Berkumpul Keluarga Semarga di Tzu Chi
Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Anand Yahya, Metta WulandariChai Chui Mie (tengah), Walikota Singkawang
turut hadir dalam Pertemuan Marga Chai Se-Asean ke-7 dan Marga Chai Sedunia
ke-20 yang diadakan di Tzu Chi Center.
Jalinan jodoh baik terus digalang oleh relawan Tzu Chi di manapun berada. Di Jakarta, relawan Tzu Chi baru saja menjalin jodoh dengan 850 orang bermarga Chai yang tergabung dalam Perkumpulan Marga Chai Se-Asean dan Sedunia. Berbaju seragam berupa batik berwarna merah, mereka hadir bersamaan di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara sekaligus membuka Pertemuan Marga Chai Se-Asean ke-7 dan Marga Chai Sedunia ke-20 yang diadakan di Tzu Chi Center.
Eva Wiyogo, relawan Tzu Chi bermarga Chai, menjadi salah satu relawan yang turut menyambut keluarga semarganya. “Saya bangga sebagai insan Tzu Chi bisa menjadi tuan rumah bagi marga Chai se-Asean dan sedunia,” ungkapnya bahagia. Untuk menyambut keluarga semarga, Eva Wiyogo menyiapkan pelayanan sebaik mungkin. “Apalagi mereka kan juga makan siang di Tzu Chi yang harus makan makanan vegetaris dan mereka tidak terbiasa makan vegetaris, jadi beberapa kali panitia ada test food di kantin Tzu Chi. Saya senang juga bisa memperkenalkan makanan vegetaris untuk mereka semua,” tambah Eva.
Relawan Tzu Chi menjalin jodoh dengan 850 orang
bermarga Chai yang tergabung dalam Perkumpulan Marga Chai Se-Asean dan Sedunia.
Mereka melakukan kunjungan di Aula Jing Si, Sabtu, 4 Agustus 2018.
Selain memperkenalkan makanan vegetaris, kunjungan yang dilakukan pada Sabtu, 4 Agustus 2018 lalu ini juga memperkenalkan Tzu Chi. Seluruh peserta duduk di Auditorium Konferensi Internasional, lantai 3 Aula Jing Si dan mendengarkan penjelasan mengenai Tzu Chi yang dibawakan oleh Chia Wenyu, relawan komite senior Tzu Chi. Tak berhenti di sana, untuk lebih dalam mengenal Tzu Chi, 850 peserta itu dibagi menjadi beberapa tim untuk melihat dan berkeliling Aula Jing Si.
Tergugah dan Terinspirasi
Di antara 850 peserta bermarga Chai, ada Chai Chui Mie, Walikota Singkawang bermarga Chai yang ikut dalam kunjungan ke Tzu Chi Center. Untuk ikut dalam konferensi Marga Chai ini, ia menyempatkan diri untuk mengambil penerbangan paling pagi dari Batam menuju Jakarta. “Saya rasa bahagia luar biasa, sebelumnya saya ada tugas di Batam dan tadi pagi saya menyempatkan diri untuk langsung ambil penerbangan paling pagi untuk hadir ke sini. Ini suatu kebahagiaan yang tidak bisa saya ungkapkan. Bangga, senang, bisa berjodoh dengan marga Chai sedunia dan dengan Tzu Chi,” tuturnya bersemangat.
Eva Wiyogo, relawan Tzu Chi bermarga Chai,
menjadi salah satu relawan yang turut menyambut keluarga semarganya. Untuk
menyambut keluarga semarga, Eva Wiyogo menyiapkan pelayanan sebaik mungkin.
Sebelum bertemu Tzu Chi di Jakarta, Chai Chui Mie sudah lebih dulu mengenal Tzu Chi di Singkawang, Kalimantan Barat. Beberapa kali ia pun pernah ikut dalam kegiatan Tzu Chi. “Banyak hal yang harus dicontoh dari Tzu Chi karena mereka ada di berbagai belahan dunia, mereka juga cepat tanggap membantu ketika ada bencana,” kata Chai Chui Mie.
Nantinya, Chai Chui Mie ingin sekali marga Chai sedunia bisa seperti Tzu Chi yang terus bersumbangsing bagi sesama. “Marga Chai harus bisa ikut ya, walaupun baru di level pertama dengan skala kecil tapi semoga bisa berkontribusi dan menolong sesama di bidang manapun,” harap Walikota Singkawang ini.
Jalan-jalan yang Tidak Biasa
Selain marga Chai dari dalam negeri, marga Chai dari luar negeri pun menyambut antusias perkumpulan tahunan yang mereka adakan itu. Mereka datang dari Malaysia, Singapura, Filipina, Tiongkok, Taiwan, dan berbagai negara lainnya. Antusias mereka itu ditunjukkan dengan cara yang bermacam. Ada yang dengan seksama melihat tampilan video, ada yang asik bertanya pada para tur guide ketika berkeliling aula, dan lainnya. Seperti Cua Hong dan istrinya, Teo Geok Joo yang berasal dari Singapura, mereka menunjukkan antusiasnya dengan wajah bahagia dan tanpa lelah terus ikut berkeliling Aula Jing Si.
“Saya tidak lelah,” aku Cua Hong seraya tersenyum. “Saya merasa arsitektur gedung sangat bagus jadi waktu kita naik di lorong, kita bisa melihat poster kegiatan dan bantuan Tzu Chi. Jadi saya sangat senang Perkumpulan Marga Chai membawa kami datang ke Tzu Chi ini. Saya rasa ini jauh lebih bagus daripada jalan-jalan ke tempat wisata,” ungkapnya menggebu bersama sang istri disampingnya yang juga mengangguk setuju.
Pui Sudarto, relawan komite senior Tzu Chi turut
memberikan penjelasan kepada para peserta marga Chai ketika berkeliling Aula
Jing Si.
Cua Hong dan istrinya, Teo Geok Joo mengaku
terharu dengan cinta kasih universal yang diberikan oleh Tzu Chi. Dengan penuh
semangat ia berujar akan memberikan dukungan pada Tzu Chi Singapura ketika
nanti kembali ke negaranya.
Cua Hong mengaku hari itu mendapatkan banyak sekali hal bermakna. Ia juga merasa terharu dan mendapatkan kesempatan yang sangat baik bisa mengenal Tzu Chi. “Hari ini benar-benar adalah perjalanan yang bermakna,” katanya.
Sebelum mengenal Tzu Chi di Indonesia, Cua Hong pernah melewati Aula Jing Si Tzu Chi Singapura namun hanya sebatas itu. Ia belum tahu Tzu Chi secara keseluruhan. Yang ia tahu, Tzu Chi adalah yayasan keagamaan. Maka dari itu ia teramat kagum dengan cinta kasih Yayasan Buddha Tzu Chi yang universal dan tanpa sekat ketika berkunjung di Tzu Chi Indonesia.
“Saya merasa cinta kasih universal kalian membuat saya terharu. Kalau misalkan di Singapura ada kegiatan Tzu Chi seperti mengumpulkan dana atau membantu korban bencana, saya pasti akan ikut Tzu Chi di Singapura. Jadi saya akan sangat mendukung kegiatan Tzu Chi. Kalau Tzu Chi membutuhkan, saya akan ikut terjun, saya akan sokong dan support Tzu Chi,” tegas Cua Hong.
Ungkapan beberapa peserta Marga Chai tersebut sejalan dengan harapan Eva Wiyogo dan relawan Tzu Chi Indonesia lainnya bahwa, semoga nantinya mereka bisa memperpanjang barisan relawan Tzu Chi di manapun berada. “Semoga nanti setelah kembali ke negara masing-masing, mereka masih tetap bisa menjalin jodoh dengan Tzu Chi di negara masing-masing sehingga bisa bersama bersumbangsih ke lebih banyak orang lagi,” begitu harap Eva.