Berkah Warisan Jingsi di Bulan Tujuh
Jurnalis : Mieyoda ( He Qi Barat), Fotografer : Gaby Andriany Ongso (He Qi Barat)Sebanyak 617 orang berkumpul di Aula JingSi Tang Tzu Chi Center mengikuti kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang terbuka untuk umum, Minggu (14/8/2016).
Bagi sebagian orang dan pada beberapa tradisi, bulan tujuh Imlek merupakan bulan yang tidak baik untuk melaksanakan segala aktivitas. Hal ini sudah tertanam secara turun temurun dan menjadi pandangan yang keliru akan makna dari bulan tujuh yang sebenarnya. Karenanya, setiap bulan tujuh penanggalan Imlek, Tzu Chi giat menyelenggarakan kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang terbuka untuk umum.
“Di sepanjang dinding Ram terdapat rangkaian foto yang menggambarkan setiap misi perjalanan Tzu Chi. Setiap foto memiliki sebuah kisah,” kata Joliana kepada para peserta tour.
Dari serangkaian kegiatan, Jingsi Tour merupakan salah satu kegiatan yang menarik perhatian.
Masing-masing kelompok berisikan 20 orang dan dipandu oleh pemimpin tour untuk mengelilingi Jingsi Tang dan melihat keindahannya dari dalam.
Joliana juga menuturkan kisah-kisah mengharukan yang tersembunyi dari kebisuan foto yang menggambarkan potret misi Tzu Chi. Mulai dari Sofyan-penderita tumor, bantuan gempa Padang dan tsunami di Aceh. Juga sumbangsih di misi kesehatan, misi budaya kemanusiaan dan misi pendidikan.
Tour berlanjut menuju lantai 2 ke ruangan Fu Hui Ting. Ruangan Fu Hui Ting biasanya digunakan sebagai tempat kebaktian atau training dalam kapasitas kecil. Dalam ruangan ini terdapat tiga buah patung yaitu : Ksitigarbha Bodhisattva (Kiri), Sakyamuni Buddha (Tengah), Avalokitesvara Bodhisattva (Kanan).
Sebelum melanjutkan perjalanan, Joliana mempersilahkan peserta yang beragama Buddha jika ingin berdoa sejenak. Dari Fu Hui Ting, peserta diajak menuju Jing Si Ta Ting. Di lobby ini terdapat replika Griya Jing Si yang berlokasi di Hualien, Taiwan. Di tengah lobby, pada langit-langitnya tampak sebuah bundaran yang di atasnya terukir delapan sosok menyerupai malaikat/boddhisatwa yang melambangkan relawan-relawan Tzu Chi. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju lantai 3 dan 4, para peserta dipersilahkan berfoto bersama di photo booth yang telah disediakan.
Selesai berfoto dan mendapatkan kupon yang akan ditukarkan dengan hasil foto, perjalanan dilanjutkan ke lantai 3 dan 4. Di lantai 3, peserta memasuki Guo Ji Hui Yi Ting yang merupakan auditorium yang dapat menampung sekitar 646 peserta. Di lantai 4, peserta diajak memasuki Jiang Jing Tang yang merupakan ruangan terbesar di mana ruangan ini dapat menampung sekitar 1600 orang. Bukan hanya itu, setiap kursi yang ada di ruangan ini di-desain dan didatangkan langsung dari Taiwan. Dari Jiang Ji Tang peserta keluar menuju balkon. Di sisi kiri terdapat replika rumah Master Cheng Yen. Joliana menjelaskan kepada para peserta, betapa sulitnya kehidupan Master dan murid-muridnya saat itu, betapa mereka harus bersusah payah walau untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Namun kehidupan yang teramat sulit tidak menyurutkan Sang Guru dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan dengan falsafah kebaikan, welas asih dan tekad akan kebenaran” ujar Joliana.
Sebelum melanjutkan perjalanan, Joliana, pemimpin tour mempersilahkan peserta yang beragama Buddha jika ingin berdoa sejenak.
Kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah ditutup dengan sosialisasi ber-vegetarian dan makan malam bersama.
Semua kisah dalam setiap perjalanan di ceriterakan oleh Joliana dengan begitu mendalam nan relaks sehingga para peserta tidak bosan.
Perjalanan diakhiri dengan kunjungan di Exhibition Hall. Di dalam ruangan inilah tersimpan rekam jejak perjalanan Tzu Chi mulai dari pertama kali datang ke Indonesia hingga sekarang. Kerusuhan yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998 tidak menjadi batu sandungan bagi relawan Tzu Chi yang telah mengikrarkan dirinya, justru sebaliknya malah menjadi pemecut bagi para relawan dalam menerapkan ajaran Jingsi di setiap sendi kehidupan mereka.
Kisah pemindahan warga Kali Angke ke rumah susun menjadi saksi bisu dari berakhirnya perjalanan ini. Joliana pun mengisahkan kehidupan dirinya sejak awal hingga menjadi relawan Tzu Chi seperti sekarang. Ia menceriterakan bagaimana ajaran Sang Guru telah menyadarkan banyak hal dalam kehidupannya. Dengan pembawaan diri Joliana yang ramah, para peserta tampak interaktif menanyakan beberapa pertanyaan mulai dari kehidupan warga Kali Angke kini, kehidupan Master Cheng Yen sekarang hingga mengenai desas-desus yang beredar lainnya namun penjelasan dari Joliana membuat para peserta mengerti dan paham akan bakti yang selama ini telah diberikan Tzu Chi kepada masyarakat Indonesia.
Andy, adalah salah satu dari peserta tim Joliana yang telah merasakan manfaat dari Jingsi Tour ini. Andy datang bersama istri dan orang tua nya. Walaupun Andy sering berkunjung ke Tzu Chi Center namun baru kali ini ia mengikuti JingSi Tour. Andy menceriterakan bahwa pengalaman dari perjalanan ini telah memberikan berkah baginya dan membuka pikirannya mengenai Tzu Chi dalam mengemban misi kemanusiaan demi mewariskan ajaran Jingsi. “Hari ini, saya belajar banyak hal dari setiap kisah sepak terjang jejak relawan Tzu Chi. Saya pun sedang mempertimbangkan untuk ikut menjadi relawan terlebih lagi istri saya turut mendukung,” ungkap Andy.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Christy yang datang bersama ibu dan adik nya. Christy mengatakan, acaranya dikemas dengan bagus dan sangat berguna. “Saya benar-benar beruntung bisa berkesempatan hadir di Tzu Chi kali ini,” ungkapnya.
Kegiatan bulan 7 penuh berkah ini ditutup dengan sosialisasi ber-vegetarian dan makan malam bersama. Para relawan berharap warisan luhur ajaran Jingsi membawa kebahagiaan pada semua makhluk hidup.
“Jika setiap saat berbaik hati, setiap hari merupakan hari baik. Jika setiap saat menjaga tetap adanya pikiran benar dalam batin, setiap waktu, setiap arah dan setiap tempat membawa berkah.”
- Master Cheng Yen -
Artikel Terkait
Bulan Tujuh Penuh Berkah: Kembali ke Kehidupan yang Sederhana
23 Agustus 2015 Isyarat tangan "A Pa Khan Cui Gu" (Ayah menuntun kerbau) yang membuka drama dalam rangkaian acara Bulan Tujuh Penuh Berkah, Minggu 23 Agustus 2015 di Aula Jing Si Lantai 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Lagu bernada ceria dan membangkitkan semangat ini dipilih karena sesuai dengan alur drama yaitu seorang petani (kakek) yang menuntun kerbaunya melewati perkebunan yang penuh dengan sawi putih segar serta perkebunan tebu manis yang mengundang liur.Memperkenalkan Bulan Tujuh Penuh Berkah
15 Agustus 2016Melindungi Bumi Dengan Bervegetaris
12 Agustus 2016RelawanTzu Chi He Qi Utara 1 mengadakan sosialiasi Bulan Tujuh Penuh Berkah kepada warga sekitar untuk memaknai Bulan Tujuh yang sesuangguhnya. Juga ada kegaiatan pelestarian lingkungan dengan memilah sampah daurulang dan demo memasak menu vegetaris.