Bermain Sambil Belajar Bersama Xiau Pu Sa

Jurnalis : Meity (Tzu Chi Palembang), Fotografer : Febry dan Agustina (Tzu Chi Palembang)


Hellen Shijie memberi arahan kepada salah satu peserta kelas budi pekerti bagaimana membentuk kertas yang biasa menjadi kertas yang indah yang bisa dibentuk sesuai keinginan.

“Ajaran yang bisa membuka pintu kebijaksanaan dan memperindah kehidupan adalah ajaran baik” (Kata Perenungan Master Chen Yen)

Senyum manis terpancarkan dari wajah para Xiau Pu Sa pada saat datang ke Tzu Chi Palembang untuk mengikuti kelas budi pekerti pada tanggal 10 Agustus 2014. Pukul 13.30 WIB, mereka mulai berdatangan ke kelas ini. Mereka pun disambut hangat oleh relawan Tzu Chi yang akan mengajak mereka belajar sambil bermain pada pertemuan yang kedua ini.

Keakraban mulai terjalin, hal ini terlihat dari intraksi antara para Xiau Pu Sa dengan para relawan. Senyum gembira pun terlukiskan dari wajah polos mereka. Materi untuk kelas budi pekerti kali ini tentang “Kesungguhan Hati“ dengan tujuan agar para Xiau Pu Sa terbiasa untuk fokus atau lebih berkonsentrsi dalam melakukan segala sesuatu, sehingga hasil yang dikerjakan lebih baik.

Sebelum memulai kegiatan, sebanyak 16 Xiau Pu Sa diajak untuk memberi penghormatan kepada Master Cheng Yen dan memeragakan bahasa isyarat tangan. Pada saat Xiau Pu Sa memberi penghormatan mereka sudah mempraktikkan cara membentuk mudra dan memberi penghormatan dengan benar yang telah mereka pelajari pada pertemuan pertama. Apa yang mereka lihat dan diajarkan sudah mulai mereka praktikkan dalam pertemuan kedua ini.


Para Xiau Pu Sa dengan penuh konsentrasi memperhatikan materi yang disampaikan relawan tentang “Kesunnguhan Hati“.


Salah satu peserta kelas budi pekerti, Steven Nurman dengan bersungguh hati menghiasi framenya sesuai kreasinya sendiri.

Bahagia Itu Sederhana
Bermain sambil belajar inilah yang diterapkan dalam kelas ini dengan tujuan selain dapat merasakan keasyikan dalam bermain, para Xiau Pu Sa juga dapat belajar memahami makna yang terkandung dalam setiap permainan yang diadakan sehingga apa yang diajarkan dapat mudah terserap dan diingat. Kali ini para Xiau Pu Sa diajak bermain games susun gambar, dimana mereka harus menyelaraskan antara kata dan gambar. Bagi yang menjawab benar dan paling banyak akan mendapat hadiah, sehingga para Xiau Pu Sa lebih bersemangat.

Suasana Aula Tzu Chi pun dihiasi canda tawa dari wajah para Xiau Pu Sa yang begitu polos. Sebuah kebahagian yang tak ternilai melihat mereka dapat melakukan hal-hal positif serta kebahagian yang terpancar dari raut wajah mereka. Seperti dalam kata perenungan Master Chen Yen, “Kebahagian berasal dari perasaan gembira di dalam lubuk hati bukan merupakan kenikamatan yang dirasakan jasmani“. “Pada pertemuan kedua ini antusias para Xiau Pu Sa sangat bagus. Dalam tema “Kesungguhan Hati“ ini, para Xiau Pu Sa diajarkan untuk lebih berkonsentrasi terhadap apa yang dikerjakan seperti jika makan, ya konsentrasi kemakan karena kebanyakan dalam kehidupan sehari-harinya mereka terbiasa bermain sambil makan sehingga dalam kelas ini perlu diajarkan untuk berkonsentrasi,” ungkap Hellen Shijie.

Audrik dengan tersenyum melihat Febry Shijie yang membantu dan memberi semangat dalam mengerjakan frame paper quilling.


Mengerjakan sesuatu harus dengan kesungguhan hati akan tercapai hasil yang lebih baik. Dan inilah hasil kreasi dari para Xiau Pu Sa Kelas Budi Pekerti.

Pada kegiatan ini, anak-anak juga diajak untuk mengasah keterampilan mereka dengan membuat kerajinan tangan. Anak-anak membuat frame paper quilling dengan kartu undangan yang tidak terpakai. Ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwa barang yang tidak terpakai ternyata bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai setelah kita melakukan daur ulang. Dengan teliti menempelkan foto-foto mereka lalu dihiasi dengan kertas paper quilling yang mereka kreasikan sendiri sesuai dengan keinginan mereka. “Dalam kegiatan ini pula para Xiau Pu Sa diajak untuk menghiasi frame (bingkai) dengan kreasi mereka sendiri dan mereka pun mengerjakannya dengan penuh kesungguhan hati,” ungkap Hellen Shijie.

“Wah ini produk gagal,“ tutur Audrik, salah satu Xiau Pu Sa dengan tawanya. Relawan pun memberikan semangat kepada Audrik dan membantunya. Audrik pun lebih bersemangat menghiasi framenya sehingga hasilnya pun sangat memuaskan. Adi Shixiong yang merupakan ayah dari Audrik pun tertawa gembira melihat kreasi frame yang dibuat buah hatinya. Jika kita melakukan segala sesuatu dengan penuh kesungguhan hati, hal apapun yang kita kerjakan akan terlihat lebih mudah. Inilah yang dirasakan oleh para Xiau Pu Sa, mereka begitu berkonsentrasi dalam menyerap pelajaran yang mereka dapatkan pada kelas budi pekerti dan membawa senyum kebahagian saat kelas usai. 


Artikel Terkait

Bermain Sambil Belajar Bersama Xiau Pu Sa

Bermain Sambil Belajar Bersama Xiau Pu Sa

26 Agustus 2014

Senyum gembira pun terlukiskan dari wajah polos mereka. Materi untuk kelas budi pekerti kali ini tentang “Kesungguhan Hati“ dengan tujuan agar para Xiau Pu Sa terbiasa untuk fokus atau lebih berkonsentrsi dalam melakukan segala sesuatu, sehingga hasil yang dikerjakan lebih baik.

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -