Berpedoman Kepada Sang Buddha

Jurnalis : M. Galvan (Tzu Chi Bandung) , Fotografer : M. Galvan (Tzu Chi Bandung)


Prosesi pemandian Buddha Rupang pada acara Waisak yang dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2014.

Setiap orang bertobat secara mendalam, membersihkan noda batin, dan menghilangkan tabiat buruk, sehingga dapat terhimpun jalinan keberkahan dan karma baik yang dapat menjauhkan bencana. Selain itu setiap orang memiliki sifat hakiki setara dengan Buddha, hanya saja kegelapan batin telah membuat kita terus berputar-putar di dalam kerisauan. Melalui prosesi pemandian Buddha Rupang ini diharapkan bisa mempergunakan hati yang paling tulus dalam memberikan puja hormat kepada Buddha, untuk menaklukan keangkuhan di dalam hati dan kembali pada pola hidup yang bersahaja.

Maka dari itu pada tanggal 11 Mei 2014, Yayasan Buddha Tzu Chi Bandung mengadakan perayaan hari raya Waisak  2558 BE/2014. Kegiatan ini berlokasi di Gedung Harapan Kasih. Jl. Mekar Kencana No. 2A. Komp, Mekar Wangi, Soekarno Hatta, Bandung. Acara pemandian Buddha Rupang dimulai pada pukul 10.00 - 12.00 WIB dihadiri sebanyak 463 peserta yang terdiri dari para donatur Tzu Chi dan masyarakat umum, mengikuti acara pemandian Buddha Rupang. Disamping itu sebanyak 120 relawan Tzu Chi turut mendukung dan membantu pelaksanaan acara Waisak tersebut.


Relawan Tzu Chi memberikan penjelasan kepada para tamu undangan mengenai serangkaian kegiatan kemanusian Tzu Chi pada poster sebelum mengikuti kegiatan Waisak.


Relawan Tzu Chi mempersembahkan lagu isyarat tangan yang berjudul Gui Yang Tu.

Makna dari Waisak itu sendiri adalah membersihkan hati kita dari kekotoran batin, seperti sifat kesombongan, keangkuhan, keserakahan, kemarahan, dan ketidaktahuan (ragu-ragu), agar semua mahkluk hidup mencapai pencerahan batin. Disamping itu, makna dari pemandian Buddha Rupang adalah berharap hati cinta kasih dapat bangkit, dalam hati setiap orang terkandung rasa syukur, rasa hormat, dan cinta kasih,  dari lubuk hati semua orang dapat disucikan, masyarakat aman dan sejahtera.

Menurut salah satu peserta yaitu Rita (42) yang ikut dalam prosesi pemandian Buddha Rupang mengatakan bahwa Ia sangat bahagia telah mengikuti kegiatan waisak yang diadakan oleh Tzu Chi, Ia merasakan kehadiran Buddha ketika melakukan pemandian Buddha Rupang. "Saya merasakan Sang Buddha itu hadir dalam diri saya ada di tengah-tengah kita dan saya sangat terharu ketika prosesi pemandian Buddha Rupang. Semoga setelah ini iman kita semakin bertambah setiap hari semakin maju dan kita semakin percaya," ucap Rita.

Ia pun menambahkan, "Terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang rutin setiap tahunnya mengadakan acara seperti ini, acara ini benar-benar menyentuh hati semua orang dan termasuk saya dan keluarga saya. Mudah-mudahan Tzu Chi semakin berkembang," lengkapnya.


Dalam rangka peringatan hari Ibu Internasional, para relawan Tzu Chi juga memeragakan sebuah drama pada kegitaan Waisak.


Salah satu tamu undangan yaitu Rita (42) sedang memngikuti hari Ibu bersama anak tercintanya.

I Love You, Bunda

Sebelum acara berakhir beberapa peserta diberi kesempatan untuk mengungkapkan rasa kasih sayang dan cintanya kepada sang Bunda. Dimana pada sesi ini, anak-anaknya melayani sang Bunda dengan menyajikan teh dan memberi setangkai bunga sebagai tanda rasa cinta dan kasih sayangnya. Ini dimaksudkan agar para anak mengingat dan bisa membalas jasa-jasa besar seorang ibu pada saat mengandung hingga menjadi anak yang terpelajar. Selain itu pertunjukan lagu isyarat tangan yang berjudul Gui Yang Tu di persembahkan oleh para relawan Tzu Chi dan juga persembahan drama oleh para Tzu Ching.

Suasana haru pun begitu terasa ketika sang anak mengucapkan rasa kasih sayang dan terima kasih kepada sang Bunda, yang telah merawat, mendidik dan membesarkannya tanpa pamrih. Menjadi seorang ibu sama halnya seperti pahlawan yang mengabdi dan membela sampai akhir hayatnya. Dengan sesi ini sang anak bisa lebih menghargai dan memperlakukan sang bunda lebih dari segalanya. Serta dengan hati paling hormat dan tulus, bersama-sama memuja budi luhur Triratna, budi luhur orangtua, dan budi luhur semua makhluk.

Selain itu, berharap kedalam diri sendiri dapat menggarap tiga lahan berkah besar yaitu; lahan berkah dari orang yang pantas dihormati, lahan berkah dari orang yang telah menanamkan budi luhur, dan lahan berkah dari orang yang patut dikasihani.

Artikel Terkait

Waisak 2558: Keharmonisan Nilai Ajaran Buddha

Waisak 2558: Keharmonisan Nilai Ajaran Buddha

14 Mei 2014 Para relawan dan pesertapun sudah meninggalkan Jing Si Tang, acara sudah berlangsung dengan hikmad dan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak, semoga dukungan dari berbagi pihak akan disusul dengan penerapan filosofi Budhis dalam kehidupan nyata tiap harinya.
Menyebarkan Semangat Cinta Kasih

Menyebarkan Semangat Cinta Kasih

02 Juni 2014 Setiap tahun di bulan Mei, insan Tzu Chi di seluruh dunia merayakan hari Tri suci Waisak, hari Ibu Internasional dan hari Tzu Chi sedunia.  Dengan perayaan Waisak, kita mengingat jasa dan budi luhur sang Buddha yang telah membabarkan Dharma, membimbing kita untuk  memperoleh kebijaksanaan.
Waisak 2558: Dengan Penuh Syukur Membangkitkan Tekad Luhur

Waisak 2558: Dengan Penuh Syukur Membangkitkan Tekad Luhur

16 Mei 2014 Bulan Mei yang penuh berkah terasa istimewa karena setiap minggu kedua seluruh insan Tzu Chi selalu memperingati tiga hari besar secara bersamaan, yaitu Hari Suci Waisak, Hari Ibu International dan Hari Tzu Chi sedunia.
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -