Bergandengan Tangan Melestarikan Bumi

Jurnalis : Yusnita Kurniawati (Tzu Ching Batam), Fotografer : Aliman, Megawati (Tzu Chi Batam)
 
 

foto
Dari rumah ke rumah Tzu Ching melakukan sosialisasi tentang daur ulang, dan warga pun turut menyumbang barang-barang yang bisa di daur ulang kepada Tzu Ching.

Pada Tanggal 15 Juli 2012. Cuaca yang mendung tidak mematahkan semangat para Tzu Ching Batam untuk melakukan kegiatan pelestarian lingkungan dengan tema “Pelestarian Lingkunga Bagai Mentari Tak Terbenam”. Estafet cinta kasih bagi bumi kita yang diadakan serentak pada hari ini oleh Tzu Ching sedunia dalam tempat dan jam yang berbeda. Dalam menjalakan acara ini semua relawan yang hadir sudah diberikan sosialisasi materi pelestarian lingkungan yang diadakan pada tanggal 14 Juli 2012 di Kantor Tzu Chi Batam. Sebelum acara di mulai para Tzu Ching dan peserta melakukan Kebaktian “Li Bai Fa Hua Jing”.

Kegiatan ini mengundang minat 26 orang relawan baru untuk bergabung mengikuti kegiatan ini, dan diikuti oleh 10 orang Tzu Ching batam dan didampingi oleh beberapa Shixiong-ShijiedanShigu-Shibo.  Pada pukul 14.00 WIB, para relawan baru sudah mulai berdatangan dan melakukan registrasi lalu memasuki ruangan acara yang telah disediakan. Kemudian semua yang ada diruangan tersebut melakukan doa bersama agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan lancar. Sistem yang digunakan oleh Tzu Ching batam adalah dengan membuat lima kelompok yang setiap kelompok didampingi oleh Tzu Ching. Panitia acara  memberitahukan kepada setiap kelompok tentang batas wilayah masing-masing serta apabila telah selesai sosialisasi mereka harus mengambil sampah yang berserakan disekitar kawasan mereka.

Tepat pada pukul 14.30 WIB, semua kelompok mulai melakukan tugasnya dengan mengunjungi setiap rumah serta mensosialisakan tentang pelestarian lingkungan. Acara sosialisasi dari rumah kerumah mendapat respon ramah oleh para warga. Bahkan ada salah satu rumah warga dimana pada saat relawan mensosialisasikan tentang pelestarian lingkungan serta menghimbau agar menggumpulkan barang-barang yang bisa didaur ulang, ia justru mengatakan “Saya ada mengumpulkannya”, kemudian ibu tersebut masuk kedalam rumah lalu memberikan beberapa botol bekas yang telah ia kumpulkan kepada relawan. Dengan senang hati relawan mengambil botol tersebut sambil mengucapkan terima kasih (gan en) serta memberikan ibu tersebut souvenir yang telah disediakan oleh Tzu Ching batam. Setelah acara sosialisasi dari rumah ke rumah selesai, semua relawan yang terlibat diajak bersama-sama untuk melakukan pemilahan sampah yang diadakan di Posko Daur Ulang Tzu Chi. Pada saat melakukan pemilahan botol-botol bekas terlihat wajah semangat yang luar biasa dari para relawan baru dan Tzu Ching batam.

foto  foto

Keterangan :

  • Minggu, 15 Juli 2012, para Tzu Ching Batam melakukan kegiatan pelestarian lingkungan. Kegiatan ini mengundang minat 26 orang relawan baru untuk bergabung mengikuti kegiatan ini, dan diikuti oleh 10 orang Tzu Ching batam (kiri).
  • Para Tzu Ching menjelaskan pentingnya pelestarian lingkungan kepada warga Kompleks Windsor, dan juga memperkenalkan Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi (kanan).

Pukul 17.15 WIB semua relawan sudah kembali lagi ke kantor Tzu Chi. Pada saat itu mereka diberikan konsumsi yang telah disediakan oleh panitia, meskipun lelah, tetapi mereka terlihat ceria karena sudah sukses dalam menjalakan kegiatan hari ini. Hal ini bisa terungakap dari salah satu sharing yang disampaikan oleh relawan baru yang bernama Sandy, ‘’Saya baru pertama kali mengikuti acara pelestarian lingkungan ini, saya merasa senang karena bisa ikut acara ini sehingga saya bisa membantu melindungi bumi, dibandingkan saya di rumah hanya berdiam diri lebih baik saya melakukan hal yang bermanfaat bagi bumi kita ini’’, Itulah hal yang diungkapkan Sandy pada acara ini. Dengan berakhirnya sharing serta ditutup dengan doa maka berakhirlah acara pelestarian lingkungan bagai mentari yang tak terbenam ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Tzu Ching membawa barang-barang daur ulang yang disumbangkan oleh warga setempat (kiri).
  • Bapak Carlos melakukan daur ulang sebagai sumber pendapatannya dan sebagai wujud terima kasih pada bumi (kanan).

Barang Bekas sumber pendapatan
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia pasti berinteraksi dengan sampah. Di rumah, jalan, pasar, atau dimanapun berada, dalam berbagai macam wujudnya akan ditemui sampah. Sampah merupakan konsekuensi dari aktivitas manusia. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan sampah. Jumlah sampah yang ada sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari. Ternyata tidak semua orang yang mempunyai pemikiran sempit tentang sampah.

Pada saat sosialisasi pelestarian lingkungan salah satu kelompok mengunjungi salah satu rumah yang bernama Bapak Carlos, selama 16 tahun bapak Carlos mempunyai usaha mengumpulkan barang-barang bekas. Selama 16 tahun ia tinggal di rumah yang masih kontrak dan harus menanggung biaya hidup untuk delapan orang. Ia bisa menghidupi keluarganya dari usaha barang-barang bekas yang ia kumpulkan yang usahanya hanya dibantu oleh 1 orang karyawan serta anak dan istrinya. Bapak Carlos tidak merasa malu mempunyai usaha mengumpulkan barang-barang bekas karena menurutnya dengan adanya usaha tersebut dia bisa membantu dalam kegiatan sosial meskipun jumlah yang ia berikan tidak terlalu besar, selain itu dengan adanya usaha tersebut bisa menambah pendapatannya sebagai kepala keluarga. “Saya pikir sebagai pemulung tidak masalah yang penting kerjaan saya halal dengan hal seperti itu saya ikut serta menyelamatkan bumi sehingga tidak terjadi lagi banjir,” inilah hal yang diungkap pak Carlos pada relawan yang berkunjung kerumahnya. Ternyata barang-barang bekas yang dikumpulkannya tidak hanya untuk dijual melainkan ada sebagian yang ia bawa ke posko daur ulang Tzu Chi Batam.

Sudah seharusnya kita sebagai generasi muda meniru semangat bapak Carlos dalam mengumpulkan barang-barang bekas sehingga bisa menyelamatkan bumi dari bencana. Dengan diadakannya kegiatan pelestarian lingkungan ini diharapakan semua generasi muda  yang ada agar  jangan mengabaikan keberadaan sampah. Ingatlah bahwa bumi kita hanya ada satu dan merupakan rumah kita, jadi jangan biarkan bumi kita dikotori oleh sampah. Marilah kita sama-sama bergandeng tangan untuk melestarikan bumi kita.

 

 
 

Artikel Terkait

Mantap Menjadi Relawan TIMA Bandung

Mantap Menjadi Relawan TIMA Bandung

25 Juli 2022

TIMA Bandung mengajak 30 calon anggota barunya berkunjung ke Aula Jing Si, di Tzu Chi Center PIK, Jakarta. Di sini mereka diperkenalkan tentang Tzu Chi melalui tur Aula Jing Si dan Tzu Chi Hospital.

Paket Sembako untuk Menyambut Tahun Baru Imlek di Wilayah Lampung

Paket Sembako untuk Menyambut Tahun Baru Imlek di Wilayah Lampung

19 Januari 2023

Kamis, 12 Januari 2023 Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Lampung mengadakan pembagian sembako dalam rangka menyambut tahun baru Imlek.

Memahami Pola Anak Asuh Zaman Now

Memahami Pola Anak Asuh Zaman Now

03 Desember 2019

Minggu, 24 November 2019, Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. Sebanyak 64 orang mengikuti kegiatan ini. Kegiatan yang dimulai pada Pukul 09.00 WIB.

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -