Berbeda Dalam Balutan Cinta Kasih Universal

Jurnalis : Siti (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Abdul Rahim, Mie Li, Vincent (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)


Sabtu, 15 Desember 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Gathering Peduli Kasih dan Perayaan Hari Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember 2018 mendatang. Sebanyak 40 orang yang berpartisipasi pada kegiatan kali ini.

Bulan Desember telah tiba, artinya perayaan Natal bagi umat Nasrani juga sudah dekat. Meski berbeda agama, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun tetap merayakan hari Natal dan mengundang para penerima bantuan yang beragama Kristen pada Sabtu, 15 Desember 2018. Tepat pukul 18.30 WIB, para penerima bantuan tiba di kantor untuk merayakan Natal bersama relawan Tzu Chi. Tidak hanya penerima bantuan yang beragama Kristen, penerima bantuan beragama lain pun juga diundang untuk memeriahkan acara.

"Bagaimana kabarnya semua hari ini?" tanya Sukmawati, pembawa acara hari ini kepada para tamu.

Acara tersebut diawali dengan memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen yang lalu dilanjutkan dengan menonton video Lentera Kehidupan yang berjudul, "Menyebarkan Cinta Kasih Tanpa Membeda-bedakan". Isinya yaitu harapan Master agar para Bodhisatwa dapat memberikan perhatian kepada para lansia yang hidup sebatang kara dan mendorong para tetangga mereka untuk turut membantu memberikan perhatian.

Usai menonton video, acara dilanjutkan dengan tarian dari anak kelas budi pekerti yang berjudul, "We Wish You a Merry Christmas". Dengan bersemangat, para murid menari di depan, sehingga para relawan pun ikut senang dan mengajak para hadirin untuk menari bersama. Acara pun semakin hangat dengan adanya sesi sharing. Isden Sinaga (68) yang juga mengikuti kegiatan Natal bersama di kantor, berbagi kisahnya sebagai penerima bantuan Tzu Chi.

Santa Klaus dan murid-murid kelas budi pekerti membawakan tarian untuk menghibur para Gan En Hu.


Sesi sharing, relawan yang bernama Ema dan Sukmawati mempersilahkan salah satu Gan En Hu untuk membagikan ceritanya kepada para partisipan lainnya.

Sudah puluhan tahun Isden terkena stroke. Bulan Mei lalu, Tzu Chi datang memberikan bantuan kepada keluarganya berupa beras, uang santunan, dan diapers. Tahun 2010-2011 lalu, Isden masih bisa berjalan dengan tongkat. Waktu itu istrinya, Maladia Manalu (53), akan menjalani operasi usus buntu dan selama istrinya sakit, Isden hidup mandiri. Namun, sejak tahun 2014, kondisi tubuh Isden mulai menurun hingga ia menjadi tidak bisa jalan sama sekali. Semenjak itu, beberapa orang datang ke rumah untuk mengambil foto dan menanyakan kondisi keluarga Isden, tapi bantuan tak kunjung datang. Akhirnya, Tzu Chi Karimun yang datang untuk meringankan beban Isden.

"Iya, saya memang percaya. Pada waktu itu saya percaya dan terus berdoa kepada Tuhan. Rupanya inilah jalan yang terbuka biar saya bisa merasa agak ringan sedikit. Kalau dipikir-pikir dari kehidupan saya sehari-hari, memang saya tidak bisa membiayai suami saya. Sebab, yang dibutuhkan suami saya tidak hanya makan, tetapi juga pampers dan kalau gatal badannya, harus beli bedak dan pakai obat lagi. Sungguh luar biasa perasaan saya, makanya saya mengucap syukur dan berdoa semoga sukses yayasan ini,” ucap Maladia.     

“Saya juga berkata kepada saudara-saudara saya, tidak harus sepupu atau umat yang satu agama yang dapat menolong kita, namun yang tidak kita kenal tapi diperkenalkan Tuhan," tambah Maladia.    


Paket yang berisi perlengkapan untuk merayakan natal dibagikan oleh relawan kepada para Gan En Hu agar bisa melewati Natal ini tanpa ada beban pikiran dan penuh rasa sukacita.


Maladia Manalu (53) merasa sangat bersyukur dan memanjatkan doa kepada Tuhan karena telah dipertemukan dengan Tzu Chi. Ia pun sangat terharu karena tanpa ikatan hubungan, Tzu Chi mau membantunya.

Sukmawati, relawan yang berkunjung ke rumah Isden setiap bulan juga ikut berbagi. "Saat kita survei, kita sudah melihat kondisi mereka. Kita sangat terharu dan mempertimbangkan bahwa ini memang layak untuk dibantu. Bapak Isden Sinaga tidak punya anak, terus memang tidak ada yang cari nafkah sama sekali, kecuali ibu Maladia. Ia terkadang dipanggil untuk kerja oleh tetangga, bantu masak saja. Benar, awal kita ke rumah beliau, tidak ada senyumnya. Perlahan-lahan kita dekati, lalu minta ia sharing, terus kita rutin berkunjung seperti keluarga begitu lah. Kadang kita peluk beliau, kadang kita juga bercanda tawa," ucapnya.

Sukmawati pun tak lupa menyampaikan tujuan diadakannya perayaan Natal ini. "Iya biar bisa merayakan Natal bersama, namanya saja Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi), pasti kebutuhan mereka belum benar-benar tercukupi. Jadi, dengan adanya kegiatan ini, lalu pembagian bingkisan, kita berharap dapat berbagi cinta kasih yang lebih lagi pada bulan yang penuh sukacita ini. Lalu, agar mereka juga bisa merayakan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga dengan tercukupi dan penuh sukacita," tambahnya.


Sukmawati selaku koordinator kegiatan menyampaikan tujuan mengadakan kegaitan perayaan hari Natal ini.

Tiba di penghujung acara, Sukmawati mengajak para penerima bantuan dan relawan untuk berdoa bersama dengan harapan dunia dapat bebas dari bencana dan hati manusia dapat tersucikan. Semua unsur alam seimbang dan pada akhirnya, seluruh makhluk hidup dapat hidup dalam harmoni.

Editor: Stefanny Doddy


Artikel Terkait

Berbeda Dalam Balutan Cinta Kasih Universal

Berbeda Dalam Balutan Cinta Kasih Universal

18 Desember 2018

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun merayakan hari Natal dengan mengundang para penerima bantuan yang beragama Kristen dan juga yang beragama lain pada Sabtu, 15 Desember 2018.

Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -