Berlatih Mengembangkan Kebijaksanaan

Jurnalis : Mei Hui (He Qi Utara), Fotografer : Feranika Husodo (He Qi Utara)
 
 

fotoAnnie Shijie, relawan Komite Tzu Chi mengajarkan kepada para peserta pelatihan bagaimana cara melakukan pradaksina yang benar.

Hari Minggu 19 Juni 2011, pelatihan relawan abu putih kembali diadakan. Saya tiba di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng Jakarta Barat menjelang pukul 8 pagi. Di halaman rumah sakit, saya bertemu dengan banyak relawan yang sedang berjalan menuju ke dalam gedung RSKB dan kami saling menyapa. Saya baru menyadari banyak teman-teman relawan dari He Qi Barat. Ternyata kali ini kami dari He Qi Utara dan He Qi Barat menjalani pelatihan bersama. Rasanya semakin antusias mengikuti training yang spesial ini.

Para relawan ditempatkan pada meja bundar di sisi kiri dan kanan Aula RSKB Cinta Kasih Tzu Chi di lantai 3, berkelompok dengan susunan sembilan orang relawan dan satu Dui Fu (pendamping kelompok). Meja-meja pun terisi penuh oleh relawan abu putih, biru putih dan komite sebagai panitia siap memulai kegiatan training.

Sutra Makna Tanpa Batas
Pelatihan pun segera dimulai. Para relawan dipandu memasuki ruang pelatihan di tengah aula. Pada sesi pertama pelatihan, Anie Shijie membawakan tema Pradaksina, yang artinya meditasi berjalan.  Bagi insan Tzu Chi, pradaksina senantiasa dipraktikkan dalam berbagai kegiatan dan kesempatan. Pradaksina (meditasi berjalan) diiringi lagu dengan syair dari petikan Sutra Amitartha (Sutra Makna Tanpa Batas), yang bunyinya “Batin yang jernih dan hening, tekad yang luas dan luhur, teguh tak tergoyahkan, dalam masa tak terhingga.”

Kami pun langsung dibimbing pradaksina, berkeliling beberapa putaran dengan langkah kaki dan posisi tangan yang benar. Irama lagu mengalun lembut menyatu dengan syair Sutra Amitartha yang indah, saya pun merasakan khidmatnya prosesi ini. Setelah memahami maknanya, saya kini semakin mengagumi keindahan melakukan pradaksina, langkah-langkah yang begitu jernih dan hening.

Syair Sutra Amitartha ini menjadi prinsip kehidupan Master Cheng Yen dan Yayasan Buddha Tzu Chi.  “Batin yang jernih dan hening” adalah bentuk  ketulusan yang diwujudkan dalam rasa syukur, menghormati, dan cinta kasih. “Tekad yang luas dan luhur”  adalah kebenaran, sepenuh hati dalam setiap saat dan menggenggam saat ini. “Teguh tak tergoyahkan” adalah keyakinan, yaitu tanpa ego dan tanpa pamrih merealisasikan apa yang diucapkan.  “Dalam masa tak terhingga” diwujudkan dalam bentuk kesungguhan menjalankan praktik melatih diri dengan tekad tak tergoyahkan.

foto  foto

Keterangan :

  • Pelatihan yang diadakan pada tanggal 19 Juni 2011 ini merupakan gabungan dari dua He Qi: Barat dan Utara. (kiri)
  • Hendry Cahyadi Shixiong menyampaikan sharing mengenai prinsip Tzu Chi dengan menampilkan video-video yang menceritakan tentang sosok Master Cheng Yen. (kanan)

Dahulu ketika Master Cheng Yen tinggal di suatu kuil, setiap pagi ada siswa SD yang berjalan melewati tempat Master Cheng Yen mencuci. Suatu pagi, Master mendengar teriakan seorang siswa kepada teman-temannya, “Lihatlah, guru kita mengajarkan kita jangan berjalan di atas rel kereta, tetapi dia sendiri berjalan di sana.” Ucapan anak kecil ini tidak pernah terlupakan oleh Master Cheng Yen dan beliau pun menanamkan keyakinan ini bahwa apapun yang diucapkan olehnya, beliau sendiri telah melakukannya dan selalu menjalankannya.

Selanjutnya, sharing mengenai prinsip Tzu Chi yang dibawakan oleh Hendry Chayadi Shixiong. Sharing ini sangat luar biasa, seperti mendapatkan pengetahuan dan kebijaksanaan yang saling berkaitan. Terlebih lagi diselipkan dengan penayangan cuplikan video murid-murid Master Cheng Yen yang menceritakan keseharian beliau, bagaimana Master Cheng yen menghargai butir demi butir beras yang akan dibagikan kepada penerima bantuan, bagaimana beliau juga mengajarkan murid-muridnya harus mengemas semua paket bantuan dengan sangat rapi dan bagaimana Master Cheng Yen bisa melangkah dengan lembut, seakan melayang sehingga tidak meninggalkan bercak kotor di sepatunya meskipun menapaki tanah yang basah.

foto  foto

Keterangan :

  • Sharing mengenai budaya humanis disampaikan oleh Agus Hartono Shixiong. Media cetak Tzu Chi dan DAAI TV merupakan salah satu budaya humanis Tzu Chi. Melalui media ini, benih cinta kasih dapat disebarkan secara cepat dan meluas. (kiri)
  • Livia Shijie memberikan sharing mengenai Aula Jing Si. Aula ini akan menjadi pusat kegiatan yang merekam jejak langkah sejarah Tzu Chi di Indonesia. (kanan)

Misi Budaya Kemanusiaan Tzu Chi

Prinsip Tzu Chi dipraktikkan dalam menjalankan empat misi Tzu Chi, yaitu misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya kemanusiaan. Master Cheng Yen pernah mengatakan bahwa misi keempat yaitu misi budaya kemanusiaan seharusnya ada di awal, karena tujuan misi ini adalah menyucikan hati manusia dan diwujudkan dengan menebarkan benih cinta kasih ke seluruh penjuru dunia.

Untuk menebarkan benih cinta kasih secara cepat dan meluas, cara paling efektif adalah melalui media massa. “Karena itu dibangunlah media cetak, didirikanlah stasiun televisi,” ucap Agus Hartono Shixiong, relawan Tzu Chi yang juga Wakil Pemimpin Umum Majalah dan Buletin Tzu Chi. Dalam hati, saya setuju sekali dengan hal ini, karena saya mengenal Tzu Chi dan sosok Master Cheng Yen pertama kali melalui DAAi TV (stasiun TV Tzu Chi), yaitu Ceramah Master Cheng Yen dan drama kisah nyata relawan. Perkenalan saya dengan Tzu Chi berlanjut dengan membaca buku Kata Perenungan Master Cheng Yen di Website Tzu Chi dan social network, juga melalui buku Teladan Cinta Kasih. Saya pun semakin bertekad menjadi relawan setelah rutin mengikuti Bedah Buku di Jing Si Book & Cafe Pluit, Jakarta Utara, karena mendengarkan banyak sharing dharma dan sisi kemanusiaan dari para relawan,yang begitu menggugah hati.

Selanjutnya sharing dibawakan oleh Livia Shijie mengenai Aula Jing Si. Saat ini di Pantai Indah Kapuk sedang dibangun Aula Jing Si yang akan menjadi pusat kegiatan yang merekam jejak sejarah misi kemanusiaan Tzu Chi. Master Cheng Yen berharap Aula Jing Si dapat menjadi pembabaran dharma tanpa kata-kata, agar di Aula ini setiap orang dapat menyelami ajaran Dharma serta budaya kemanusiaan Tzu Chi dengan sepenuh hati.

Pelatihan relawan ini juga merupakan salah satu misi budaya kemanusiaan Tzu Chi. Setiap kali mengikuti pelatihan, banyak pengetahuan baru yang didapat relawan sehingga dapat memenuhi harapan Master Cheng Yeng untuk mengembangkan kebijaksanaan masing-masing individunya.

  
 

Artikel Terkait

Semua Berbahagia Menyambut Natal

Semua Berbahagia Menyambut Natal

09 Januari 2024
Relawan Tzu Chi dari berbagai komunitas merayakan Natal dengan berbagai kegiatan seperti membersihkan rumah ibadah, kunjungan kasih, memberikan paket bantuan dan bingkisan yang menjadi salah satu bentuk toleransi.
Paket Cinta Kasih Untuk Warga Tanjung Morawa

Paket Cinta Kasih Untuk Warga Tanjung Morawa

17 April 2023

Hari Lebaran tinggal menghitung hari. Di bulan yang penuh berkah ini, dengan tema “Satu Orang Satu kebajikan Menghimpun Cinta Kasih”, Tzu Chi Medan berbagi kasih, membagikan sembako untuk warga prasejahtera di Kecamatan Tanjung Morawa.

Setetes Darah untuk Kemanusiaan

Setetes Darah untuk Kemanusiaan

11 Oktober 2024

Membantu persediaan stok darah yang terbatas, relawan Tzu Chi Medan rutin menggelar donor darah. Kali ini, relawan di komunitas Hu Ai Mandala Medan bekerja sama dengan UTD RS Adam Malik Meda mengadakan donor darah di Sekolah WR Supratman.

Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -