Bersama Bersihkan Rumah, Bersama Bahagiakan Hati

Jurnalis : Christine Desyliana (He Qi Barat 1), Fotografer : Christine Desyliana (He Qi Barat 1)

Senyum mengembang di wajah para relawan usai membersihkan Gan En Lou lantai 7 yang berisikan 30 kamar tidur.

Rumah sejatinya bukan hanya sebuah bangunan. Rumah haruslah bersih supaya setiap orang yang tinggal ataupun singgah di rumah tersebut merasa nyaman. Demikian pula, rumah insan Tzu Chi yang berlokasi di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Rumah yang selalu dijaga dengan cinta kasih oleh para relawannya. Rumah ini adalah rumah batin, di mana tiap relawan yang berada di seluruh Indonesia, pasti akan selalu akan kembali untuk berkumpul dalam kegiatan-kegiatan tertentu.

Oleh sebab itu, sebagai tuan rumah, relawan Tzu Chi dari Jakarta mempunyai tugas untuk membersihkan bagian-bagian rumah tersebut secara berkesinambungan. Minggu siang, 10 Juni 2018 relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat membersihkan satu bagian rumah batin Tzu Chi yakni Gan En Lou lantai 7 yang berisikan 30 kamar tidur. Jika ada kegiatan besar, seluruh relawan di penjuru Indonesia menginap di bagian ini. 

Suryani selaku koordinator utama untuk kegiatan ini, tampak sibuk mencari satpam agar bisa membuka pintu utama Gan En Lou. Bersama tiga relawan lainnya, mereka langsung menuju lokasi. Suryani dan Megawaty bertugas mengambil peralatan di gudang yang berlokasi di ujung lantai 7. Sementara Meidiana bertugas membuka semua gorden dan pintu kamar.

Suryani dan Megawaty bertugas mengambil peralatan di gudang yang berlokasi di ujung lantai 7.

Tepat pukul 13.00 WIB, satu per satu, relawan Tzu Chi lainnya mulai hadir dan total relawan mencapai 15 orang. Walaupun ada 30 kamar tidur dengan tiap kamar berisi 1 kamar mandi dan 1 toilet, tetap saja 15 relawan ini mendengarkan pengarahan awal dan pembagian tugas dengan cermat dan tenang sehingga semua relawan memahami ruang lingkup tugas yang harus dibersihkan dan masing-masing bisa saling gotong royong.

Para relawan mengelap kaca jendela, parkit, lemari baju, lalu menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan kamar mandi, dan membersihkan toilet. Relawan lalu mengelap tiga pintu, yakni pintu kamar tidur, pintu toilet, dan pintu kamar mandi. Semua relawan saling bahu membahu.

Karena bersumbangsih dengan sukarela dan harmonis, tak terasa 30 kamar tidur beserta pantry, dan lorong-lorongnya sudah selesai dibersihkan tepat pukul 15.23 WIB. Semua gorden diturunkan, semua jendela dikunci, semua lampu dimatikan, semua pintu ditutup, semua peralatan dan perlengkapan disimpan kembali ke dalam gudang. 15 relawan Tzu Chi ini berkeringat, tapi senyumnya tetap ada di bibir, dan tetap masih bisa saling bersenda gurau sehingga kelelahan fisik tak terasa tapi merasakan suka cita. Relawan lalu berkumpul di depan pantry, dan mulai antre untuk mengambil kue sus dari Meidiana. Ada juga Es Timun yang dititipkan oleh Jesiska karena berhalangan untuk hadir. Ada pula mie tomat yang dimasak oleh Lenny. Para relawan menikmati hidangan dan saling berbincang.

Para relawan mengelap kaca jendela, parkit, lemari baju, lalu menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan kamar mandi, dan membersihkan toilet.

Susan yang pertama kali ikut kegiatan bersih-bersih, menyampaikan kesan pertamanya. “Relawan sangat kompak, tak pilih-pilih kerja, semua fokus untuk selesaikan tugas,” ujarnya.

Berbeda dengan pendapat Nilawaty yang sudah pernah ikut kegiatan ini sebelumnya. “Tak capek karena kerja bareng, senang karena bisa berkumpul,” kata Nilawaty.

Megawaty yang masih sangat muda, yang bisa memilih ke mall, malah ikut bersih-bersih, juga mengutarakan kesannya. “Kesan pertama wow, kamarnya banyak banget, kapan selesainya kalau  cuma segini relawannya, tapi ternyata cepat selesai juga, walau capek, capeknya beda, karena tetap senang,” ungkapnya.

Relawan begitu semangat dan saling bahu membahu.

Sharon Nurliani juga mengungkapkan kesannya. Sebelumnya, saat baru menjadi relawan Tzu Chi, ia berpikir jika yang membersihkan kamar tersebut adalah karyawan Cleaning Service. Dengan berlalunya waktu, barulah Sharon tahu bahwa selama ini relawan Tzu Chi yang bersihkan kamar-kamar ini, sehingga ia mau ikut kegiatan bersih-bersih hari ini agar nanti jika ada relawan Tzu Chi yang menginap di kamar-kamar ini, bisa nyaman seperti yang ia rasakan.

Lain lagi dengan pendapat Karlina yang sudah bertekad jadi murid Master Cheng Yeng berseragam biru putih. Walaupun pagi harinya sudah ikut kegiatan Gong Xiu di sekolah, ia tetap ikut kegiatan ini. ”Selagi saya masih mampu bantu, saya akan bantu dan kerja semampunya. Lagipula, kalau bukan kita sebagai relawan Tzu Chi yang bersihkan, siapa lagi?” pungkas Medina.


Editor: Khusnul Khotimah

 


Artikel Terkait

Pengalaman Berkesan Bagi Bhante Buddharakkita Saat Kunjungi Tzu Chi Center

Pengalaman Berkesan Bagi Bhante Buddharakkita Saat Kunjungi Tzu Chi Center

22 Desember 2023

Bhante Buddharakkita asal Uganda, Afrika Timur mengaku sangat bahagia akhirnya dapat berkunjung ke Tzu Chi Center PIK, Jakarta Rabu 20 Desember 2023. Sudah lama Bhante Buddharakkita mendengar kiprah Tzu Chi Indonesia.

Membersihkan Aula Jing Si, Menyambut Keluarga Besar Tzu Chi

Membersihkan Aula Jing Si, Menyambut Keluarga Besar Tzu Chi

16 Juni 2023

Rumah yang bersih tentu menjadi idaman setiap keluarga. Demikian juga Aula Jing Si di Tzu Chi Center yang merupakan rumah batin insan Tzu Chi. Selama dua hari, insan Tzu Chi bergotong royong membersihkan sisi demi sisi Aula Jing Si untuk menyambut para dokter yang akan menghadiri TIMA Global Forum 2023.

Mengunjungi Tzu Chi Center, Ajhan Tiradhammo Lebih Mendalami Jejak Langkah Sejarah Tzu Chi

Mengunjungi Tzu Chi Center, Ajhan Tiradhammo Lebih Mendalami Jejak Langkah Sejarah Tzu Chi

21 Mei 2024

Relawan Tzu Chi menyambut kedatangan Ajahn Tiradhammo dari Sydney, Australia, ke Tzu Chi Center. Ajahn Tiradhammo tertarik untuk mengetahui sejarah Tzu Chi dan memahami lebih dalam tentang misi-misi Tzu Chi.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -