Berjuang untuk Lebih Baik

Jurnalis : Veronika Usha , Fotografer : Veronika Usha
 

fotoBertempat di lantai 2 RSKB Cinta Kasih Tzu Chi, sebuah acara syukuran atas 2 tahun beroperasinya pelayanan 24 jam rumah sakit ini dilaksanakan secara sederhana dan penuh kekeluargaan.

Tidak terasa sudah dua tahun Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih Tzu Chi melayani masyarakat selama 24 jam penuh. Selain semakin melengkapi fasilitas rumah sakit tersebut, dalam kegiatan syukuran yang diadakan pada tanggal 14 Januari 2010 lalu, rumah sakit ini pun berharap bisa menjadi salah satu contoh rumah sakit berbudaya humanis.

Ucapan Syukur Kebersamaan
Acara syukuran yang dibuat dengan sederhana ini dihadiri oleh para karyawan rumah sakit dan beberapa relawan Tzu Chi. Selain mengucap syukur atas kerja sama seluruh karyawan, dr Kurniawan selaku Direktur RSKB Cinta Kasih juga mengucapkan terima kasih kepada para relawan Tzu Chi yang berperan aktif dalam setiap kegiatan di rumah sakit, “Setelah dua tahun kita melayani masyarakat selama 24 jam, saya bersyukur akhirnya kita bisa bekerja sama dengan maksimal melayani mereka. Selain sarana dan prasarana yang semakin lengkap, saya juga ingin berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi yang sudah mulai berpartisipasi di RSKB Cinta Kasih sejak satu tahun lalu.”

Kegiatan yang dimulai tepat pukul 12.30 siang ini diisi dengan beragam persembahan ungkapan rasa terima kasih dari para karyawan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Mulai dari pertunjukan musik dari divisi apotik, pesembahan puisi dari para perawat, pertunjukan tari dari divisi pendaftaran, hingga lantunan lagu dari para dokter, perawat dan relawan. “Ternyata selain merawat para pasien dengan penuh cinta kasih, para karyawan RSKB Cinta Kasih juga memiliki bakat-bakat yang terpendam,” puji Hoklay, salah satu relawan Tzu Chi yang bertindak sebagai pembawa acara.

Di puncak acara, sebuah kegiatan pemotongan tumpeng pun dilakukan. Suasana kehangatan sangat kental terasa, canda tawa dan keakraban antara para karyawan memenuhi lantai dua RSKB Cinta Kasih yang menjadi tempat terselengaranya acara tersebut. “Ini juga menjadi salah satu ajang keakraban di antara para karyawan,” tambah Hoklay.

 

foto  foto

Ket : -    Beragam pertunjukan mulai dari pembacaan puisi, tarian, hingga lantunan lagu dipersembahkan oleh para               karyawan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. (kiri)
           - Pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh dr Kurniawan dan Oey Hoey Leng menjadi sebuah simbol atas               rasa syukur dan harapan, semoga rumah sakit ini bisa menjadi salah satu contoh rumah sakit yang               berbudaya humanis. (kanan)

Bersama Melatih Diri  
Pada saat bersamaan, dr Kurniawan juga mengajak para karyawan untuk mengingat kembali tujuan pembangunan rumah sakit tersebut. “Dulu, rumah sakit ini merupakan sebuah poliklinik yang dibangun sebagai tempat untuk menyelenggarakan kegiatan baksos yang diadakan oleh Tzu Chi. Dalam kegiatan itu, Master Cheng Yen (pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi) berharap agar para peserta baksos baik pasien, relawan, maupun tim medis bisa menjalani proses pembelajaran diri. Oleh sebab itu, saat ini kita sebagai seluruh karyawan rumah sakit harus tetap menjaga semangat cinta kasih, dan juga harus terus melatih diri menjadi lebih baik,” ucap dr Kurniawan. Tidak hanya itu, ia juga berharap agar semangat cinta kasih dapat terus dikembangkan, sehingga pelayanan yang diberikan kepada para pasien bisa dirasakan dengan tulus dan penuh kehangatan.

Bambang Shixiong, salah satu relawan Tzu Chi yang aktif menjadi relawan pendamping di RSKB Cinta Kasih juga mengakui bahwa ada suatu hal yang khusus yang diberikan oleh rumah sakit ini. “Sejak kita datang ke rumah sakit ini, senyum ramah para karyawan sudah menyambut, belum lagi permasalahan uang muka untuk bisa mendapatkan pelayanan tidak dipermasalahkan di rumah sakit ini, sehingga para pasien merasa lebih nyaman dan tenang untuk berobat di sini,” ujarnya.

foto  foto

Ket : - Kebersamaan dan kehangatan antar para karyawan terlihat jelas dalam setiap sesi acara yang diikuti lebih             kurang 100 peserta. (kiri).
       - Acara syukuran ini ditutup dengan makan siang bersama. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas             beroperasinya RSKB Cinta Kasih selama 24 jam penuh, acara ini juga meningkatkan rasa kebersamaan di             antara para karyawan. (kanan)

Kehadiran para relawan pendamping Tzu Chi yang dengan sepenuh hati melayani pasien dan membantu para perawat dalam menjalani tugas mereka, membawa aura tersendiri di dalam rumah sakit ini. Tulusnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan para relawan kepada para pasien membuat mereka merasa lebih dihargai dan dihormati. “Sebenarnya tidak hanya para relawan Tzu Chi yang mengembangkan cinta kasihnya dan berusaha untuk terus melatih diri, tapi semangat itu juga mereka tularkan kepada para perawat. Bahkan sekarang ini untuk membunuh binatang seperti semut atau nyamuk pun mereka (para karyawan rumah sakit) merasa segan, karena mereka belajar untuk tulus menyayangi makhluk hidup,” tambah Hoey Leng, selaku Pembina RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.

Perkembangan dari poliklinik menjadi RSKB Cinta Kasih Tzu Chi yang beroperasi 24 jam penuh juga didukung dengan pengembangan sarana dan prasarana, seperti penambahan ruangan untuk rawat inap sebanyak 31 bed, dibukanya Unit Gawat Darurat (UGD), ruang bersalin, peningkatan fasilitas laboratorium hingga penambahan jumlah tenaga medis. “Semoga saja ke depannya kami bisa menjadi salah satu contoh rumah sakit yang ideal dan memiliki budaya humanis dalam pelayanan,” tambah dr Kurniawan. 

 
 

Artikel Terkait

Gotong Royong Membantu Kesulitan di Tengah Pandemi Covid-19

Gotong Royong Membantu Kesulitan di Tengah Pandemi Covid-19

13 Mei 2020

Sebanyak 12.000 paket sembako telah tuntas dibagikan kepada warga terdampak Covid-19 di wilayah Surabaya dan sekitarnya pada 12 Mei 2020. Pengemasan sembako sebanyak itu tidak luput dari kerja keras seluruh insan Tzu Chi Surabaya. Kita simak kisahnya berikut ini!

Beras Cinta Kasih untuk Pekanbaru

Beras Cinta Kasih untuk Pekanbaru

26 September 2011 Mereka datang lebih awal untuk mendapatkan pemahaman mengenai kisah Tzu Chi dan pengarahan  tentang tata cara pembagian beras cinta kasih. Karena hampir semua yang hadir adalah Bodhisatwa baru yang belum pernah ataupun baru sekali-sekali turut berkontribusi dalam kegiatan Tzu Chi.
Cinta Kasih untuk Seorang Tuna Daksa

Cinta Kasih untuk Seorang Tuna Daksa

24 Juni 2010
Jalinan jodoh yang baik telah mempertemukan Tzu Chi dengan Sulastri, seorang wanita yang tinggal di kawasan makam Putat Jaya Surabaya. Dia menderita polio saat masih kecil sehingga mengalami kecacatan di bagian kakinya.
Bertambahnya satu orang baik di dalam masyarakat, akan menambah sebuah karma kebajikan di dunia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -