Bersama Menapak di Jalan Bodhisatwa
Jurnalis : Lisda (He Qi Utara 2), Fotografer : Bachtiar Loka, Joe SuatiRabu 9 Maret 2016, Tzu Chi komunitas Hu Ai Angke mengadakan acara gathering yang bertujuan untuk mempererat jalinan kekeluargaan, kerja sama, kekompakan, dan saling mengenal sesama relawan.
Rabu 9 Maret 2016, 65 relawan Tzu Chi komunitas Hu Ai Angke turut hadir meramaikan acara gathering relawan komunitas yang diadakan pertama kali di tahun 2016, setelah dibentuk susunan Fungsionaris periode 2016-2017. Acara yang diadakan di Gallery DAAI, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk ini bertujuan untuk mempererat jalinan kekeluargaan, kerja sama, kekompakan, dan saling mengenal sesama relawan.
“Di Hu Ai Angke saat ini mempunyai 3 Xie lie, maka setiap relawan harus senantiasa bersatu hati mengemban tugas dalam menjalankan setiap misi Tzu Chi hingga diperlukan adanya saling kerja sama, saling dukung, dan saling berkordinasi antarsesama relawan komunitas,” harap Efi, Ketua Hu Ai Angke. “Ibarat perahu, bila semakin banyak orang yang mendayung maka semakin cepat sampai tujuan,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut juga ditampilkan sebuah video tentang Master Cheng Yen. Tayangan video yang dihadirkan dalam acara gathering mengisahkan tentang Master Cheng Yen juga mempunyai perasaan yang sama dengan relawan lain dalam menjalankan tugas Tzu Chi. “Ada perasaaan lelah dan jenuh, namun melihat relawan yang begitu semangat datang kepadanya, membuat hati Master terbangkitkan,” jelas Efi.
Relawan dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 9-10 orang, mereka saling berbagi kisah mengenai sebelum dan sesudah menjadi relawan Tzu Chi.
Permainan games yang seru dan menarik, membuat semangat para relawan hingga akhir acara gathering.
Setelah sekilas video ditayangkan, para relawan membentuk kelompok yang terdiri dari 9-10 orang dan membahas bersama mengenai perasaan saat dan sebelum menjadi relawan Tzu Chi. Hasil bahasan dari tiap kelompok lalu dibagikan di hadapan para relawan.
Suhaeri, relawan komite mengungkapkan perasaannya bahwa, “Setelah di jalan Tzu Chi, saya merasa ada perubahan di dalam diri saya. di Tzu Chi, saya banyak melakukan perbuatan baik yang sebelumnya tidak saya lakukan.”
Di kelompok lain, Liwan memberi masukan, “Bila kita bertemu relawan yang sudah lama tidak berkegiatan sambutlah dengan kalimat, hen gao xing jian dao ni (senang bertemu Anda). Kalimat tersebut tentu membuat perasaan relawan lebih bahagia dari pada kita mengatakan kemana saja selama ini.”
Selanjutnya di kelompok lain ada Diana, relawan yang biasa ikut dalam tim Konsumsi Tzu Chi. Selain menjadi ibu rumah tangga, ia juga merupakan seorang nenek yang harus menjaga cucunya. Ia melakukan rutinitas hariannya dan menjadi relawan Tzu Chi dengan tanpa mengenal kata lelah. Mulai dari ke pasar untuk membeli bahan makanan, memotong sayur, hingga memasak, semua dikerjakan dengan sukacita. Hingga siang hari hidangan pun siap disajikan untuk para relawan yang selesai berkegiatan.
Acara gathering ditutup dengan bahasa isyarat tangan disertai lagu, “Senangnya Ada Kalian di Sini” dan “Satu Keluarga”.
Seiring waktu, usia boleh lanjut dan rambut pun boleh memutih. Tapi hati Diana selalu memyimpan semangat untuk bersumbangsih dan semangatnya semakin bertambah. Ia mendapat banyak tepuk tangan dan pujian dari para relawan karena masakannya enak dan lezat.