Anak-anak Kelas Kata Perenungan bersukacita membantu menjual makanan dan minuman dalam bazar Tzu Chi. Ada 12 orang murid-murid Kelas Kata Perenungan berkontribusi dalam kegiatan mini bazar Tzu Chi ini.
Relawan pendidikan Tzu Chi Medan mengadakan Mini Bazar Daur Ulang dan Vegetarian di Kompleks Asia Mega Mas Blok J, Medan. Ada 30 orang relawan dan 12 orang murid-murid Kelas Kata Perenungan berkontribusi dalam kegiatan mini bazar ini.
Lokasi ini dipilih karena banyak dikunjungi masyarakat setiap hari Minggu pagi untuk berolahraga dan mencari sarapan. Anak-anak Kelas Kata Perenungan dilibatkan untuk berjualan didampingi relawan. “Ini sebagai pembelajaran yang positif bagi anak-anak untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan terjun langsung di lapangan menerapkan pelestarian lingkungan,” ujar Tony Honkley koordinator kegiatan mini bazar ini.
Kelas kata perenungan Master Cheng Yen (Jing Si Ban) Hu Ai Mandala mengisi outdoor class Kelas yang bertema pelestarian lingkungan. Mereka mengikuti kegiatan Mini Bazar Daur Ulang dan Vegetarian untuk mengajak masyarakat, menerapkan prinsip 5R dalam konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi yaitu reuse (menggunakan kembali).
Ada tujuh stand dalam Mini bazar ini yang menjual makanan vegetarian dan barang-barang layak pakai (daur ulang). Ada stand makanan, minuman, camilan, pakaian, asesoris, boneka dan barang pecah belah dengan harga Rp 5.000 – Rp 100.000. Hasil dari penjualan pada mini bazar ini seluruhnya didonasikan untuk DAAI TV.
Penjualan makanan vegetarian sekaligus mengenalkan dan mengajak masyarakat relawan, murid-murid untuk menerapkan pola hidup vegetarian sebagai salah satu cara untuk melindungi Bumi. Sedangkan penjualan barang-barang daur ulang (layak pakai) merupakan penerapan konsep pelestarian lingkungan Tzu Chi yang menerapkan pola hidup 5R (rethink, reduce, repair, reuse, recycle, yaitu reuse yang artinya menggunakan kembali untuk memperpanjang usia pakai barang dan memikirkan kembali sebelum membeli barang.
Murid-murid kelas budi pekerti memperagakan bahasa isyarat tangan untuk menarik minat dan perhatian orang-orang yang lewat untuk mengunjungi stand-stand Tzu Chi.
Bazar dimulai sekitar pukul 07.30. Wib para pengunjung mulai berdatangan menghampiri stand -stand yang menjajakan pakaian, dan makanan. Pakaian yang dijual ada gaun, kaus, kemeja, jas dan celana dari ukuran anak-anak hingga dewasa, sedangkan makanan, mulai dari makanan ringan dan makanan berat seperti nasi saksang, nasi lemak, nasi goreng, mi goreng, bihun goreng, spaghetti, roti, bolu, risol, puding, kembang tahu dan aneka kue tradisional dan minuman segar.
Sebagian besar menu dalam bazar ini merupakan buatan relawan sendiri dengan cinta kasih dan hati yang gembira, beberapa lainnya merupakan sumbangsih dari donatur dan relawan. Cita rasa yang dihasilkan tidak kalah dengan makanan non vegetarian.
Beberapa relawan mengajak orang-orang yang lewat untuk mengunjungi bazar. Anak-anak Kelas Kata Perenungan menampilkan bahasa isyarat tangan lagu Pun Sou (Memungut Sampah) dan Ciak Cai Xiong Gai Zan (Bervegetarian Paling Mengagumkan) dengan diikuti relawan.
Bazar daur ulang dan vegetarian ini mendapat sambutan yang baik dan antusias dari warga dan masyarakat sekitar kompleks. Para pengunjung merasa terkesan dengan keramahan pelayanan relawan.
Febby Nathalia (baju jingga) memasukkan dana ke kotak amal sebagai uang pembelian barang-barang dan makanan. Menurutnya, bazar ini sangat bagus karena masyarakat bisa mendapatkan makanan vegetarian yang sehat dan barang-barang yang masih layak pakai dengan harga terjangkau.
Febby Nathalia salah satu pengunjung mengatakan mengetahui bazar Tzu Chi ini dari teman ibunya. “Ibu teman saya itu tahu saya suka belanja. Setelah mendapat info Tzu Chi mengadakan bazar, saya langsung datang. Saya membeli beberapa baju untuk saya sendiri dan teman saya, makanan dan minuman untuk keluarga dan boneka untuk disumbangkan ke panti asuhan,” ungkap Febby bersemangat.
Menurut Febby, bazar daur ulang dan vegetarian ini sangat bagus karena masyarakat bisa mendapatkan makanan vegetarian yang sehat dan minuman segar serta barang-barang yang masih bagus dan layak pakai dengan harga terjangkau.
“Hasil kegiatan Tzu Chi adalah untuk membantu orang. Membeli barang dan makanan vegetarian dari bazar Tzu Chi berarti ikut bersumbangsih dan peduli lingkungan. Dengan kata lain, berbelanja sambil beramal dan mendukung pelestarian lingkungan pula,” ujar Febby optimis.
Dicky (berbaju hijau) mendapat penjelasan dari relawan tentang makanan vegetarian yang dijual di bazar Tzu Chi. Dicky terkesan barang-barang dan makanan yang dijual dan tujuan di balik kegiatan bazar.
Berbeda dengan Dicky yang terkesan dengan bazar yang sudah pasti barang-barang dan makanannya sudah terjamin baik dan menyehatkan. “Barang-barang dan makanan dari bazar Tzu Chi sudah pasti terjamin baik dan halal dan harganya pun murah meriah. Di samping itu, kegiatan Tzu Chi selalu mengandung makna dan tujuan yang baik.
“Melihat stand bazar Tzu Chi, saya tanpa ragu langsung datang berkunjung apalahi hasil dari penjualan bazar ini 100% untuk operasional DAAI Tv, dengan membeli barang dari bazar berarti telah ikut berbuat amal dan menciptakan berkah,” ucap Dicky.
Suasana mini bazar Tzu Chi yang menggunakan tenda menjual barang-barang daur ulang yang masih layak pakai dan makanan vegetarian dengan harga terjangkau.
“Semoga semua relawan dan murid-murid merasakan sukacita dalam bazar ini dan semoga masyarakat lebih peduli akan lingkungan dan barang-barang yang masih bisa dipakai agar jangan langsung dibuang begitu saja. Semoga masyarakat menerapkan pola hidup vegetarian untuk menjaga lingkungan dan Bumi,” harap Tony Honkley koordinator kegiatan bazar.
Elsa Huang selaku Ketua Hu Ai Mandala menyampaikan apresiasinya atas kerja keras relawan dan partisipasi anak-anak Kelas Kata Perenungan. “Gan en (ungkapan syukur dari hati yang paling dalam) Shi xiong, Shi jie semuanya yang telah bersumbangsih dan berpartisipasi dalam bazar hari ini, relawan pendidikan dan anak-anak yang telah bekerja keras dari awal persiapan sampai hari ini. Semoga semuanya berbahagia dan mendapat berkah dengan kegiatan ini,” tutup Elsa.
Editor: Anand Yahya