Berdoa dan Bersyukur

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Bali), Fotografer : Murdani, Maggie (Tzu Chi Bali)
 
foto

* Penyandang cacat yang hadir dalam Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Bali tidak ketinggalan ikut mengisi celengan bambu untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Tanggal 18 Januari 2009, ada sekitar 200 orang yang mendatangi Goodway Hotels and Resort Denpasar untuk menghadiri acara pemberkahan akhir tahun Tzu Chi Bali. Pada acara tersebut dibagikan angpao pemberkahan Master Cheng Yen yang dikerjakan oleh relawan-relawan Tzu Chi Bali dengan penuh perhatian dan cinta kasih sehingga para hadirin menerimanya dengan perasaan suka cita dan penuh rasa syukur.
Tahun 2008 sebenarnya merupakan tahun yang bisa dikatakan tidak terlalu mulus. Banyak bencana yang terjadi di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia sendiri. Belum lagi dampak dari pemanasan global dan krisis ekonomi global yang terjadi sekarang ini, serta peperangan. Oleh karena itu, pada acara pemberkahan akhir tahun kali ini, Tzu Chi Bali mengajak semua orang untuk bersyukur telah melewati tahun 2008 dengan selamat dan berdoa semoga di tahun 2009 kedamaian dan cinta kasih ada di lubuk hati semua orang sehingga tidak ada lagi peperangan dan bencana di muka bumi.

Master Cheng Yen, pada ceramahnya berpesan bahwa setiap manusia di muka bumi ini, hendaklah saling menghormati dan bisa mengikat jodoh yang baik satu sama lainnya sehingga kedamaian bisa terwujud. Beliau juga berpesan kepada kita semua agar bisa berubah menjadi yang lebih baik dan diharapkan agar setiap relawan Tzu Chi mampu berbuat lebih banyak kebajikan lagi kepada dunia ini.

foto  foto

Ket : - Nyoman, salah seorang murid YPAC yang juga pernah meraih juara 3 lomba baca puisi se-Bali, dengan hati
           yang gembira menghadiri Pemberkahan Akhir Tahun Tzu Chi Bali. (kiri)
         - Ni Wayan Muantari mengungkapkan rasa syukurnya setelah dibantu Tzu Chi dan beniat akan menjadi
           relawan di kemudian hari. (kanan)

Di kesempatan yang baik ini, anak-anak dari Panti Asuhan Eben Haezer yang menerima bantuan pendidikan juga datang dengan baju yang seragam sehingga terkesan sangat kompak. Juga ada murid-murid dari Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Bali yang ikut dalam acara tersebut.

Adalah Joe Heran Rahula, yang pada hari itu berdiri di depan dan berbagi cerita kepada para hadirin bagaimana proses ia mengenal Tzu Chi dan ikut dalam kegiatannya. Heran, demikianlah panggilannya, semakin menyadari pentingnya kata-kata Master Cheng Yen yakni bersyukur, menghormati, dan menyayangi. “Dengan melaksanakan 3 kata tersebut, hidup kita akan bahagia sekali! Tidak perlu jauh-jauh, kepada pasangan hidup kita dulu,” sambungnya. Setelah itu giliran Ni Wayan Muantari yang biasa dipanggil Muni, salah seorang pasien kasus yang dibantu oleh Tzu Chi yang ikut berbagi cerita bagaimana bisa mengikat jodoh yang baik dengan Tzu Chi. “Saya sangat berterima kasih kepada Tzu Chi yang telah membantu saya dengan sepenuh hati,” ujar Muni. Sewaktu ditanyakan apakah hendak menjadi relawan, “Saya mau menjadi salah seorang relawan yayasan (Tzu Chi –red),“ jawabnya.

foto

Ket : - Kevin menuangkan celengannya yang dikumpulkannya selama ini untuk disumbangkan kepada Tzu Chi.

Banyak yang terkesan setelah menyaksikan tayangan-tayangan Tzu Chi yang telah membantu begitu banyak orang di dunia ini dan berusaha menjadi yang terdepan sehingga dapat meringankan penderitaan manusia. “Setelah melihat kilas balik Tzu Chi dunia maupun Tzu Chi Bali, hati saya sangat tersentuh. Saya menjadi lebih bersyukur dengan keadaan sekarang karena masih banyak orang yang menderita di luar sana,” kata Dina, salah seorang hadirin. Dina juga sangat terkesan dengan Tzu Chi karena membantu orang tanpa memandang latar belakangnya dan berniat suatu saat nanti menjadi relawan Tzu Chi.

Proses pembagian angpao pemberkahan Master Cheng Yen berjalan dengan baik. Wajah-wajah dengan ekspresi gembira menerima angpao, suvenir, dan celengan bambu yang dibagikan kepada setiap hadirin. Celengan-celengan bambu yang dibagikan ini semuanya dibuat dan disumbangkan oleh Suryani yang mengenal Tzu Chi lewat DAAI TV.

foto  foto

Ket : - Dengan hati yang gembira, Suryani menerima celengan bambu. Dengan celengan tersebut ia menghimpun
           kebajikannya setiap hari untuk membantu orang yang membutuhkan. (kiri)
          - Setelah selesai acara, murid-murid dari YPAC berbagi cerita kepada anak-anak dari Panti Asuhan Eben
           Haezer agar tidak melihat kekurangan di dalam dirinya, melainkan terus mengukir prestasi. (kanan)

Pada acara pemberkahan akhir tahun ini, banyak yang membawa celengan bambu mereka yang telah penuh. Salah satunya adalah Merry, dengan hati yang penuh rasa syukur menuangkan celengannya dan berdoa semoga dana kecilnya bisa menolong orang banyak. “Saya sangat terkesan dengan Tzu Chi, terlebih semuanya (relawan –red) ramah-ramah. Terlihat tadi sewaktu membantu anak-anak YPAC yang kesulitan dalam berjalan. Semuanya itu dilakukan dengan sepenuh hati,“ tambahnya.

Setelah acara berakhir, berkumpullah murid-murid YPAC dan anak-anak dari Panti Asuhan Eben Haezer. Murid-murid YPAC berbagi cerita karena banyak murid-murid YPAC yang berprestasi, baik di bidang olah raga maupun pendidikan. Mereka berbagi apa yang menjadikan mereka juara dan agar tidak melihat kekurangan yang dimiliki menjadi penghalang untuk meraih cita-cita dan maju.

 

Artikel Terkait

Suara Kasih: Menghargai Berkah dan Berbuat Baik

Suara Kasih: Menghargai Berkah dan Berbuat Baik

15 Juli 2013 Anak-anak harus berbakti kepada orang tua, menghormati guru, belajar dengan giat, dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan orang banyak. Inilah tujuan utama mengenyam pendidikan.
PT. Wook Global Technology Donasikan Face Shield dan Hand Sanitizer ke Tzu Chi Indonesia

PT. Wook Global Technology Donasikan Face Shield dan Hand Sanitizer ke Tzu Chi Indonesia

05 Januari 2021
PT Wook Global Technology mendonasikan 15.000 pcs alat pelindung wajah (face shield) dan 50.000 alat pembersih tangan (hand sanitizer) kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. 
Mereka Tak Bisa Datang, Kitalah yang Mendatangi

Mereka Tak Bisa Datang, Kitalah yang Mendatangi

12 Maret 2018
Usai melaksanakan bakti sosial degeneratif di RPTRA Muara Angke, beberapa relawan, dokter, serta perawat melanjutkan tugas mengunjungi tujuh pasien ke rumahnya langsung. Karena keterbatasan fisik, pasien lansia tidak dapat datang ke RPTRA Muara Angke.
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -