017Agar warga setempat semakin mengerti dan bisa menerima tentang makna bulan tujuh, relawan Tzu Chi Batam kembali menggelar sebuah sosialisasi singkat di Minggu pagi (27/08). Sosialisasi kali ini berlangsung di lokasi pembangunan Aula Jing Si Batam dengan total 261 orang peserta.