Berbakti Sebelum Terlambat

Jurnalis : Simfo Indrawaty (Tzu Chi Medan), Fotografer : Lily Hermanto, Pieter Chang (Tzu Chi Medan)
 
 

foto Selain menghidangkan masakan, para murid kelas budi pekerti juga memberikan bunga sebagai lambang cinta kasih dan sayang kepada mama.

“Setiap hari harus berterima kasih kepada orang tua dan semua makhluk, oleh karena itu segala perbuatan kita sepanjang hidup jangan sampai mengecewakan pengorbanan orang tua dan semua makhluk.”
Kata Perenungan Master Cheng Yen

 

“Tong..” suara sendok kuali yang diketukkan sebagai pertanda dimulainya perlombaan memasak dan kerajinan tangan, yang bertempat di lapangan basket indoor di sekolah Chandra Kesuma, Cemara Asri, Medan pada tanggal 6 Mei 2012.

Kentongan suara kuali tersebut juga merupakan pembuka acara Hari Ibu yang dilakukan oleh kelas bimbingan budi pekerti Tzu Chi Medan (Tzu Yu Ban). Kegiatan ini juga telah menjadi sebuah agenda rutin tahunan. Untuk di tahun 2012 ini, acara Hari Ibu dibuat  berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana pada tahun sebelumnya biasanya di isi dengan perlombaan antara ibu dan anak. Tahun ini diadakan perlombaan memasak dan kerajinan tangan seni melipat bunga antara ayah dan anak. Dan, terdapat 8 grup peserta untuk lomba kerajinan tangan dan 23 grup peserta untuk lomba memasak.

“Telurnya jangan dilempar Pa, kalau jatuh mau buat lagi, ntar tidak keburu siap masakannya,” ucap salah satu Bodhisatwa cilik saat sang ayah hendak membalikkan telur dengan melempar. Itulah salah satu keseruan dan kerjasama antara ayah dan anak yang tampak dalam lomba memasak dengan bahan utama mie telur.

Kegiatan perlombaan memasak dan kerajinan tangan ini tidak hanya semata dilakukan untuk menumbuhkan kebersamaan antara ayah dan anak, tetapi juga sebagai momen perwujudan apresiasi ayah dan anak yang saling bekerja sama menghasilkan sesuatu yang berkesan buat mama tercinta yakni hasil masakan mie telur dan hasil kerajinan seni melipat bunga.

foto   foto

Keterangan :

  • Pada perayaan hari ibu ini, para anak kelas budi pekerti bersama ayahnya meamasak masakan yang paling lezat untuk dihidangkan ke mama mereka (kiri).
  • Para murid kelas budi pekerti menyuapi mama sebagai tanda melayani dan menyayangi mama (kanan).

Seusai perlombaan, dilanjutkan dengan beberapa pertunjukkan isyarat tangan, ceramah Master Cheng Yen dan sampai pada puncak acara inti dimana anak-anak melap tangan kaki ibu, menyuapi ibu dan memberikan setangkai bunga carnation kepada beliau.

Suasana haru pun mulai terasa saat Bapak Andri, ayah dari Kenji dan Christopher (Bodhisatva cilik di Tzu Yu Ban) tampak menangis bersama anak-anaknya karena teringat dengan mama beliau (nenek dari Kenji dan Christopher) yang telah meninggal dunia.

Sudah 2 tahun, Bapak Andri dan istrinya Ibu Achin telah mengikutsertakan anak-anak mereka di kelas bimbingan budi pekerti Tzu Chi. “Kalau Kenji dan Christopher mulai kelihatan bandel, maka saya akan pakai nama Tzu Chi. Mama akan lapor ke Shigu yang di Tzu Chi bahwa kalian bandel,“ kata Ibu Achin. Dan, ternyata trik tersebut cukup ampuh untuk membuat anak-anak mereka patuh kembali kepada orangtua.

Kenji dan Christopher juga sangat senang mengikuti Tzu Yu Ban ini. Jika hari minggu pagi ada kelas Tzu Yu Ban, hari sabtu malamnya bisa otomatis tidur agak cepat dan pagi harinya otomatis bisa bangun pagi sendiri tanpa harus di bangunin lagi. Kedua orang tua mereka berharap dapat mengikutsertakan mereka di kelas bimbingan budi pekerti Tzu Chi ini sampai mereka dewasa. Akhirnya, acara ini ditutup dengan sebuah nyanyian lagu yang diiringi dengan permainan alat musik kecapi, serta beberapa macam menu kue yang telah disajikan kepada para pengunjung.

Kehidupan ini begitu singkat dan bagaikan satu tarikan nafas saja. Kadangkala di tengah kesibukan sekolah dan bekerja, para anak lupa bahwa orang tua juga membutuhkan perhatian dan cinta dari mereka. Melalui kegiatan ini, semoga para anak dapat selalu ingat melakukan hal-hal kecil untuk menunjukkan rasa cinta dan bakti mereka kepada orangtua mereka mulai sekarang.

  
 

Artikel Terkait

Tanggap Bencana Gempa Tasikmalaya

Tanggap Bencana Gempa Tasikmalaya

03 September 2009 Setelah menempuh jarak kurang lebih 130 km (Bandung-Tasikmalaya), para relawan Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung segera berkoordinasi dengan Kodim 0612 Tasikmalaya untuk mengetahui dan mengecek dahulu kondisi di daerah bencana.
Tzu Chi Bali Kembali Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung

Tzu Chi Bali Kembali Distribusikan Bantuan Bagi Pengungsi Gunung Agung

31 Oktober 2017

Tzu Chi Bali kembali memberikan paket bantuan kepada 552 Kepala Keluarga pengungsi Gunung Agung, Minggu, 22 Oktober dan Sabtu 28 Oktober 2017. Bantuan tersebut berupa selimut, sarung, sabun, sampo, sikat, pasta gigi, ember, obat nyamuk, dan masker.

“Kau Selalu Menjadi Ibuku”

“Kau Selalu Menjadi Ibuku”

29 Mei 2012 Beberapa kalimat tersebut, singkat, namun dengan jelas menggambarkan kasih seorang ibu yang tak pernah pudar oleh waktu. Sejak anak didalam kandungan hingga dewasa, ia selalu menyayangi anaknya.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -