Bersama Melakukan Kebajikan
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand Yahya
|
| |
Dalam sambutannya, Hong Tjhin memperkenalkan 15 orang relawan Tzu Ci yang ikut hadir dalam acara Musda PTITD tersebut. Mereka dengan senyum ramah menyapa para peserta Musda. Selanjutnya Hong Tjhin menceritakan bagaimana Master Cheng Yen bertekad mendirikan yayasan kemanusiaan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan. Diceritakan dalam sejarah awalnya, Master Cheng Yen bersama dengan para muridnya datang menjenguk seorang muridnya yang dirawat di sebuah rumah sakit. Saat memasuki rumah sakit, Master Cheng Yen melihat bercak darah seorang ibu yang mengalami pendarahan namun karena tidak ada biaya jaminan ia batal berobat di sana. Hati Master Cheng Yen sangat sedih melihat nyawa manusia tidak dapat ditolong karena alasan ekonomi. Sejak peristiwa itu beliau bertekad untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan. Dengan mengumpulkan ibu-ibu rumah tangga, Master Cheng Yen mengajak untuk menyisihkan sebagian uang belanja mereka sebesar 50 sen setiap harinya. “Mengapa harus setiap hari?” tanya Hong Tjhin kepada para peserta yang hadir. “Kenapa tidak sebulan sekali saja langsung, umpamanya 600 ribu?” tanya Hong Tjhin kepada peserta. Batin kita harus dilatih setiap hari untuk berbuat kebajikan. “Ibaratnya seperti seorang atlet, mereka setiap hari harus selalu meregangkan otot-otot badannya, jika tidak akan terjadi kram pada ototnya. Begitu juga diri manusia, setiap hari kita harus berlatih kebajikan dengan berdana Rp 1.000 atau Rp 5.000 setiap harinya untuk melatih kebijaksanaan kita dan selalu ingat untuk membantu sesama,” ungkap Hong Tjhin.
Keterangan :
Organisasi Kemanusiaan yang Universal Selain itu Sayit, SH, S.Ag, MH Pembimbing Masyarakat Buddha dari Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah dalam sambutannya mengatakan, “Kita bisa mencontoh langsung kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, karena yayasan ini sudah terbukti berkiprah di misi kemanusiaan,” ungkapnya. Selain itu, Hong Tjhin juga menyampaikan bahwa Tzu Chi bukanlah organisasi keagamaan namun organisasi kemanusiaan. Di dalam Tzu Chi terdapat relawan dengan latar belakang agama yang berbeda-beda. “Saya akan memperkenalkan bahwa di Tzu Chi itu pengurus dan relawannya agamanya beragam, saya perkenalkan Adi shixiong yang beragama Katolik dan Abdul Muis shixiong yang beragama muslim,” ungkap Hong Tjhin. Pertemuan relawan dengan para peserta Musda PTITD se-Jawa tengah itu berlangsung dengan hangat dan penuh kekeluargaan. |
Artikel Terkait

Melihat, Mendengar, dan Bekerja dengan Sepenuh Hati
22 November 2013 Akhirnya tiba waktunya para Xiao Tai Yang (murid kelas budi pekerti) untuk belajar lagi budi pekerti di Kantor Yayasan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun. "Amitofo," salah satu dari siswa Budi Pekerti memberikan salam kepada semua relawan yang ada di dekat pintu.
Aksi Tanam Bakau DAAI TV dan Tzu Chi Medan
24 September 2013Setiap individu di dunia bertanggungjawab dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Tanggungjawab misi pelestarian lingkungan ini seolah menjadi sebuah kewajiban untuk ditanamkan sejak dini demi kelangsungan hidup.
Menyambut Penerima bantuan Layaknya Keluarga
20 Januari 2020Relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Medan Selatan mengundang para penerima bantuan pulang ke Depo Pelestarian Lingkungan Titi Kuning (5/1/2020). Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun untuk lebih mendekatkan penerima bantuan beserta keluarganya dengan Tzu Chi. Kepulangan para penerima bantuan ini selalu disambut hangat layaknya keluarga.