Bersama Mengemban Misi Pendidikan

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Hoon Tai Peng (Tzu Chi Pekanbaru)
 

foto
Metta shijie, Koordinator Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Pekanbaru, berbagi kisah sekelompok angsa yang terbang bersama kelompoknya dalam formasi berbentuk huruf "V".

Ujian semester kenaikan kelas sedang berlangsung dan semua orangtua sibuk mendampingi putra-putri mereka menghadapi ujian dengan berbagai persiapan agar mendapatkan nilai yang memuaskan. Orang tua dari anak-anak kelas budi pekerti, Dui Fu (Pendamping-red) dan relawan tim pendidikan yang juga selaku orang tua bagi anak-anaknya, semestinya tengah mendampingi anak-anak tercinta untuk menghadapi ujian semester maupun ujian akhir sekolah.

Hari ini tanggal 10 Juni 2012 tim pendidikan mengadakan dua gathering sekaligus dalam sehari, yakni gathering bersama Dui Fu dan gathering bersama orang tua. Gathering Dui Fu dimulai terlebih dahulu pada pukul 10 pagi. Kurang lebih ada 23 Dui Fu dari 3 kelas budi pekerti (Xiao Tai Yang, Er Tong Ban, Tzu Shao) yang ikut serta didalam acara ini. Peranan Dui Fu di dalam kelas budi pekerti sangatlah penting. Seperti yang dikemukakan oleh Metta Shijie (Koordinator Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Pekanbaru) melalui presentasi kisah sekelompok angsa yang terbang bersama kelompoknya dalam formasi berbentuk huruf "V". Kisah ini menginspirasi kita bahwa ketika kita bekerja secara tim, dan bergerak ke arah tujuan yang sama, membuat kita mencapai tujuan lebih cepat dan lebih ringan. Jika kita kompak dan saling mendukung, dan kita dapat menjiwai makna kerjasama yang baik, melepaskan perbedaan masing-masing maka kita akan selalu dapat mengatasi rintangan dan membentuk satu tim yang solid.

Setiap Kesempatan Dimanfaatkan untuk Menginformasikan Kebajikan
Kui Lan Shijie, seorang ibu rumah tangga yang fasih berbahasa mandarin ini sangat suka menonton Da Ai TV Taiwan. Tayangan-tayangan di Da Ai TV telah menyentuh sanubarinya bahwa Tzu Chi adalah sebuah yayasan yang sangat baik. Sebuah yayasan yang berlandaskan cinta kasih universal. Sehingga menumbuhkan tekad kuat di dalam hati untuk bersumbangsih jika Tzu Chi juga ada di Pekanbaru. Kui Lan Shijie sempat mendapatkan informasi bahwa Tzu Chi memang telah ada di Pekanbaru dan terletak di dalam sebuah Mal. Namun pada waktu itu jalinan jodoh belum tiba, Kui Lan Shijie belum dapat menemukan kantor penghubung ini.

Kemudian pada suatu hari, seperti ibu-ibu lainnya yang juga sesekali keluar bersama teman-teman, Kui Lan Shijie bersama teman-temannya berbelanja ke pasar. Saat itu mereka singgah ke sebuah toko perbelanjaan. Teman-temannya yang tengah sibuk berbelanja, Kui Lan Shijie duduk sendiri di sebuah kursi. Tak lama, beliau dihampiri oleh pemilik toko. Nah, saat itu pemilik toko langsung menceritakan kepada Kui Lan Shijie bahwa di Tzu Chi Pekanbaru sedang membuka kelas budi pekerti untuk anak-anak. Kui Lan Shijie cukup kaget dengan informasi ini karena sudah lama sekali beliau mencari-cari alamat kantor Tzu Chi Pekanbaru.

foto  foto

Keterangan :

  • Kui lan Shijie berbagi kisah awalnya berjodoh dengan Tzu Chi Pekanbaru. Ia juga dengan penuh suka cita memperkenalkan Dui Fu kelas Er Tong Ban (kiri)
  • Semua orang tua yang hadir, dengan seksama mendengarkan materi yang disampaikan oleh relawan dari tim pendidikan (kanan)

Saat itu Kui Lan Shijie dengan buru-buru langsung meminta temannya untuk menghantarkannya ke alamat yang tadi telah diberikan oleh pemilik toko. "Teman saya bilang saya udah gila ya… Begitu diberitahu bahwa Tzu Chi ada di Pekanbaru dan membuka kelas budi pekerti, tentu saya sangat gembira sekali. Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk segera menemukan kantor Tzu Chi. Dan akhirnya saya pun menemukannya dan mendaftarkan putra dan putri saya untuk mengikuti kelas budi pekerti," ucapnya. Dengan penuh semangat Kui Lan Shijie menceritakan kisah awalnya dapat berjodoh dengan Tzu Chi Pekanbaru. Seiring berjalannya waktu, Kui Lan Shijie pun aktif dalam kegiatan-kegiatan dan akhirnya ikut bersumbangsih di dalam barisan tim pendidikan. Kui Lan Shijie pun diberi kepercayaan untuk mengkoordinir kelas budi pekerti Er Tong Ban. Pemilik toko tersebut juga merupakan salah satu Bodhisatwa Tzu Chi Pekanbaru yang bernama Nani Shijie. Dan suami Nani Shijie inilah yang saat itu berada di toko, menyampaikan informasi Tzu Chi kepada Kui Lan Shijie.

Pendidikan dimulai sejak kecil. Karena pendidikan akan membawa harapan bagi dunia. Di dalam pendidikan kita mengemban tanggung jawab misi. Namun tidak perlu merasa takut atau bimbang. Karena misi ini tidak diemban sendiri. Namun oleh satu tim, tim pendidikan Tzu Chi.

Tzu Chi telah menyediakan sebuah wadah untuk membentuk anak-anak berbudi pekerti luhur. Namun hal ini tentu tidak dapat diwujudkan, tanpa adanya kontribusi orang tua untuk membantu membawa pesan-pesan pendidikan di dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar inilah, tim pendidikan Tzu Chi Pekanbaru juga mengundang orang tua dari anak-anak kelas budi pekerti untuk ikut serta dalam acara gathering orang tua. Melihat orang tua yang cukup antusias mendengarkan bahan-bahan yang disampaikan seolah memberi sinyal positif bagi tim pendidikan. Pendidikan bagaikan sebuah simbol segitiga. Yang jika hendak berdiri kokoh maka harus memiliki tiga unsur pokok yaitu murid, guru dan orang tua. Menerapkan 'Ren I Ko (HE)' seiya sekata antara orang tua, guru dan murid.

Mendukung Sepenuhnya Keinginan Positif
Cindy, Michelle, dan Celine adalah tiga bersaudara yang merasa memperoleh nilai-nilai luhur kehidupan di dunia Tzu Chi sehingga membuat mereka secara rutin mengikuti kelas kata perenungan setiap hari sabtu malam. Tidak seperti anak-anak lainnya yang mungkin lebih memilih jalan-jalan di malam minggu. Keinginan positif ini tentu didukung sepenuhnya oleh Ibundanya, Debora Shijie. Walaupun baru akan mengikuti kelas budi pekerti di bulan Juli 2012 mendatang, namun Cindy, Michelle dan Celine telah bersumbangsih untuk Tzu Chi melalui pembabaran isyarat tangan di perayaan hari Ibu lalu beserta anak-anak kelas budi pekerti lainnya.

foto  foto

Keterangan :

  • Papa dari seorang Bodhisatwa cilik, Jocelyn, yaitu Akiong Shixiong bercerita bahwa anaknya banyak memperlihatkan perubahan positif (kiri)
  • Debora Shijie mengakui bahwa ketiga anaknya begitu tekun mengikuti kelas kata perenungan atas dasar keinginan sendiri. Sebagai orang tua, ia tentu akan mendukung penuh keinginan yang bajik ini (kanan)

Dampak Positif Bagi Orang Tua
Selama setahun perjalanan kelas budi pekerti Tzu Chi, ada seorang papa yang nyaris tidak pernah absen ikut mendampingi anaknya. Dengan turut serta melihat langsung pembelajaran yang diterima oleh anak-anak, secara tidak langsung juga memperkaya lahan batin kita sendiri. Papa tersebut bernama Akiong shixiong. Selain putrinya, Jocelyn, yang telah banyak memperlihatkan perubahan positif, Akiong shixiong juga merasakan ikut berubah menjadi pribadi yang lebih tenang yang dapat mengontrol emosi.

Arnes Shijie salah seorang Bodhisatwa dari tim pendidikan, yang dipercayakan untuk mengkoordinir kelas Xiao Tai Yang juga berbagi kisah yang mengharukan bagi orang tua. "Satu hal yang saya sangat gan en…. Mutiara, anak saya, di ulang tahunnya tahun ini yang jatuh pada bulan Mei, dia tidak meminta kado ulang tahun malah hadiah ulang tahun yang diminta adalah mencucikan kaki mama sebagai ungkapan terima kasih atas jasa mama membesarkan Mutiara. Saya sangat terharu dengan niat tulus Mutiara. Saya lalu membawanya ke vihara untuk berdoa. Berterimakasih kepada Tuhan karena telah memberinya kesempatan untuk lahir ke dunia. Berterimakasih kepada orang tua karena orang tua adalah tempat Tuhan menitipkan Mutiara. Oleh sebab itu Mutiara harus gan en sama semuanya. Dana hadiah ulang tahun saya sumbangkan ke Vihara sambil mendidik Mutiara untuk selalu menanamkan berkah kebajikan. Ketika pulang ke rumah, dia langsung mencuci kaki saya. Melihat hal ini, saya sungguh terharu," tuturnya.

Apa yang mutiara lakukan adalah terinspirasi kata Perenungan Master Cheng Yen, "Ibu kita menderita sangat hebat di hari kita dilahirkan. Karena itu, kita harus melakukan hal yang berguna bagi masyarakat untuk membalas budi baik orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita." Untuk tahun ajaran 2012/2013 kelas budi pekerti Tzu Chi menerima sebanyak 28 murid untuk kelas Xiao Tai Yang dengan 4 Dui Fu, 88 murid Er Tong Ban dengan 16 Dui Fu, dan 71 murid Tzu Shao dengan 16 Dui Fu.

 

 
 

Artikel Terkait

Kado yang Indah

Kado yang Indah

28 Februari 2014 Rumah yang sehari-harinya dipakai sebagai rumah makan ini sejak 2 hari lalu (27 – 28 Februari 2014) menjadi dapur umum bagi relawan Tzu Chi memasak untuk makan siang warga Tikala Baru yang terlibat dalam Program Solidaritas dan Kerja Bakti.
Makin Mantap Menjalankan Misi Pendidikan

Makin Mantap Menjalankan Misi Pendidikan

30 April 2019

Di tahun 2019 ini, relawan Tzu Chi Indonesia di Misi Pendidikan bertekad untuk meningkatkan wawasan tentang anak bagi para relawan pendamping. Relawan juga bertekad untuk lebih kompak supaya dapat melaksanakan Misi Pendidikan lebih baik lagi.

Memanfaatkan Waktu Dengan Sebaik-baiknya

Memanfaatkan Waktu Dengan Sebaik-baiknya

10 Oktober 2019

Hari Minggu 22 September bertempat di Kantor Penghubung Yayasan Buddha Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, sebanyak 59 relawan telah berkumpul untuk mengikuti Pelatihan Relawan Abu Putih.

Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -