Berkata Benar dan Mencintai Lingkungan

Jurnalis : Meity (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Pani, Herman Huang (Tzu Chi Palembang)

foto
Dalam kelas budi pekerti tanggal 8 Februari 2014 di Sekolah Tunas Teladan Gandus, Septi Shijie mengajak salah satu anak untuk memberikan contoh "Perkataan Benar".

Binalah cinta kasih di dalam hati sejak masa kecil,  maka setelah dewasa tentu tidak mudah berperilaku menyimpang dan menciptakan masalah di dalam masyarakat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen –

Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia oleh karena itu sebuah kejujuran sangat bernilai tinggi. Kehilangan uang bisa dicari lagi, tapi kehilangan kejujuran di mana harus dicari? Ketika ucapan tak sesuai dengan kenyataan, hati menjadi risau karena ucapan dirasa tak jujur. Jujur memang indah, sikap jujur membuat hidup kita lebih tentram tanpa ada tekanan dari luar maupun dari batin kita sendiri. Coba bayangkan tidak jujur pasti hidup kita tak pernah tenang. Kebohongan pertama pasti harus ditutup dengan kebohongan kedua dan seterusnya. Yang pasti kebohongan itu sangat melelahkan dan membebani hati nurani, hidup tak nyaman dan diselubungi rasa was-was. Kejujuran baiknya diajarkan di usia dini karena anak-anak belum terkontaminasi dengan hal-hal negatif sehingga sangat mudah bagi orang tua untuk membimbingnya dan mengajarkan hal hal yang baik sehingga pada saat dewasa terbentuk karakter yang baik dan bijaksana.

Agar anak-anak lebih memahami apa itu kejujuran, pada hari Sabtu, tanggal 8 Februari 2014 Tzu Chi Kantor Penghubung Palembang mengadakan kembali Kelas Budi Pekerti kedua di Sekolah Tunas Teladan Gandus Palembang dengan tema “Berkata Benar” untuk melanjutkan tema sebelumnya yaitu “Berbakti Kepada Orang Tua”. Kegiatan dimulai pukul 08.30-10.30 setelah anak-anak selesai melakukan ekskul Pramuka dan baca tulis Alquraan. Selama kegiatan orang tua diikutsertakan dengan harapan agar orang tua dapat kembali mengingatkan kepada anak-anak tentang apa yang telah mereka pelajari dalam kelas ini. Walaupun anak-anak sudah lelah, mereka tetap antusias untuk mengikuti kelas pada hari ini.

Kegiatan ini pun disambut baik oleh Bapak Sujaworto selaku Ketua Yayasan Tunas Teladan Palembang. “Secara pribadi sangat bagus, sangat positif, dan memang sesuai dengan Visi Misi sekolah ini karena kegiatan budi pekerti ini mengajarkan membentuk karakter dimulai sejak dini materi kedua yaitu “Perkataan Benar” sangat relevan sekali dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap kegiatan seperti ini dapat dilanjutkan secara berlanjut agar anak-anak bisa menjadi lebih baik dan berkarakter baik di rumah, sekolah, dan di lingkungan karena pada zaman sekarang sudah banyak orang pintar tetapi lemah sekali dalam hal budi pekerti dan semoga anak-anak bisa sukses di bidang intelektual maupun budi pekerti,” tuturnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Fifi Shijie berinterkasi dengan murid-murid Sekolah Tunas Teladan Gandus, Palembang (kiri).
  • Herman Shixiong memberikan jawaban kepada seorang anak yang bertanya kepadanya (kanan).

Hellen Shijie membuka kelas budi pekerti dengan menjelaskan secara singkat mengenai Yayasan Buddha Tzu Chi lalu dilanjutkan dengan menonton video ensiklopedia dengan tema “Jujur” semua anak termasuk orang tua tampak dengan serius menyimak video yang ditayangkan. Setelah itu anak-anak pun menceritakan kembali apa yang telah mereka tonton dengan dipancing pertanyaan-pertanyaan oleh Fifi Shijie dan Septi Shijie dan hampir semua anak dapat menjawab serta memahami makna dari video tersebut.

Tak hanya dengan tontonan, anak-anak juga diajak untuk mengungkapkan secara langsung perbuatan tidak benar yang pernah mereka lakukan selama ini dengan menulis di sebuah kertas love mengenai perbuatan yang tidak benar apa saja yang pernah dilakukan lalu dibacakan di hadapan orang tua dan teman-teman yang hadir. Hal ini bertujuan agar anak-anak menyadari pentingnya berkata benar dalam keluarga maupun kehidupan sosialnya.

Septi Shijie dan Fifi Shijie Selaku relawan penanggung jawab bidang Pendidikan  berpendapat, “Hari ini sangat bahagia dan bersyukur dapat melanjutkan tema kedua yaitu ‘Perkataan benar’ melanjutkan tema sebelumnya yaitu ‘Berbakti Kepada Orang Tua’. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memacu anak-anak menjadi lebih baik dan dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari walaupun sejenak suasana agak gaduh tetapi setelah Bapak Syafarudin mengarahakan anak anak untuk duduk hening suasana kembali tenang dan anak-anak mulai berkonsentrasi menyimak apa yang disampaikan oleh para relawan.

foto  foto

Keterangan :

  • Anak-anak cukup antusias untuk menuliskan perkataan benar yang diminta oleh para relawan (kiri).
  • Anak-anak berpamitan pada relawan di akhir acara dengan memberi salam/mencium tangan (kanan).

Ibu Pipin selaku wali murid mengungkapkan, “Menurut saya adanya acara ini memotivasi anak-anak untuk berkata jujur, acara ini bagus mereka belajar untuk berkata baik, berkata jujur yang selama ini hanya kita (orang tua) hanya bisa bilang 'Ndak boleh kayak ini! Harus kayak ini!' Tetapi dengan acara ini mereka menjadi tahu mana yang baik dan yang salah semoga  ke depannya anak-anak bisa lebih baik lagi.”

Siska Shijie yang baru pertama kali ikut serta dalam kegiatan mengungkapkan, “Kegiatan seperti ini bagus karena dapat membantu anak-anak untuk belajar budi pekerti yang baik dan benar. Baik di sekolah maupun di rumah dan lebih baik kegiatan seperti ini dilakukan secara rutin. Untuk Tzu Chi bagus juga sangat membantu masyarakat dalam berbagai lapisan dan tidak membedakan agama“.

Tak hanya kelas budi pekerti, Tzu Chi KP Palembang juga mensosialisasikan kegiatan Pelestarian Lingkungan yang dijelaskan oleh Cokro Shixiong selaku PIC Pelestarian Lingkungan. Ia menjelaskan mengenai Misi Pelestarian Lingkungan dan barang-barang apa saja yang dapat didaur ulang. Diharapkan semua yang hadir dalam kegiatan ini bersama-sama mencintai lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Selalu bersyukur karena pada kegiatan ini relawan yang hadir bisa belajar bersama-sama dan melihat bahwa di usia dini anak-anak di sekolah ini diajarkan cara menenangkan batin dari kerisauan dan belajar bagaimana mencintai lingkungan dengan memanfaatkan sampah-sampah untuk didaur ulang.


Artikel Terkait

20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

20 Tahun Tzu Chi Indonesia: Berawal dari Tidak ada Menjadi Ada

14 Oktober 2013 Analogi ini persis seperti Tzu Chi Indonesia. Selama 20 tahun Tzu Chi menebarkan cinta kasih di bumi nusantara, sepanjang itu pula suka duka terkumpul hingga membuat sebuah karakter yang solid.

"Kekuatan Hati"

08 Maret 2016
"Kata orang, buku yang bagus, walaupun tidak dibaca dan hanya ditaruh di meja saja bisa membawa energi yang positif terhadap lingkungan. Apalagi kalau buku ini kita baca,” kata Chia Wen Yu, relawan Komite Tzu Chi dalam acara peluncuran Buku The Power of The Heart (Kekuatan Hati) pada Sabtu, 5 Maret 2016 di ruang Xi She Ting, Aula Jing Si Lantai 1, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Terus Menanam Benih Kebajikan

Terus Menanam Benih Kebajikan

10 Juli 2018
Anak-anak Kelas Budi Pekerti di Tzu Chi Bandung diajak untuk membuat celengan bambu dari barang yang sudah tak terpakai dan mengubahnya menjadi barang yang berguna. Para Xiao Pu Sa pun antusias menggambar pada kertas yang disediakan, nantinya kertas tersebut ditempel pada sisi celengan yang mereka buat.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -