Berdonor dan Berdana di Lingkungan Kerja
Jurnalis : Nadya Iva Nurdiani (HeQi Selatan), Fotografer : Beni Antono dan Nadya Iva Nurdiani (HeQi Selatan)
|
| ||
Untuk menjaga ketersediaan pasokan darah selama bulan puasa, Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas bersama Palang Merah Indonesia mengadakan kegiatan donor darah kuartal ke-2 tahun 2012 pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2012 yang bertempat di Plaza BII ruang Narwastu, Jakarta Pusat. Donor darah ini dilakukan setiap caturwulan sekali dan diikuti oleh ratusan pegawai yang berkantor di Plaza BII dan sekitarnya. Salah seorang peserta yang telah bedonor lebih dari 26 kali, Bapak Hotman Sihite mengatakan, “Acara donor darah di gedung perkantoran ini sangat baik ya, kita jadi tidak perlu jauh-jauh ke PMI dan fleksibel waktunya. Kita bisa minta izin sebentar untuk donor darah dan menghemat waktu perjalanan. Seharusnya lebih banyak lagi kegiatan donor darah di gedung-gedung perkantoran seperti ini.” Beberapa pendonor bahkan bercerita sampai menjadwal ulang rapatnya karena atasan dan anak buahnya ikut donor darah dahulu. Melihat antusiasme yang tinggi ini, pengumuman kegiatan ini selalu disebar satu minggu sebelumnya sehingga para pendonor dapat mempersiapkan jadwalnya. Rutinitas donor darah membuat relawan Tzu Chi dikenal, tak jarang kami diminta bantuan untuk mengetahui kontak pendonor apabila ada pasien yang membutuhkan darah. Biasanya informasi tersebut datang melalui Human Resources Department yang kemudian baru diteruskan ke Divisi Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas.
Keterangan :
Antusiasme bukan hanya dari para pendonor namun juga dari relawan yang bersedia meluangkan waktunya untuk ikut serta membantu kegiatan ini terlaksana baik dari pra hingga pasca kegiatan. Persiapan kegiatan dilakukan sehari sebelumnya di mana harus menyiapkan ruangan yang akan dipasangi sekat-sekat dan menata meja serta kursi. Selain itu juga ada relawan yang menyiapkan goody bag untuk para pendonor yang disesuaikan sejumlah kantong darah yang dipesan. Pihak PMI pun bersedia mengirimkan logistiknya pada sore hari sehingga ketika pagi hari pelaksanaan, mereka tidak menghabiskan waktu untuk memasang tempat tidur dan perlengkapan donor lainnya. Kegiatan yang berlangsung selama 3, 5 jam ini berlangsung lancar dan nyaman. Sembari mengantri, para pendonor disuguhkan dengan tayangan film tentang Tzu Chi bahkan ada beberapa yang sehabis donor kembali duduk untuk melanjutkan film yang bercerita tentang perjalanan Franky O. Widjaja Shixiong, Chairman of PT SMART TBK sekaligus seorang relawan Tzu Chi. Ada hal yang istimewa dalam donor darah kali ini berupa jalinan jodoh yang terjalin dengan seorang relawan bernama Sahbudin. Awal mula ia mengenal Tzu Chi karena kegemarannya menonton tayangan DAAI TV lalu membuka websitenya dan mengirim email bagaimana caranya apabila ingin bergabung menjadi relawan. Setelah melihat jadwal bulanan, kegiatan terdekat yakni Donor Darah Hu Ai Sinar Mas dan langsung mengontak Riani Shijie untuk konfirmasi relawan. Maka ia pun menyempatkan diri datang bergabung walau tempat tinggalnya di Ciledug, khusus untuk ikut serta dalam kegiatan donor darah ini yang bertugas di bagian logistik danlibero. Keterlibatan Sahbudin dalam aktivitas sosial sudah dimulai sejak ia remaja. Ditinggal oleh sang ayah ketika masih duduk di bangku SMP, membuatnya tersadar bahwa dia beserta saudara-saudaranya tidak bisa hanya berpangku tangan melihat ibu mereka bekerja banting tulang untuk biaya hidup sehari hari dan sekolah. Tekad sang Ibu pula yang mendorongnya untuk terus bersekolah hingga jenjang perguruan tinggi, “Ibu saya ingin anak-anaknya tetap sekolah walau ayah kami sudah meninggal. Menjawab tekadnya beliau maka saya terus berusaha berprestasi dengan selalu menjadi juara kelas agar beasiswa saya tidak dicabut. Waktu itu di sekolah ada subsidi silang bagi anak-anak yang tidak mampu. Alhamdulillah usaha saya tersebut membuat saya lulus SMU ” tuturnya sambil mengenang masa lalu. Setelah lulus SMU, Sahbudin sempat putus asa tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk biaya makan sehari-hari dia bekerja sebagai guru privat lepas. Setahun setelah kelulusannya, seorang teman mengajaknya ke Makasar untuk ikut serta dalam ujian masuk perguruan tinggi negeri. Teman tersebut sudah kuliah di Universitas Makasar dan menawarkan Sahbudin untuk tinggal sementara di kostnya karena dia yakin bahwa dengan kecerdasannya Sahbudin pasti bisa lulus UMPTN. Dan keyakinan temannya itu benar adanya, Sahbudin lulus UMPTN Jurusan Perikanan Universitas Hasanudin Makasar. Jurusan yang dipilihnya pun tidak asal-asalan, pria asal Luwuk Banggai Sulawesi Tengah ini memilih perikanan karena kampungnya merupakan daerah nelayan dan berpikir suatu hari akan bisa memajukan daerahnya tersebut.
Keterangan :
Selama masa kuliah, keinginan untuk membantu orang lain disalurkan Sahbudin melalui aktif di salah satu organisasi kemanusiaan internasional. Selepas kuliah ia bekerja sebagai tenaga honorer fasilitator perikanan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar dan ditempatkan di Cilacap. Di sana Sahbudin membagi ilmunya dengan masyarakat setempat. Karena ingin melanjutkan kuliah magister di IPB, ia pun pindah ke Jakarta. Sembari menunggu ujian magister IPB, beliau aktif dalam kegiatan di Masjid hal yang juga dilakoninya sejak kecil yakni menyalurkan zakat kepada yang berhak. Semenjak tinggal di Jakarta, pria kelahiran 1981 ini selalu mengajak keluarganya untuk menonton siaran DAAI TV karena menurutnya pesan yang disampaikan di setiap tayangannya selalu menginspirasi untuk berbuat baik bagi sesama. Hingga akhirnya ia pun berjodoh dengan Tzu Chi. Kegiatan Donor darah juga selalu dibarengi dengan pemulangan celengan bambu. Relawan yang bertugas di bagian ini dengan sabar selalu menerangkan makna celengan bambu Tzu Chi bagi para peserta donor darah yang ingin lebih mengetahui tentang Tzu Chi. Tak jarang Urbanus Shixiong menerangkannya dalam bahasa Inggris kepada para ekspatriat yang tidak fasih berbahasa Indonesia. Dijelaskan pula bahwa mekanisme pengembalian celengan bambu dilakukan setiap caturwulan disesuaikan dengan periode donor darah sehingga mempermudah pengembaliannya. Diinformasikan pula bahwa dana yang terhimpun akan dipergunakan untuk kegiatan misi amal dan tidak sepeser pun untuk biaya operasional relawan. Total celengan bambu yang dikembalikan sebanyak 50 buah, sedangkan yang baru mengambil sebanyak 144 buah. Hingga akhir kegiatan para relawan masih terus bersemangat menjalankan tugasnya sampai salah seorang pendonor Bapak Yustinus Widodo mengatakan, “kalian Tzu Chi kalau bekerja tidak pernah cape ya, full senyum dari awal hingga akhir”. Cemberut dan tersenyum, keduanya adalah ekspresi. Mengapa tidak memilih tersenyum saja? Tepat jam 12 siang kegiatan donor darah selesai diadakan dan berhasil mendapatkan 274 kantong darah. Menurut PMI, selama bulan puasa stock kantong darah bisa mengalami penurunan sebesar 50 hingga 60 persen dan untuk mengantisipasi hal tersebut PMI akan menggelar donor darah di berbagai instansi dan komunitas. |
| ||
Artikel Terkait
Kunjungan Kemendikbudristek ke Tzu Chi Indonesia
12 November 2021Tzu Chi Indonesia menerima kedatangan rombongan dari Kemendikbudristek ke Tzu Chi Center untuk belajar tentang praktik kebaikan dan toleransi. Kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya sejak pandemi Covid-19.