Berdana Merupakan Hak Setiap Orang

Jurnalis : Agus Lee (Tzu Chi Batam), Fotografer : Djaya Iskandar, Megawati (Tzu Chi Batam)

foto
Total relawan yang mengikuti aksi galang hati kali ini berjumlah 98 orang. Mereka dibagi menjadi beberapa grup dan menggalang hati di lokasi yang berbeda.

Kali ini, di Indonesia kembali dihebohkan dengan letusnya Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur pada pukul 22.50 tanggal 13 Februari 2014. Letusan kali ini mengakibatkan 4 orang tewas dan lebih dari 58.000 orang harus mengungsi. Ketidakselarasan unsur-unsur di alam semesta kembali mengingatkan kita akan ketidakkekalan agar kita selalu bersyukur dan bermawas diri.

Besarnya dampak bencana tersebut menggugah hati relawan Tzu Chi Batam untuk segera dapat memberikan bantuan kepada para korban erupsi. Setelah berbagai tahap persiapan, pada tanggal 22-23 Februari 2014, relawan Tzu Chi Batam melakukan galang hati dan galang dana di 7 titik keramaian, antara lain 4 pasar pagi dan 3 pusat perbelanjaan.

Pukul 5 pagi dimana langit masih gelap, relawan sudah berkumpul di Kantor Perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi Batam. Para relawan dan sukarelawan bersatu hati mendoakan agar tidak ada lagi bencana yang terjadi dan kehidupan para korban dapat segera pulih kembali. Penggalangan dana ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan ditempatkan di berbagai pintu masuk. Adapun penggalangan dana di pasar pagi dimulai jam 06.00 sampai 09.00 kemudian dilanjutkan di pusat perbelanjaan pada pukul 14.00 hingga 19.00.

foto  foto

Keterangan :

  • Selain menggalang dana di pasar basah, relawan juga menggalang dana di berbagai pusat pembelanjaan di kota Batam pada siang hari (kiri).
  • Anak-anak juga ikut berdana untuk korban bencana erupsi gunung Kelud (kanan).

Tanpa mengenal lelah selama berjam-jam, dengan membawa kotak amal dan poster, para relawan menyeru kepada setiap pengunjung yang lewat, seperti mari peduli korban bencana gunung Kelud, dana kecil amal besar, Yi Ren Yi Shan, Yuan Li Zai Nan (satu orang satu kebajikan, menjauhkan kita dari bencana), dan lain sebagainya. Ramainya pengunjung yang menyumbangkan dana membuat para relawan semakin bersemangat dan terkesan tidak ingin berhenti menggalang dana seperti yang dirasakan Dewi Shia Shijie, “Kegiatan amal sepertinya tidak ada rasa capeknya dan sangat gan en mereka yang benar-benar kayaknya mempercayakan uangnya untuk disalurkan kembali kepada yang membutuhkan”.

Berdana merupakan hak setiap orang
Pada sesi sharing, Ety Shijie menyampaikan ternyata di Batam, banyak orang tua yang memberikan uang ke anaknya untuk dimasukkan ke dalam kotak amal. Hal itu merupakan sikap mendidik anak agar anak mempunyai kebiasaan berdana ke pihak yang memerlukan. Kegiatan kali ini juga banyak melibatkan anak-anak untuk turut bergabung menjadi sukarelawan dan menggalang dana, salah satunya adalah Hendra Wibowo (12), “Saya tertarik untuk ikut menggalang dana karena semalam lihat kakak dan papa senang sekali setelah pulang dari kegiatan ini dan dari kegiatan ini, saya bisa mengenal banyak teman baru dan kenal lebih dalam lagi tentang Tzu Chi”.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum berangkat ke lokasi penggalangan dana, relawan terlebih dahulu berkumpul di Kantor Perwakilan Tzu Chi Batam. Mereka juga berdoa bersama untuk dunia yang bebas dari bencana (kiri).
  • Relawan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang ikut dalam aksi peduli bencana erupsi gunung Kelud kali ini dengan sebuah hormat yang tulus dan stiker yang bertulisan “Gan En” (kanan).

Zess Shijie yang menggalang dana di pasar Puja Bahari mengaku terharu dengan dana yang disumbang oleh seorang penderita Hydrocephalus. Ketika sedang menggalang dana, relawan Batam melihat seorang penderita penyakit Hydrocephalus. Melihat kondisi seperti itu, relawan Batam mengambil sedikit uang dari dompetnya dan diberikan padanya, namun melihat relawan Tzu Chi sedang menggalang dana untuk korban erupsi gunung Kelud, penderita tersebut mendanakan kembali uang yang didapatkannya tersebut ke dalam kotak amal.

Shijie juga giat mengajak orang-orang di pasar untuk turut berdana karena menurutnya, doa yang terkumpul dari masyarakat dari berbagai kalangan yang mendanakan uangnya memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada satu orang yang berdana dalam jumlah besar.

Setelah selesai penggalangan dana, masing-masing tim menghitung dana yang terkumpul dan stiker yang dibagikan. Yasin Shixiong selaku koordinator acara menyatakan terima kasih kepada para relawan atas kerja kerasnya selama 2 hari, “Setelah melihat langsung banjir di Manado kemarin, saya semakin mengerti bahwa yang Master inginkan bukanlah dana yang terkumpul melainkan niat tulus dari hati setiap insan untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Dalam kegiatan selama 2 hari ini, kita berhasil mengumpulkan 10.540 dermawan yang mempercayakan uangnya ke Tzu Chi dan turut berdoa untuk korban erupsi gunung Kelud”. Semua relawan dan sukarelawan sangat gembira dan bertepuk tangan atas prestasi yang mereka dapatkan, 10.540 hati Bodhisatwa.


Artikel Terkait

“Save The Earth”

“Save The Earth”

29 September 2011 Tanggal 15 September 2011, sekitar 13 orang relawan dengan seragam Tzu Chi hadir di UIB pada pukul 09.45 WIB. Cuaca sangat cerah hari itu, para mahasiswa terlihat sedang berkipas-kipas sambil mengikuti presentasi tentang kewirausahaan.Tidak lama kemudian, relawan Tzu Chi dipersilakan untuk menempati kursi sofa di panggung untuk memulai materi ”Save The Earth”.
Menyalurkan Berkah di Bulan Suci

Menyalurkan Berkah di Bulan Suci

10 Juni 2017

Tzu Chi membagikan kupon paket bingkisan lebaran kepada 500 warga di wilayah RW 011, kelurahan Kramat Jati, Jakarta Timur. Pembagian paketnya sendiri akan berlangsung pada Minggu, 11 Juni 2017 di Balai Warga 2 RW 011 Kramat Jati.

Menjadi Penyelamat Bumi dengan Mendaur Ulang

Menjadi Penyelamat Bumi dengan Mendaur Ulang

11 Juli 2022

Membaiknya kondisi pandemi mendorong relawan Tzu Chi Selatpanjang untuk mengadakan gathering pelestarian lingkungan pada Kamis tanggal 30 Juni 2022 di kantor Tzu Chi Selatpanjang secara tatap muka. 

Kerisauan dalam kehidupan manusia disebabkan dan bersumber pada tiga racun dunia, yaitu: keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -