Berbuat Kebajikan dan Melestarikan Lingkungan

Jurnalis : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Mimi (Tzu Chi Pekanbaru)
 

fotoRelawan Tzu Chi Pekanbaru mengadakan kegiatan Bazar Amal pada Minggu, 13 Desember 2009. Tujuan utama bazar amal ini bukanlah berapa jumlah dana yang terkumpul, melainkan berapa banyak orang yang dapat terinspirasi untuk bersumbangsih dan bersyukur.

Masyarakat saat ini ibarat sebuah tempayan besar yang kotor. Generasi muda saling mencontoh, namun sayang, yang dicontoh justru kebiasaan-kebiasaan buruk. Tidak ada cara untuk melepaskan diri dari pengaruh ini. Satu-satunya langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah di mana setiap orang memberi contoh secara nyata dengan melakukan perbuatan baik sehingga dapat memotivasi generasi muda dan masyarakat.

 

Atas Dasar Kemanusiaan
Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Penghubung Pekanbaru mencoba memberikan suatu contoh nyata yang baik bagi masyarakat, khususnya generasi muda dengan mengadakan kegiatan Bazar Amal pada Minggu, 13 Desember 2009. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang serba guna dan halaman depan Mal Ciputra Seraya, Pekanbaru. Seperti yang diungkapkan oleh Chia Chai Chua, koordinator kegiatan tersebut, “Tujuan utama dari bazar amal ini bukanlah berapa jumlah dana yang terkumpul. Bukan pula berapa jumlah makanan, minuman ataupun barang  yang terjual, melainkan berapa banyak orang yang dapat terinspirasi untuk bersumbangsih dan bersyukur serta menghargai alam.”

Kegiatan bazar berlangsung dengan baik dan memuaskan, meski cuaca sebentar terik dan sebentar hujan. Meski demikian, hal ini tidak mengurangi antusias sekitar 3 ribu pengunjung untuk berbondong-bondong memasuki areal bazar. “Ini bukan pertama kalinya saya mengunjungi sebuah kegiatan bazar. Tetapi menurut saya, ini adalah bazar yang menyenangkan. Saya merasa nyaman dengan suasananya, tertib dan bersih, juga pelayanan dari insan Tzu Chi sangat ramah. Atas dasar kemanusiaan, saya berharap semua insan Tzu Chi lebih bersemangat lagi dalam mengembangkan cinta kasih. Just do the best, the best you can do. Tzu chi jia yu,” kata Juni,  salah seorang pengunjung memberikan komentarnya.

Langkah Nyata Melindungi Bumi
Tujuan bazar lebih dititikberatkan pada usaha memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan, dengan bervegetarian salah satu contohnya. Para pengunjung juga diminta untuk membawa tas belanja dan tempat makan sendiri. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak lagi menggunakan styrofoam pada saat belanja makanan di luar dan juga untuk mengurangi pemakaian kantong plastik. “Di bazar ini, saya bertugas di bagian stan tas huan bao (tas ramah lingkungan yang disediakan oleh Tzu Chi, namun untuk mendapatkannya juga harus ditukar dengan kupon-red). Semula tidak ada pengunjung yang mau menukarnya. Namun dengan mengatakan bahwa ini adalah tas belanja yang sangat bagus dan bisa dipakai berulang-ulang, baru para pengunjung tertarik,” kata Magdalena sambil tertawa kecil mengakhiri ceritanya.

foto  foto

Ket : - Dalam bazar amal ini juga dijual produk-produk Jing Si, seperti alat makan ramah lingkungan dan juga buku-             buku karangan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi. (kiri).
         - Relawan Tzu Chi Pekanbaru juga mensosialisasikan tentang daur ulang dan pelestarian lingkungan kepada             para pengunjung bazar. (kanan)

Semua stan makanan habis diserbu oleh pengunjung. Bahkan sampai ada penambahan beberapa item menu makanan. Stan kerajinan tangan relawan sebagai pelabuhan terakhir bagi pengunjung untuk menghabiskan kupon yang masih ada. Bazar pun berlangsung dengan lancar dan sukses. Acara yang dimulai pada pukul 10.30 ini berakhir hingga pukul 18.00. Semua insan Tzu Chi melakukan dengan hati yang senang tanpa beban. “Capek, pasti capek. Namun jika dilakukan dengan senang dan sepenuh hati, maka semua hal berat akan menjadi ringan. Inilah yang diajarkan oleh Master Cheng Yen kepada kita. Seperti kata renungan dari Master Cheng Yen, ‘selalu bersumbangsih dengan ikhlas akan membuat hati kita selalu bersukacita,“ kata Magdalena menambahkan.

Hal ini dibenarkan oleh Hong Ming Ai. Beliau adalah relawan yang berasal dari Bagan Siapi-api. Menempuh perjalanan darat kurang lebih 6 jam untuk sampai di Pekanbaru, hanya untuk ikut bersumbangsih di kegiatan bazar ini. Ketika ditanyakan kenapa ia begitu rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk bazar, beliau dengan singkat menjawab, “Khai xin cuo, ciu khai xin lo.“ (Bekerja dengan senang hati, maka hati pun menjadi senang). Walaupun menempuh perjalanan cukup jauh dan melelahkan, tetapi saya tetap akan bersemangat. Bersemangat untuk bazar ini, dan akan tetap bersemangat melakukan setiap kegiatan Tzu Chi.” Relawan lain yang tidak kalah semangatnya adalah relawan yang berasal dari Malaysia, yaitu Ruby Lim dan Connie yang merasa bersyukur dan berbahagia karena memiliki kesempatan untuk bersumbangsih di Tzu Chi Pekanbaru. Kebetulan suami mereka memang sedang berdinas di Pekanbaru.

 “Cinta kasih bersifat universal. Jika membedakan, itu bukan cinta kasih (yang) sebenarnya,“ kata Asun, relawan Tzu Chi Pekanbaru. Kita semua telah menerima berkah dan jalinan kasih yang baik. Karena kita masih bisa berkumpul di jalan Bodhisatwa ini, kita harus lebih banyak lagi berbagi pengalaman dengan tindakan dan kata-kata yang bijak sehingga dapat memotivasi insan lainnya untuk berbuat kebajikan. Seperti yang diungkapkan Master Cheng Yen, “Bila semua orang bersama-sama memikul tanggung jawab terhadap kehidupan, maka tidak ada hal yang tidak dapat dilakukan di dunia ini.”  Termasuk di dalamnya adalah menumbuhkan benih Bodhisatwa di dalam hati sanubari setiap insan, serta upaya pelestarian lingkungan sebagai tindakan nyata mencintai bumi dan alam ini. Setelah selesai bazar, relawan pun berdoa dan bersama-sama menyanyikan serta memperagakan isyarat tangan berjudul "Satu Keluarga". Doa untuk keselamatan dunia dan negara agar terhindar dari bencana.

 

 

 
 

Artikel Terkait

Sahabat Kreatif : Menulis Dengan Hati

Sahabat Kreatif : Menulis Dengan Hati

08 Maret 2013 Dengan bermodalkan alat tulis seperti pensil atau pulpen dan kertas kita sudah dapat menjadi seorang penulis, alat perekam dapat juga sebagai pendukung kita apabila kita benar-benar memerlukannya.
Membina Kesadaran Pelestarian Lingkungan

Membina Kesadaran Pelestarian Lingkungan

05 Oktober 2017

Relawan Tzu Chi Batam mengadakan ramah tamah bersama warga Perumahan Permata Regency dan Permata Baloi pada 21 September 2017. Melalui ramah tamah tersebut, relawan Tzu Chi menyosialisasikan tentang aksi pelestarian lingkungan kepada warga.

Celengan untuk Kemanusiaan

Celengan untuk Kemanusiaan

07 Februari 2014 Bahkan dengan adanya SMAT ini ia diberi kesempatan untuk melakukan perbuatan amal setiap hari. “Kegiatan celengan ini tidak membebani saya, karena semuanya untuk kegiatan amal,” jelas Himawan.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -