Berbuat Baik Sembari Melatih Diri
Jurnalis : Susilawati Ng (Tzu Chi Medan), Fotografer : Pieter Chang (Tzu Chi Medan), Lukman (Tzu Chi Medan) Peserta pelatihan berbaris rapi memasuki ruangan acara. Meski semula cuaca sempat diwarnai hujan deras, banyak peserta yang tetap melanjutkan niat mereka mengikuti pelatihan. | Jumat, 10 April 2009 Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Perwakilan Medan mengadakan pelatihan relawan abu putih tahap pertama untuk tahun ini. Pelatihan berlangsung dari pagi hingga sore hari di Auditorium Chandra Kusuma International School. Tujuannya untuk memperluas visi dan misi Tzu Chi yaitu untuk menyebarkan cinta kasih universal ke seluruh masyarakat tanpa membedakan agama dan suku bangsa. |
Cuaca pada pagi itu diwarnai hujan, tetapi ini tidak mematahkan semangat para relawan untuk mengikuti pelatihan. Jumlah relawan yang terdaftar cukup banyak, yaitu 211 peserta. Relawan senior yang turut berpartisipasi mendukung acara berjumlah 82 orang. Pagi-pagi sekali mereka sudah mempersiapkan segala perlengkapan pelatihan. Peserta yang datang bukan hanya berasal dari Medan tetapi ada yang berasal dari luar kota seperti Tebing Tinggi, Pematang Siantar, dan Binjai. Terlebih dahulu, para peserta pelatihan mendaftar ulang. Mereka dibagi atas beberapa kelompok, kemudian berbaris rapi dengan dibimbing oleh masing-masing ketua regu, memasuki auditorium untuk mengikuti pelatihan. Tepat jam 08.30 WIB, pelatihan dimulai. Para peserta dengan khidmat menyanyikan Mars Tzu Chi, dilanjutkan dengan tayangan Kisah Master Cheng Yen dari usia kecil hingga cikal bakal terbentuknya Yayasan Buddha Tzu Chi. ”Kisah Master (Cheng Yen) ini dapat menjadi teladan seperti juga buku biografi Master yang berjudul Teladan Cinta Kasih yang ditulis dalam 3 bahasa, yaitu Inggris, Indonesia, dan Mandarin,“ kata pembawa acara sambil memperlihatkan buku tersebut. Misi kemanusiaan dan sharing kasus adalah sesi pelatihan berikutnya. Sebelumnya, para peserta pelatihan diajak merenungi arti kehidupan lewat video ceramah Master Cheng Yen berjudul Mengakhiri Jalinan Jodoh yang Buruk dan Menanam Kebajikan. Di dalamnya terkandung pesan bahwa jika kita memiliki jalinan jodoh yang buruk, kita harus waspada, bersikap baik dan terima dengan ikhlas. Seiring waktu, jodoh buruk tersebut akan terselesaikan karena kita terus-menerus menanam kebajikan dengan giat dan semangat. Ket : - Tony shixiong membawakan topik Tata Krama Berpakaian. Sesi ini dikemas sedang mengajukan Dalam pelatihan terdapat sesi yang menerangkan bagaimana cara seorang insan Tzu Chi berperilaku terhadap diri sendiri, orang dalam dan orang luar, dilanjutkan sesi tata krama Tzu Chi yang meliputi tata berbusana, makan, duduk, dan berjalan. Seusai makan siang, suasana lebih segar karena para peserta diajak bermain “Pengantar Pesan Master”. Mereka dibagi menjadi 17 kelompok, dan para peserta harus menyampaikan secara verbal pesan Master Cheng Yen yang ditulis di kertas. Para peserta terlihat dengan hati-hati mendengar pesan yang disampaikan oleh teman di sampingnya. Namun ada juga kejenakaan ketika beberapa kelompok mengantar isi pesan yang berbeda dengan pesan yang tertulis. Maksud dari permainan ini adalah meski kita memiliki pesan yang sama namun jika kita tidak berkonsentrasi dengan sepenuh hati dalam menerima pesan tersebut, niscaya pesan yang disampaikan akan tidak sama. “Para peserta juga diajarkan kiat hidup bersahaja melalui video ceramah Master Cheng Yen mengenai krisis global, dilanjutkan drama singkat tentang 2 anak kecil yang mendapat bimbingan dari orangtua dan gurunya di Tzu Chi. Tepuk tangan dari para peserta menyemangati kedua anak tersebut ketika berperan menuangkan dana yang dikumpulkan mereka dalam celengan bambu. “Saya berterima kasih atas dorongan dan bimbingan serta semangat Tzu Chi karena ada sebanyak 38 relawan dari Tebing Tinggi bersedia mengikuti pelatihan ini. Padahal sosialisasi Tzu Chi di kota Tebing Tinggi hanya baru berjalan 1 bulan. Saya sendiri terinspirasi dari DAAI TV, dan hari ini saya juga membawa Irwan Shixiong yang abang kandungnya adalah penerima bantuan pengobatan dari Tzu Chi, ikut dalam pelatihan ini. Hal ini berarti Tzu Chi tidak hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga membimbing yang lain,” ujar Wardi, salah satu peserta dari kota Tebing Tinggi dengan semangat. Peter yang juga berasal dari kota tersebut mengakut walaupun baru pertama kali mengikuti kegiatan di Tzu Chi tetapi dia sangat senang karena kerapian yang ditunjukkan insan Tzu Chi. Dalam misi kemanusian pun ia menilai Tzu Chi sangat berbeda karena harus melakukan survey langsung. Dia sangat ingin mengikuti kegiatan Tzu Chi yang lain. Ket : - Para relawan Tzu Chi mempertunjukkan bahasa isyarat tangan dengan lagu berjudul Wen Nuan Salah seorang peserta lain bernama Efendy, asal kota Binjai, bercerita bahwa Tzu Chi telah mengubah dirinya. Dulu dia mempunyai kebiasaan buruk merokok, berjudi, dan suka dunia malam. Namun, dia telah sadar dan bertekad untuk menyisihkan banyak waktu dan tenaga berbuat kebajikan di Tzu Chi. Para peserta terharu mendengarkan sharing dari Efendy ini. Mereka bertepuk tangan untuk menyemangati tekadnya. Endang Kamal Shixiong, relawan Tzu Chi Medan, menyampaikan bahwa dalam berbuat kebajikan, kita juga sembari belajar untuk melatih diri menjadi orang yang lebih baik. “Tzu Chi ibarat kampus dalam melatih diri kita. Kita terus belajar dan belajar untuk menjadi lebih baik,” tambah pembawa acara di akhir pelatihan. | |
Artikel Terkait
Suara Kasih : Demi Melindungi Kesehatan
20 Juli 2010Suara Kasih : Mendidik Generasi Muda
04 Februari 2011 Di era kemunduran Dharma ini, ajaran baik akan semakin lenyap dan ajaran buruk akan semakin berkembang. Inilah yang kita saksikan sekarang ini. Bukankah ini semua akibat ulah manusia? Orang-orang zaman kini tak lagi mementingkan moral dan etiket.Melatih Diri dan Memperpanjang Barisan Tzu Ching
17 April 2023Minggu 9 April 2023, adalah hari yang spesial bagi 48 orang yang dilantik dan bergabung bersama barisan muda-mudi Tzu Ching. Tzu Ching merupakan relawan muda-mudi Tzu Chi yang diharapkan menjadi generasi penerus Tzu Chi.