Berbuat Amal Sekaligus Mendapatkan Manfaatnya

Jurnalis : Budi Santoso(He Qi Utara 2), Fotografer : Budi Santoso(He Qi Utara 2)

Minggu pagi, 6 Maret 2016, relawan Tzu Chi melaksanaan donor darah yang bekerja sama dengan pihak RSUP Fatmawati di Sekolah Amitayus, Jl. Seni Budaya Raya No. 1 Jelambar.

“Lakukanlah lebih banyak perbuatan baik, dengan demikian batin akan terbuka lebih luas”, itulah yang disampaikan oleh Master Cheng Yen dalam salah satu kata perenungannya. Berbuat baik tidak harus selalu berupa sumbangan materi, namun bisa juga berupa perhatian, kasih sayang maupun sumbangsih tenaga. Seperti tercermin dalam apa yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi, khususnya relawan dari Hu Ai Jelambar.

Pada Minggu pagi, 6 Maret 2016 sebanyak 21 relawan hadir di Sekolah Amitayus, Jl. Seni Budaya Raya No. 1 Jelambar dalam rangka pelaksanaan donor darah yang bekerja sama dengan pihak RSUP Fatmawati. Sambil menunggu kedatangan para donor, terlihat kesibukan beberapa relawan yang memindahkan bangku dan meja di salah satu ruang kelas sekolah yang akan digunakan sebagai ruang donor. Di sudut lain dari sekolah juga terlihat sebuah meja pendaftaran telah siap menyambut kedatangan donor untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu sebelum mendonorkan darah. Tempat duduk dari kayu berwarna coklat pun disediakan dan disusun sedemikan rupa bagi donor untuk menunggu giliran.

Menjelang pukul 8 pagi, peserta donor mulai berdatangan. Dengan senyuman ramah, relawan pun menyambut kedatangan serta melayani para donor dengan sabar. Salah satunya adalah Bapak Adhi Santoso yang datang bersama dengan bibinya, Ibu Yinarti. Setelah mendaftarkan diri dan mendapat nomor antrian, saya pun mengajak mereka berbincang-bincang sambil menunggu giliran mereka tiba.

Sambil menunggu kedatangan para donor, terlihat kesibukan beberapa relawan yang memindahkan bangku dan meja di salah satu ruang kelas sekolah yang akan digunakan sebagai ruang donor.

Bersamaan dengan kegiatan donor darah, relawan juga mengadakan kegiatan penuangan celengan bambu untuk murid-murid sekolah minggu Amitayus.

Di tangan Adhi terlihat memegang secarik kertas bertuliskan nomor urutan 64, yang berarti sudah banyak orang mendaftar walau hari masih pagi. Tak tampak kecemas sedikitpun di raut wajah mereka karena akan melakukan donor darah yang bagi sebagian orang sangat menakutkan karena harus berhadapan dengan jarum suntik. Adhi dan bibinya banyak tertawa ketika saya berbincang-bincang dengan mereka. Ia bercerita bahwa bibinya lah yang mengajaknya untuk mengikuti donor darah, ini adalah kedua kalinya dia mendonorkan darahnya. Yinarti mengatakan bahwa kegiatan donor darah ini rutin diinfokan oleh relawan Tzu Chi kepadanya melalui SMS, sehingga ia tidak melewatkan kegiatan ini. Ia sendiri sudah lima kali mendonorkan darahnya. Mereka memahami bahwa donor darah itu baik untuk kesehatan tubuh sendiri dan dapat berbuat amal dengan menolong orang lain yang membutuhkan donor darah.

Umumnya, calon donor datang bersama dengan keluarga maupun rekan mereka. Salah satu calon pendonor lain, Bapak Misbah mengajak serta istrinya yaitu Ibu Anjari untuk mendonorkan darahnya. Misbah pun rutin mendapat pemberitahuan mengenai kegiatan donor darah ini melalui SMS yang dikirimkan oleh relawan Tzu Chi. Berbeda dengan Misbah yang sudah 13 kali mengikuti donor darah, ini adalah donor darah pertama kali bagi Anjari. Sebenarnya Misbah sudah berkali-kali mengajak istrinya, namun akhirnya baru kali ini istrinya penasaran dan tergerak untuk mengikuti kegiatan donor darah. Cukup banyak wanita calon donor yang datang, seperti Lia yang hari itu datang bersama dengan pasangannya, Andreas. Dia dan pasangannya termasuk yang sudah sering mengikuti kegiatan donor darah.

Bersamaan dengan kegiatan donor darah, relawan juga mengadakan kegiatan penuangan celengan bambu untuk murid-murid sekolah minggu Amitayus. Setelah selesai melaksanakan kebaktian, relawan mendapat kesempatan untuk mengisi acara. Untuk mengisi acara kali ini sebuah permainan telah relawan siapkan, antusias anak-anak tersebut membuat kebisingan terdengar hingga keluar ruangan kebaktian.

Sebanyak 40 murid yang hadir tampak larut dalam keseruan permainan yang diadakan oleh relawan. Setelah selesai bermain, mereka pun bergiliran menunangkan celengan bambu mereka masing-masing. Tak disangka, dengan usia mereka yang masih kecil ternyata mereka mampu menyisihkan uang dalam jumlah yang cukup banyak, kami pun salut dengan tekad mereka untuk menyisihkan uang demi beramal bagi orang yang membutuhkan.

Menjelang siang, kegiatan donor darah kali ini pun selesai. Sebanyak 89 kantong darah dari 117 pendonor yang mendaftar berhasil dikumpulkan. Sesungguhnya banyak manfaat dari donor darah itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh beberapa calon pendonor seperti Adhi, Misbah maupun Lia. Selain dapat berbuat kebaikan bagi orang lain, mendonorkan darah memiliki manfaat bagi tubuh, yaitu menjaga kesehatan jantung, pembaharuan sel-sel darah, dan mendapatkan kesehatan psikologis.

 

 


Artikel Terkait

Aksi Donor Darah Tzu Chi di Hari Juang Kartika

Aksi Donor Darah Tzu Chi di Hari Juang Kartika

09 Desember 2016

Banyak cara untuk menolong orang lain, salah satunya dengan berdonor darah. Seperti bakti sosial donor darah  yang digelar Tzu Chi Bandung bekerja sama dengan banyak pihak pada 6 Desember 2016. Kegiatan ini digelar juga dalam rangka Hari Juang Kartika atau ulang tahun TNI Angkatan Darat.

Menghimpun Cinta Kasih Lewat Donor Darah

Menghimpun Cinta Kasih Lewat Donor Darah

21 Desember 2021

Relawan Tzu Chi Palembang komunitas Xie Li Kemuning mengadakan kegiatan donor darah di Depo Pelestarian Lingkungan Soak, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang.

Tzu Chi Pekanbaru Adakan Donor Darah Pertama di Tahun 2022

Tzu Chi Pekanbaru Adakan Donor Darah Pertama di Tahun 2022

31 Maret 2022

Di awal tahun 2022 kegiatan donor darah ini kali pertama diadakan pada 20 Maret 2022. Kegiatan berlangsung mulai pukul 8.30 Wib hingga 12.00 Wib di Kantor Tzu Chi Pekanbaru dan berhasil mengumpulkan 88 kantong darah.

Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -