Relawan dengan tulus membagikan bantuan khusus jangka panjang, serta menebar harapan dan memberi kekuatan kepada para Gan En Hu untuk meraih masa depan yang lebih cerah.
Tahun baru tiba membawa secercah harapan, mengalir laksana air jernih yang menyegarkan jiwa dan membangkitkan semangat untuk melangkah. Dalam semangat baru tersebut, pada Minggu pagi yang cerah, 2 Februari 2025, relawan komunitas He Qi Pluit (Hu Ai Pluit Mas) mengadakan gathering bagi para penerima bantuan jangka panjang Tzu Chi. Acara ini bukan sekadar pertemuan, melainkan momen untuk berbagi cerita, menguatkan ikatan kekeluargaan, dan menyalakan kembali cahaya harapan di hati masing-masing.
Sehari sebelumnya, di balik layar, para relawan sibuk mempersiapkan segala keperluan dengan penuh ketulusan. Tak sekadar menata meja dan kursi atau menyiapkan bingkisan, mereka menyisipkan ketulusan dalam setiap detail, agar setiap tamu yang hadir merasakan kehangatan layaknya pulang ke rumah.
Bagi Rita, PIC acara kali ini, perjalanan mempersiapkan gathering bersama tim bukan sekadar tugas, tetapi lembaran baru dalam pembelajaran hidup. “Jujur, awalnya cukup khawatir karena ini pertama kalinya saya memegang tanggung jawab ini. Tapi saya juga merasa senang karena bisa belajar banyak dan berkontribusi lebih untuk acara ini," ujarnya dengan penuh syukur.
Karena gathering kali ini bertepatan dengan perayaan Imlek, ada persiapan khusus yang dilakukan. "Kami menambahkan beberapa unsur perayaan dalam acara ini, seperti dekorasi khas Imlek, sesi berbagi tentang makna Imlek, dan ada bingkisan khusus agar bisa menjadi momen kebersamaan bagi semua penerima bantuan," lanjut Rita.
Pagi itu, sejak pukul 09.30, satu per satu penerima bantuan mulai berdatangan. Langkah mereka ringan, senyum mereka merekah, seolah hati mereka tahu bahwa hari ini bukan hanya tentang menerima, tetapi juga tentang berbagi kebersamaan dan saling menguatkan dalam kasih. Setiap penerima bantuan yang hadir juga diberikan sebuah kartu ucapan Imlek yang berisikan kata perenungan Jing Si. Sekilas, kartu itu tampak sederhana, selembar kertas dengan desain merah dan emas yang dihiasi aksara penuh makna. Namun, di balik kesederhanaannya, ia menyimpan pesan yang mampu menginspirasi perjalanan hidup.
Refleksi dan Tekad dalam Kehidupan
Tepat pukul 09.45, suasana semakin syahdu ketika Auliani Gunawan mengajak para peserta menyelami filosofi Imlek. Ia menjelaskan bahwa dalam dialek Hokkien, Imlek berarti ‘penanggalan bulan’, sementara Sin Cia merujuk pada bulan pertama dalam kalender Lunar. Namun, lebih dari sekadar penanda waktu, Imlek adalah momen refleksi, pembaruan tekad, serta kesempatan untuk menebarkan kebajikan dan memperkuat keharmonisan dalam keluarga maupun masyarakat.
Lebih dari sekadar kebahagiaan dan keberuntungan, namun tentang semangat baru, harapan, dan kebajikan yang terus berkembang. Itulah makna mendalam yang disampaikan Auliani Gunawan dalam menjelaskan filosofi Imlek.
"Dalam ajaran Tzu Chi, kebahagiaan sejati bukan berasal dari apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang kita berikan. Imlek mengingatkan kita bahwa sebagaimana alam memberi tanpa pamrih, kita pun harus menumbuhkan hati yang penuh cinta kasih," ujar Auliani dengan lembut.
Ia juga menekankan bahwa kekayaan sejati bukanlah sekadar materi, melainkan kekayaan batin, yaitu memiliki kebijaksanaan, welas asih, serta kesempatan untuk berbagi. Memasuki tahun baru, kita diajak menjaga kesederhanaan, menumbuhkan kebaikan, dan menghayati ketulusan dalam setiap langkah. Sebab, dalam harmoni antara manusia, alam, dan sesama makhluk, tersimpan makna sejati dari kehidupan yang penuh welas asih.
Di sudut ruangan, beberapa peserta tampak mengangguk pelan, seolah menemukan resonansi dalam kata-kata yang disampaikan oleh Auliani. Di antara mereka, ibu dari seorang penerima bantuan bernama Riana menyeka sudut matanya, tersentuh oleh pesan yang mendalam.
Keharmonisan dalam Kebersamaan
Momen kebersamaan semakin kaya dengan pemutaran film inspiratif yang menggugah hati. Para peserta tak hanya sekadar menonton, tetapi juga merenungkan nilai-nilai kehidupan yang tersirat dalam kisah yang disampaikan. Tidak berhenti di sana, sesi kuis diadakan, mengundang tawa dan keceriaan, tetapi juga memperdalam pemahaman akan filosofi yang telah dibagikan.
Di bawah jari-jemari Shelvi yang menari di atas guzheng, lagu Xiaocheng gushi dan Ni zenme shuo mengalun indah dan menyentuh jiwa dengan harmoni yang memikat hati.
Harmoni semakin terasa saat denting lembut alat musik gu zheng mengalun di ruangan, dimainkan dengan penuh perasaan oleh Shelvi. Nada-nada yang mengalir membawa ketenangan, seolah mengajarkan bahwa kehidupan, seperti alunan musik, menjadi indah ketika selaras dan penuh keseimbangan.
Acara semakin bermakna dengan perayaan ulang tahun para penerima bantuan dan relawan yang lahir di bulan Februari. Dalam kehangatan doa bersama, celengan bambu dituangkan, setetes demi setetes kebajikan yang terkumpul dari ketulusan hati.
Dalam suasana Imlek yang penuh kebahagiaan, Vincent merayakan ulang tahun sederhana bersama Gan En Hu yang juga merayakan hari lahir di bulan yang sama.
Lampion Resolusi dan Kehangatan Berbagi
Sebelum bantuan dibagikan, sebuah momen istimewa pun digelar. Setiap peserta diberikan secarik kertas berbentuk lampion merah kecil. Di atasnya, mereka menuliskan harapan dan resolusi Imlek, seperti tekad untuk menjadi lebih baik, doa untuk keluarga, dan semangat untuk menjalani tahun yang baru dengan lebih bermakna. Setelah selesai, mereka menggantungkan kertas-kertas tersebut di sebuah pohon harapan yang telah disiapkan di tengah ruangan.
Saat lampion-lampion kecil itu bergantungan, suasana terasa begitu syahdu. Setiap harapan yang tertulis di sana bagaikan nyala cahaya kecil yang siap menerangi jalan di tahun yang baru.
Suasana semakin hangat saat doa bersama dipanjatkan, mengiringi harapan agar tahun yang baru membawa berkah dan ketulusan yang semakin kokoh. Saat itulah, kejutan manis hadir, di mana Cai Shen Ye tiba-tiba muncul membawa bingkisan. Wajah-wajah yang semula khusyuk seketika berubah ceria, tawa riang memenuhi ruangan.
Dengan penuh wibawa, Cai Shen Ye membagikan bingkisan sekaligus menghadirkan senyum dan kebahagiaan. Momen ini menjadi selingan manis sebelum pembagian bantuan dimulai, mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati lahir dari berbagi dan menyebarkan kebaikan.
Dengan sukacita yang menyinari wajah, Cai Shen Ye, yang diperankan oleh Indra, bersama Kim Hoa membagikan bingkisan Imlek kepada Gan En Hu.
Acara ditutup dengan ramah tamah yang penuh kehangatan. Seluruh relawan berkumpul bersama, berbagi cerita, tawa, dan kebahagiaan. Momen ini menunjukkan bahwa kebersamaan adalah kekuatan yang tak ternilai. Dalam kehangatan obrolan, mereka saling mendukung dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan.
Melalui acara ini, Tzu Chi kembali mengingatkan kita bahwa memberi bukan hanya tentang materi, tetapi juga tentang memberi hati, memberi senyum, memberi harapan. Karena dalam setiap tindakan kecil yang penuh cinta, kita membangun dunia yang lebih baik. Sebuah dunia yang dipenuhi kedamaian, kebahagiaan, dan kasih yang tak terhingga. Sebuah dunia yang akan terus berkembang melalui kebajikan yang kita bagikan kepada dunia.
Perjalanan Penerima Bantuan Menuju Impian
Di antara para penerima bantuan, ada sosok muda yang penuh semangat dan inspirasi, Ihda Muharomah. Seorang anak asuh Tzu Chi yang tak hanya berprestasi di sekolahnya, tetapi juga aktif mengikuti berbagai kegiatan komunitas HuAi Pluit Mas. Siswi SMP Islam Al Muttaqin, Kapuk Muara ini memiliki tekad besar untuk meraih masa depan yang lebih baik melalui pendidikan.
Bagi Ihda, bantuan biaya SPP dari Tzu Chi adalah berkah yang sangat berarti. "Aku sangat bersyukur dan senang sekali. Bantuan ini membuatku bisa terus sekolah tanpa khawatir. Aku ingin belajar lebih giat agar tidak mengecewakan orang-orang yang sudah membantuku."
Dengan penuh harap, Ihda Muharomah, anak asuh Tzu Chi, menggantungkan kertas resolusi berisi impian dan rencananya di tahun yang baru, menapaki jalan menuju masa depan yang lebih cerah.
Lebih dari sekadar meringankan beban ekonomi keluarga, bantuan ini menjadi dorongan besar bagi Ihda untuk terus berjuang meraih masa depan yang lebih baik. Sejak menjalin jodoh dengan Tzu Chi pada tahun 2022, Ihda tidak hanya mendapatkan dukungan biaya sekolah, tetapi juga menemukan keluarga baru yang selalu menyemangatinya. "Mereka memberikan semangat agar aku terus berusaha. Aku merasa dihargai dan diperhatikan, seperti punya keluarga besar yang selalu mendukung."
Perjalanan hidup Ihda penuh dengan tantangan. Sebelumnya, ia tinggal di rumah semi permanen di bawah kolong tol, sebuah lingkungan yang penuh keterbatasan. Suara kendaraan yang tak pernah berhenti, udara yang berdebu, serta ancaman banjir saat hujan deras menjadi bagian dari kesehariannya. Namun, keadaan mulai membaik setelah keluarganya pindah ke rumah kontrakan yang lebih layak di awal bulan Februari ini.
"Alhamdulillah, sekarang lebih nyaman dan lebih mudah untuk pergi ke sekolah. Dulu aku harus berjalan jauh, sekarang aku bisa lebih cepat sampai dan tidak terlalu lelah saat belajar," ujarnya dengan mata berbinar. Kepindahan ini membawa perubahan besar bagi Ihda. Kini, ia bisa lebih fokus dalam belajar tanpa harus terbebani perjalanan panjang yang melelahkan setiap harinya.
Pohon jeruk yang dipenuhi kertas resolusi merupakan simbol harapan dan impian yang digantungkan oleh para Gan En Hu dan anak asuh.
Tahun baru bagi Ihda bukan sekadar pergantian kalender, tetapi juga momen untuk menanam harapan dan tekad baru. “Aku ingin belajar lebih giat dan mendapatkan nilai bagus. Aku juga berharap bisa membanggakan orang tuaku dan suatu hari nanti bisa membantu mereka seperti mereka selalu membantuku,” katanya penuh harapan.
Dari pengalaman ini, Ihda belajar tentang arti kebaikan yang sesungguhnya. “Aku belajar bahwa ada banyak orang baik di dunia ini yang mau membantu tanpa mengharapkan balasan. Aku ingin bisa menjadi seperti mereka di masa depan,” ungkapnya dengan penuh tekad.
Seperti lampion yang menyala di tengah kegelapan, semoga harapan-harapan yang digantungkan hari ini menjadi cahaya yang membimbing langkah di tahun yang baru. Dan seperti Ihda yang terus berjuang menggapai impian, semoga semakin banyak anak-anak yang tumbuh dengan harapan dan semangat untuk menjadikan dunia lebih baik dengan cinta kasih.
Editor: Metta Wulandari