Bermain Bersama Anak-anak Luar Biasa

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari


Relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat bergembira bersama para siswa di SLB Kasih Bunda, Tambora, Jakarta Barat.

Lebih dari 60 siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Kasih Bunda, Tambora, Jakarta Barat bersukacita dan riang gembira menyambut relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat yang datang ke sekolah mereka. Apalagi relawan membawa sesuatu untuk bermain bersama. Ada lima buah puzzle bergambar menarik dibubuhi Kata Perenungan Master Cheng Yen di dalamnya. Wah.. sambutan langsung sangat meriah ketika relawan membocorkan agenda kedatangan mereka. Ada yang bersorak, bertepuk tangan, dan berteriak “horeeeeee”. Mereka kegirangan.

Tidak semua siswa bisa ikut bermain karena karakteristik para murid di sini berbeda. Guru memilih 20 anak tunarungu dan tunagrahita untuk bermain menyusun puzzle bersama. Ada lima kelompok dengan masing-masing 4 siswa di dalamnya, ditambah dua relawan yang mendampingi mereka. Bukan main ramainya suasana Aula lantai 3, SLB Kasih Bunda kemarin (2/5/19). Tak ingin kalah, semua kelompok berlomba-lomba menyusun puzzle. Tentu semua ingin memenangkan permainan.


Relawan mengajak para siswa bermain menyusun puzzle bergambar menarik yang dibubuhi Kata Perenungan Master Cheng Yen.


Para siswa tunarungu dan tunagrahita yang ikut bermain menyusun puzzle merasa sangat antusias. Maryati (kanan atas), Kepala SLB Kasih Bunda turut memandu jalannya permainan.

Bukan tanpa alasan relawan memilih memainkan permainan ini. Permainan puzzle terkenal bisa mengasah kinerja berpikir seseorang. Dengan bermain puzzle pula, mereka bisa belajar mencari solusi. Permainan ini juga mendukung perkembangan motorik anak dan banyak manfaat lainnya. Ditambah dengan Kata-kata Perenungan Master yang sederhana, anak-anak diarahkan untuk bisa mengerti dan mengaplikasikannya.


Wajah bahagia para siswa dan relawan saat kelompoknya berhasil menyelesaikan permainan menyusun puzzle.

Seperti satu Kata Perenungan yang berbunyi, “Jangan menganggap remeh diri sendiri karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.” Melalui kata perenungan ini relawan memberikan penjelasan kepada para siswa untuk tidak berkecil hati dengan kondisi mereka. Sebaliknya, relawan meyakinkan bahwa dengan kondisi yang mereka hadapi sekarang – entah tunanetra, tunarungu, tunagrahita, maupun tunadaksa, mereka mempunyai kelebihan dalam diri masing-masing yang tidak kalah dengan orang lainnya.

“Bagus sekali kata-kata renungan yang digunakan dalam permainan tadi. Semua memotivasi dengan kasih. Kita memang harus mengasihi sesama kita tanpa pandang bulu, tanpa melihat berbagai perbedaan,” kata Maryati, Kepala SLB Kasih Bunda. “Sama seperti kami melayani anak-anak berkebutuhan khusus. Entah itu dari golongan apapun, mampu atau tidak, tetap kami layani dengan penuh kasih,” imbuhnya.


Florentina Limanto (kanan) memberikan acungan jempol kepada para siswa yang berhasil menyusun puzzle dengan tepat.

Selain bermain, relawan juga memberikan bantuan berupa beras, minyak goreng, dan gula untuk SLB Kasih Bunda. Bantuan itu merupakan kebutuhan yang sedang diperlukan pihak sekolah. Pasalnya setiap hari Selasa dan Jumat, pihak sekolah selalu mengadakan acara makan bersama di sekolah.

“Kami menghaturkan terima kasih atas kepedulian dan perhatian seluruh relawan kepada anak-anak kami. Kami sungguh merasa sangat dicintai dan dikasihi,” ungkap Maryati. Ia pun senang bisa kembali menerima relawan Tzu Chi setelah pada kesempatan sebelumnya mendapat sumbangan buku-buku bacaan karya Master Cheng Yen. Karena sumbangan buku dari Tzu Chi itu, kini SLB Kasih Bunda mempunyai pojok bacaan di setiap kelas. Berbagai buku cerita, komik bergambar, dan tentunya buku-buku Jing Si bisa dibaca di sana. “Benar-benar ini sangat luar biasa, kami merasa didukung oleh relawan Tzu Chi. Kini kami tidak merasa sendiri setelah menyadari ternyata banyak sekali yang menyayangi anak-anak Kasih Bunda,” lanjut Maryati.


Selain bermain, relawan juga memberikan bantuan berupa beras, minyak goreng, dan gula untuk SLB Kasih Bunda.

Florentina Limanto, koordinator kunjungan kasih ini tak kalah bahagia. Ia merasa relawan harus lebih sering mengunjungi anak-anak luar biasa di sekolah ini. “Kami ingin membuat kunjungan rutin, nantinya,” kata Florentina. “Apalagi melihat mereka sangat senang dengan kunjungan kami. Kami juga senang melihat mereka semua pintar-pintar,” imbuhnya. Ketua Hu Ai Jembatan V ini juga berharap semoga para siswa berkebutuhan khusus tersebut bisa merasakan perhatian para relawan. “Semoga mereka bisa maju dan berguna di masyarakat,” doanya.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

Belajar Bersama dalam Gathering Misi Amal

20 Februari 2017
Tzu Chi Medan kembali menggelar gathering Misi Amal. Gathering misi amal bertujuan agar para relawan saling menginspirasi dan belajar satu sama lain. Beberapa relawan menceritakan pengalamannya, termasuk apa saja yang membuat mereka mencintai apa yang mereka lakukan di Misi Amal.
Memahami Pelaksanan Misi Amal Tzu Chi

Memahami Pelaksanan Misi Amal Tzu Chi

20 Maret 2018
Sebanyak 35 relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengikuti kegiatan Pendalaman materi SOP Misi Amal Tzu Chi pada Minggu, 18 Maret 2018.
Disability, Bukanlah Penghalang Berbuat Kebajikan

Disability, Bukanlah Penghalang Berbuat Kebajikan

09 Februari 2015 Mempunyai fisik yang tidak sempurna, tidak membuat seseorang kehilangan kesempatan untuk berbuat kebajikan. Hal inilah yang tercermin dari kegiatan SMAT yang dilaksanakan oleh Tzu Chi Medan bersama 25 orang berkebutuhan khusus.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -