Berbuat Baik Bukan Hal yang Sulit
Jurnalis : Meity Susanti (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Septepani (Tzu Chi Palembang)Para pengunjung mulai menghampiri stan Tzu Chi (08/06/2014) untuk sekedar mengenal Tzu Chi, bahkan ada yang mengambil celengan bambu ataupun bergabung dalam barisan Tzu Chi.
Jika ada niat baik disertai sebuah ketulusan selalu ada jalan untuk menggalang hati Bodhisatwa. Berawal dari salah satu Tzu Shao yaitu Laurentcia yang bertanya kepada Septepani Shixiong, apakah Tzu Chi Palembang ikut serta dalam bazar vegetarian yang diadakan oleh Vihara Akar Dharma. Lalu Septepani Shixiong menghubungi Shan Shan Shijie, salah satu panitia bazar dan mendapat informasi Tzu Chi dapat membuka stand pada bazar vegetarian tersebut.
Seperti yang diungkapkan Anita Shijie selaku ketua panitia bazar, “Setelah berdiskusi bersama pandita senior lainnya, mereka setuju Tzu Chi ikut serta dalam kegiatan ini karena Tzu Chi merupakan yayasan sosial yang memang membantu orang yang membutuhkan seperti sakit dan biaya pendidikan”. “Sehingga kami mendukung Tzu Chi untuk membuka stand dengan melakukan sosialisasi agar orang lain juga lebih mengenal Yayasan Buddha Tzu Chi dan Visi Misinya,” tambah Anita Shijie.
Bazar ini diadakan pada tanggal 8 Juni 2014 pukul 09.00 WIB hingga Pukul 17.00 WIB bertempat di Sekolah Xaverius 6 di Jl. Aipda KS Tubun 67/532. Walaupun terbilang dadakan, Laurentcia bersama relawan lainnya dengan kesungguhan hati mempersiapkan hal-hal apa saja yang dibutuhkan untuk kegiatan ini.
Walaupun cuaca terasa panas tidak membuat para relawan terus menggalang hati Bodhisatwa dalam stan bazar karena setiap pengunjung merupakan Bodhisatwa yang memiliki cinta kasih.
Bahagia
Itu Ketika Kita Bisa Bersumbangsih
Dalam
bazar ini kami memberikan pemahaman kepada pengunjung mengenai pentingnya hidup
sehat dalam bervegetarian, melakukan pelestarian lingkungan, sosialisasi dana
kecil amal besar melalui celengan bambu dan menggalang hati Bodhisatwa untuk
menjadi barisan Tzu Chi serta membuka pemikiran bahwa kebahagian tidak selalu
terbungkus dengan kain sutra namun kebahagian dapat pula tercipta walaupun
hanya terbungkus dengan koran bekas, karena kebahagian bukan semata-mata
tercipta dari materi namun bersumbangsih tanpa pamrih membuat kita lebih merasakan
kebahagaian dan ketenangan batin sesungguhnya.
Sebanyak 10 relawan dengan suka cita tanpa ada rasa malu dan gengsi memberikan informasi melalui pembagian buletin dan pembatas buku yang berisi Kata Perenungan Master Chen Yen diiringi dengan senyum ramah. Walaupun terkadang ada pengunjung yang menolak, relawan tidak menyerah justru ini lebih memotivasi relawan untuk lebih gigih dalam menggalang hati Bodhisatwa karena bagi relawan setiap manusia pasti mempunyai benih-benih cinta kasih di dalam dirinya. Seperti kata Perenungan Master Chen Yen, “keindahan yang paling kuat bertahan dan abadi di dunia adalah cinta kasih universal tanpa pamrih yang ada di dalam hati setiap orang”.
Fifi Shijie dengan tersenyum ramah menjelaskan Kata Perenungan Master Cheng yen yang sangat bermanfaat untuk memotivasi diri dalam menjalankan kehidupan yang lebih baik.
Awalnya pengunjung hanya berlalu lalang dan satu atau dua pengunjung yang menghampiri stan, namun pada pukul 11.00 WIB stan mulai ramai dikunjungi, dari yang melihat lihat, membeli barang Jing Si, bertanya tentang kegiatan Tzu Chi, serta berdana. Relawan pun dengan sukacita menjelaskan dengan ramah sambil memperlihatkan foto dan video kegiatan Tzu Chi selama ini. salah satu pengunjung, Sudarwin yang awalnya hanya ingin melihat-lihat namun setelah sharing kepada relawan mengenai kegiatan Tzu Chi, ia pun tertarik untuk ikut masuk barisan Tzu Chi. Ia mengatakan, “Tidak salah bergabung dengan Tzu Chi, ini pun hal yang baik untuk diri sendiri maupun orang lain agar bisa membantu orang yang membutuhkan”. Adapula yang bertanya tentang Tzu Chi dan kegiatannya.
Dalam bazar ini, Tzu Chi juga mendapat beberapa calon Xiau Pu Sa setelah relawan menunjukkan foto, video kelas budi pekerti yang selama ini diadakan Tzu Chi. rlawan juga menjelaskan pentingnya pembentukan moral yang baik diusia dini sehingga anak-anak lebih memahami bagaimana cara bersikap, bertutur kata dan berbakti kepada orang tua. Hal ini membuat Andy beserta istrinya sangat tertarik untuk mengikut sertakan anaknya dalam kelas budi pekerti yang rencana akan dibuka pada bulan Juli 2014.
Laurentcia (berkacamata) seorang Tzu Shao yang memiliki usia cukup muda tetapi memiliki semangat cinta kasih yang sungguh luar biasa. Selain menjadi koordinator kegiatan, ia juga turut aktif menggalang hati para pengunjung melalui celengan bambu.
Selalu
Ada Jalan untuk Mengembangkan Kebijaksanaan
Dalam bazar ini kita telah menghimpun 2 Bodhisatwa, 24 celengan
bambu telah dibagi serta sebanyak 5 form donatur bulanan telah diisi oleh para
pengunjung. Sekitar 100 pengunjung yang datang ke stan untuk
bertanya mengenai Tzu Chi dan membeli barang Jing Si. Semua ini berkat
jodoh baik yang terjalin disertai kesungguhan
hati relawan dalam menghimpun benih-benih cinta kasih. Seperti diungkapkan Bapak
Cakra Wijaya, “Stand Tzu Chi cukup menarik, saya sudah mengenal Tzu Chi di
Jakarta dikarenakan alasan waktu yang tidak memungkinkan sehingga saya tidak
dapat mengikuti kegiatannya. Namun setelah saya di Palembang dan melihat Tzu
Chi membuka Stan timbul niat untuk menjadi relawan agar dapat melatih diri
dalam mengubah sifat-sifat negatif dalam diri saya”. Ia pun membeli buku 20
kesulitan dalam kehidupan untuk belajar lebih memahami bagaimana mengikis
sifat-sifat negatif dalam diri.
Untuk memberi semangat dalam diri dan para pengunjung, relawan dengan gembira memeragakan isyarat tangan “Ren Shi Nin Zhen Hao” (senang mengenal anda). Tak lupa mengajak pengunjung untuk bersama-sama melakukan isyarat tangan ini. Para pengunjung merasakan suatu kebahagiaan dalam penampilan isyarat tangan yang sederhana ini melalui senyuman mereka.
Untuk membangkitkan semangat dalam diri, relawan mengajak pengunjung untuk melakukan isyarat tangan agar lebih terjalin rasa kekeluargaan serta lebih merileksasi tubuh ini.
Melihat semua ini, Laurenctia tersenyum bahagia. “Awalnya gugup karena belum siap dan bazar ini terbilang dadakan tetapi berkat bantuan Shixiong Shijie yang berpengalaman sehingga rasa takut agak berkurang dan lebih percaya diri”. “Disini saya belajar bagaimana cara berbicara kepada calon Bodhisatwa yang lebih muda dan orang tua, karena saat berbicara kita tidak boleh terlihat gugup sehingga calon Bodhisatwa percaya dan tidak ada timbul rasa ragu terhadap kita,” tambahnya. Walaupun usia terbilang muda namun semangat Tzu Chi terus mengalir dalam dirinya, ia terus mengajak para pengunjung dan teman temannya untuk dapat bersumbangsih bersama Tzu Chi agar semua manusia dapat melakukan kebajikan sehingga kebijaksanaan terus berkembang. Semoga jalinan jodoh baik ini terus berlanjut sehingga makin banyak manusia yang terbukakan pemikiran ke arah jalan yang lebih baik.