Berdoa Bersama di Hari Waisak 2023

Jurnalis : Agus (Tzu Chi Batam), Fotografer : Supardi, Santoso, Yao Cheng (Tzu Chi Batam)

Relawan komite Tzu Chi Batam mempersembahkan lilin diiringi Gatha pendupaan. Tiga orang anggota Sangha menghadiri prosesi perayaan Waisak 2023 yang di selenggarakan oleh Yayasan Tzu Chi Batam yang merayakan tiga hari besar yaitu, Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia.

Tahun 1966, pada tanggal 24 bulan 3 lunar, dengan memegang teguh pesan dari Master Yin Shun “Demi Ajaran Buddha, Demi Makhluk Hidup”, Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi. Insan Tzu Chi di berbagai penjuru dunia pun ikut merayakan hari berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi ke-57 yang jatuh pada 13 Mei 2023. Tanggal ini bertepatan juga dengan hari ulang tahun Master Cheng Yen ke-86.

Perayaan hari ulang tahun Tzu Chi dan Master Cheng Yen dilakukan dengan mengikuti pertemuan relawan pagi dengan Master Cheng Yen dilanjutkan dengan kebaktian Sutra Bhaisajyaguru. Rasanya kurang lengkap apabila perayaan hari ulang tahun tanpa Pao Buah Persik. Dimana pao buah persik sebagai bentuk doa agar Master Cheng Yen panjang umur dan dapat selalu bersama kita.

Tiga anggota Sangha menghadiri Perayaan tiga hari besar Yayasan Tzu Chi yaitu Hari Suci Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang berlangsung di Aula Jing Si Batam yang dihadiri oleh 627 peserta.

Pada tahun-tahun sebelumnya, pao buah persik dibuat dan dibagikan ke relawan Tzu Chi Batam. Mengingat perayaan Waisak yang hanya selisih satu hari, Diana Loe, koordinator pembuatan pao buah persik mentargetkan 1.600 biji pao buah persik. “Tahun lalu hanya membuat 600_an biji, tahun ini karena ingin menjalin jodoh dengan peserta perayaan Waisak, jadi kami buat lebih banyak”, ungkap Diana penuh sukacita.

Kedamaian Hari Waisak
Sehari setelah perayaan hari ulang tahun Tzu Chi dan Master Cheng Yen, pada 14 Mei 2023 perayaan Waisak digelar di Auditorium Pembabaran Sutra, lantai 5 Aula Jing Si Batam. Yayasan Buddha Tzu Chi setiap tahunnya merayakan tiga hari besar pada pekan kedua di bulan Mei yaitu Hari Raya Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Ketiga perayaan ini bertujuan untuk memaknai dan berterima kasih akan budi luhur dari Sang Buddha, budi baik dari orang tua, dan budi baik semua makhluk.

Relawan Tzu Chi mendampingi para peserta yang menjalani prosesi perayaan Waisak 2023 dengan cara memandikan Rupang Buddha.

Suara lonceng dan genderang bergemuruh yang di tabuh oleh 13 Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi) sebagai tanda pembukaan perayaan Hari Raya Waisak 2023. Para relawan memberikan persembahan lilin memasuki ruangan diiringi Gatha Pendupaan semakin memberi suasana tenang dan damai.

Pada perayaan Waisak 2023 Tzu Chi Batam turut mengundang para anggota Sangha dan pemuka agama setelah absen tiga tahun pada masa pandemi Covid 19. Su Wen Rui dari Vihara Metta Parami, sudah kali kedua mengikuti Waisak yang di gelar oleh Tzu Chi Batam. Baginya, perayaan Waisak di Tzu Chi sangat berbeda dengan perayaan Waisak tradisional.

“Master Cheng Yen menekankan bahwa kita harus bervegetaris untuk melestarikan lingkungan, itu sangat bagus. Saya pribadi juga sudah bervegetaris selama lebih dari 30 tahun. Jadi saya sangat setuju dengan pemikiran ini,” ujar Su Wen Rui.

Suasana pembuka di mulainya prosesi perayaan waisak di awali dengan 13 anggota Tzu Ching dengan atraksi lonceng dan genderang.

Perayaan Waisak 2023 dihadiri dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Sidik Djaja addalah salahsatu peserta yang sudah beberapa kali mengikuti perayaan Waisak yang diadakan oleh Yayasan Tzu Chi Batam maupun Jakarta.

“Di acara seperti ini kita selalu merasa bisa mendapat kedamaian, ini merupakan suatu kesempatan yang buat kita bahagia karena kita tahu semakin banyak insan di dunia ini yang mengerti ajaran Master Cheng Yen dan apalagi kesempatan Waisak seperti ini dimana memandikan Buddha rupang ini adalah kesempatan untuk membersihkan noda batin diri sendiri, menyadarkan kembali apa tujuan kita kembali lagi ke dunia ini, saat ini, di kehidupan ini,” pungkas Sidik.

Lain perasaan yang dialami oleh Yulie yang kali pertama mengikuti Waisak di Tzu Chi Batam. “Di sini prosesi perayaan Waisaknya lebih teratur dan saya merasa lebih tentram. Di samping itu, kita juga dapat pesan cinta kasih dari Master Cheng Yen jadi bisa ada masukan untuk kita,”ujar Yulie.

Para relawan Tzu Chi bagian pelayanan menyiapkan 1.600 biji pou buah persik untuk peserta.

Pada pesan cinta kasihnya Master Cheng Yen mengajak semua umat manusia untuk merawat kesehatan tubuh dan membersihkan noda batin. “Tadi Master Cheng Yen kembali mengingatkan jika kita terus-menerus merusak bumi ini, maka karma ini juga akan balik ke kita. Kehidupan selanjutnya jika kamu terlahir kembali sebagai manusia, kamu akan merasakan lingkungan yang semakin tercemar dengan udara yang lebih buruk. Jadi kita harus melakukan pelestarian lingkungan saat ini juga,” ujar Su Wen Rui.

Pada Waisak 2023 yang diselenggarakan oleh Tzu Chi Batam ini dihadiri  627 peserta, peserta dan tamu undangan yang hadir mengikuti prosesi pemandian rupang Buddha dengan membungkukkan badan dan menyentuh air wangi – maknanya adalah dengan memandikan rupang Buddha sama artinya dengan menyucikan batin, merefleksikan diri, dan melenyapkan kegelapan batin. Bersama-sama mendoakan hati manusia tersucikan, masyarakat aman tentram dan dunia bebas dari bencana.

Editor: Anand Yahya

Artikel Terkait

Waisak 2024: Khidmat dan Syahdunya Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak

Waisak 2024: Khidmat dan Syahdunya Perayaan Waisak di Tzu Chi Biak

17 Mei 2024

Hujan turun di Kota Biak semenjak siang. Namun semangat relawan mengikuti Doa Bersama tetap tinggi. Doa bersama insan Tzu Chi Biak ini digelar di Ballroom Padaido Swiss-Belhotel Cendrawasih, Minggu 12 Mei 2024.

Waisak 2555: Tzu Chi Medan

Waisak 2555: Tzu Chi Medan

19 Mei 2011
Meskipun cuaca akhir-akhir ini tidak begitu bersahabat, para relawan Tzu Chi tetap bersemangat bersama-sama mempersiapkan 3 acara perayaan spesial bagi umat Buddha dan insan Tzu Chi
Enggan  Menyerah, Terus Melangkah

Enggan Menyerah, Terus Melangkah

07 Mei 2015

Meskipun hujan terus mengguyur, kemauan pantang mundur. Semangat  barisan para Bodhisatwa ini pantang menyerah. Dengan menggunakan jas hujan yang telah disediakan, mereka menerjang hujan untuk melanjutkan latihan  di  lapangan. 

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -