Berkarya di Panti Asuhan
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha Bakti sosal pengobatan kulit yang diadakan di Panti Asuhan Santo Yusup ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan baksos kesehatan 28 Maret 2009 lalu. | Setelah mengikuti kegiatan bakti sosial kesehatan 28 Maret 2009 lalu, dr. Wang Suryani atau yang akrab disapa dr. Kimmy ini bukannya kapok, tapi justru kembali lagi dengan sebuah pelayanan pengobatan kulit yang lebih maksimal. |
“Dalam kegiatan baksos yang lalu, awalnya saya hanya membantu di pelayanan pemeriksaan dan pemberian kacamata. Tapi karena melihat anak-anak panti banyak yang mengalami masalah kulit, seperti panu dan kutil, akhirnya saya memeriksa mereka dengan peralatan yang seadanya,” tutur Kimmy. Walaupun setelah kegiatan baksos, relawan Tzu Chi sempat mengirimkan obat-obatan untuk kulit, namun Kimmy merasa apa yang dilakukannya masih belum maksimal. Oleh sebab itu, 7 Juni 2009, bersama tiga relawan Tzu Chi, ia pun memutuskan untuk kembali memberikan pengobatan kulit kepada anak-anak di Panti Asuhan Santo Yusup, Sindanglaya, Cianjur. Sambil tersenyum, Kimmy mulai memasuki pekarangan panti asuhan yang bersih dan asri. Sesuai dengan karakternya yang ramah, ia pun langsung berbaur dengan anak-anak. Pelukan hangat dan candaan ringan pun tidak sungkan dilayangkannya. “Halo, apa kabar kamu Rudi? Gimana kacamatanya? Keren deh sekarang, apalagi jerawatnya sudah mulai bersih, jadi tambah ganteng nich,” ucap Kimmy kepada salah satu anak laki-laki. Wajah yang disapa pun kontan tersipu malu dan menjawab, “Iya dokter, sekarang jerawat saya sudah sedikit berkurang.” Ket : - Tutur kata yang ramah dan penuh perhatian membuat dr. Kimmy mudah membaur dengan anak-anak. Setelah puas menyapa anak-anak, Kimmy dan beberapa pendamping dari panti asuhan segera mempersiapkan sebuah ruangan sementara sebagai tempat Kimmy membuka “praktik”-nya. Bertempat di sebuah aula asrama wanita, satu persatu pasien pun mulai datang dan menjalani pemeriksaan. “Kamu kenapa?” ucap Kimmy lembut. Dengan agak malu-malu, Ariz, salah satu anak asrama pria menuturkan keluhan gatal-gatal yang dideritanya. Setelah melihat daerah kulit yang gatal, sambil tersenyum Kimmy menjelaskan kepada Ariz kalau kulit bocah dua belas tahun itu alergi ikat pinggang yang dipakainya. “Ikat pinggang kamu ini ada bagian metalnya, jadi kulit kamu alergi. Apa kamu punya ikat pinggang yang lain?” tanya Kimmy. Ariz menjawab pertanyaan Kimmy dengan gelengan kepalanya. “Oke, kalau begitu lebih baik untuk sementara ini kamu tidak usah pakai ikat pinggang dulu yah. Atau kalau kamu ada uang, kamu bisa beli ikat pinggang yang terbuat dari kain, dan tidak ada bahan metalnya,” tambah Kimmy. Tidak hanya melakukan pemeriksaan kepada 62 anak-anak panti, Kimmy pun melakukan operasi kecil (pengangkatan kutil dan pembersihan tahi lalat –red) kepada 8 orang anak, “Mayoritas penyakit kulit yang diderita anak-anak ini adalah kulit kering dan jamur,” ucap Kimmy. Dokter yang budiman ini juga menambahkan, fenomena kulit kering yang terjadi pada anak-anak panti, biasanya karena ketidakcocokan sabun yang mereka gunakan. Sedangkan untuk jamur, disebabkan oleh gaya hidup anak-anak yang cuek, seperti tidak mengeringkan tubuh setelah mandi, ataupun menggunakan satu handuk secara bersama-sama. Ket : - Setelah menjalani pemeriksaan, anak-anak pun diberi pengarahan bagaimana menggunakan obat. Cici, Mendapatkan bantuan pengobatan kulit seperti ini, Suster Yosefa, selaku pendamping anak-anak panti asuhan menuturkan rasa terima kasihnya, “Kami mengakui jarang memperoleh bantuan pengobatan. Dulu pernah ada enam orang dokter umum yang mengadakan baksos, tapi untuk gigi, mata atau kulit, ini adalah yang pertama kali. Maka kami ucapkan terima kasih atas perhatian para relawan Tzu Chi.” Suster Yosefa juga bangga atas komitmen dokter dan relawan Tzu Chi, yang telah meluangkan sembilan jam di hari libur mereka untuk mengobati anak-anak. Perhatian dan cinta kasih yang diterapkan dalam setiap pelayanan, membuat anak-anak merasa nyaman untuk memeriksakan diri kepada dokter Tzu Chi. Selain Kimmy yang rela menunda makan siangnya agar dapat terus mengobati anak-anak, para relawan pun dengan lemah lembut menenangkan mereka saat menjalani operasi kecil. “Untuk mereka yang diangkat kutilnya, perawatannya hanya mengganti perban dan mengoleskan obat. Sedangkan untuk penyakit kulit yang lain, harus belajar menjaga kebersihan tubuh dan mandi dengan menggunakan sabun yang sesuai,” jelas Kimmy yang menetapkan hati akan datang kembali untuk melihat hasil dari pengobatan hari ini. | |
Artikel Terkait
Indahnya Bersahabat dengan Bumi
22 November 2017Pekan Amal Tzu Chi 2018: Doa yang Tulus
26 April 2018Pekan Amal Tzu Chi 2018 menyatukan para relawan untuk bersumbangsih bagi pembangunan Tzu Chi Hospital. Bentuk sumbangsihnya pun bermacam-macam bisa dana, sumbangan produk untuk dijual, serta tenaga untuk kelancaran kegiatan tersebut.